34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Penerbangan Tambahan Capai 74 Persen

Beberapa pesawat parkir di Bandara Udara Achmad Yani Semarang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemantauan arus penerbangan Natal 2017 dan Tahun Baru (Nataru) 2018 oleh Pos Koordinasi Direktorat Jenderal Perhubungan memasuki hari-hari akhir.

Hingga H+4 atau Jumat, 4 Januari 2018, arus penumpang penerbangan Nataru 2017/2018 secara total mengalami kenaikan yang signifikan. Hal tersebut berimbas pada penerbangan tambahan (extra flight) yang juga terealisasi sangat tinggi.

Dari pemantauan Posko Ditjen Perhubungan Udara, hingga H+4, extra flight penerbangan domestik terealisasi 74,55 persen, yaitu 779 penerbangan dari 1.045 penerbangan ekstra yang direncanakan.

Sedangkan untuk extra flight penerbangan internasional terealisasi 98,61 persen, yaitu 71 penerbangan ekstra yang terealisasi dari 72 penerbangan ekstra yang direncanakan.

Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menyambut baik realisasi extra flight yang tinggi tersebut selama masa Nataru.

“Hal ini menandakan penyelenggaraan penerbangan ternyata juga bisa dilakukan di waktu-waktu yang dianggap tidak favorit dan tetap diminati penumpang. Jika hal tersebut bisa tetap dilaksanakan di luar waktu peak season, tentu bisa mengurangi beban operasional bandara pada jam-jam sibuk. Dengan demikian keselamatan penerbangan juga bisa semakin ditingkatkan,” tutur Agus.

“Extra Flight itu dilakukan di jam-jam yang dianggap tidak favorit bagi penumpang, seperti di siang tengah hari atau malam dini hari dan ternyata tetap diminati, terlepas bahwa saat ini adalah peak season. Jika penerbangan di waktu-waktu tersebut juga dilaksanakan di luar peak season oleh maskapai penerbangan, tentu slot penerbangan akan bisa disebar lebih merata,” imbuhnya.

Dengan begitu, beban kerja pengatur penerbangan juga bisa lebih diratakan dan lebih ringan karena konsentrasi pengontrolan bisa diratakan. Hal tersebut untuk lebih meningkatkan keselamatan penerbangan.

“Operasional extra flight saat peak season sangat bagus untuk dijadikan bahan pelajaran bagi para penyelenggara penerbangan dan masyarakat untuk lebih bisa mengatur waktu penerbangan, sehingga lebih merata setiap harinya. Dengan begitu keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan juga bisa lebih ditingkatkan,” tandas Agus.(chi/jpnn/ala)

 

Beberapa pesawat parkir di Bandara Udara Achmad Yani Semarang.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemantauan arus penerbangan Natal 2017 dan Tahun Baru (Nataru) 2018 oleh Pos Koordinasi Direktorat Jenderal Perhubungan memasuki hari-hari akhir.

Hingga H+4 atau Jumat, 4 Januari 2018, arus penumpang penerbangan Nataru 2017/2018 secara total mengalami kenaikan yang signifikan. Hal tersebut berimbas pada penerbangan tambahan (extra flight) yang juga terealisasi sangat tinggi.

Dari pemantauan Posko Ditjen Perhubungan Udara, hingga H+4, extra flight penerbangan domestik terealisasi 74,55 persen, yaitu 779 penerbangan dari 1.045 penerbangan ekstra yang direncanakan.

Sedangkan untuk extra flight penerbangan internasional terealisasi 98,61 persen, yaitu 71 penerbangan ekstra yang terealisasi dari 72 penerbangan ekstra yang direncanakan.

Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menyambut baik realisasi extra flight yang tinggi tersebut selama masa Nataru.

“Hal ini menandakan penyelenggaraan penerbangan ternyata juga bisa dilakukan di waktu-waktu yang dianggap tidak favorit dan tetap diminati penumpang. Jika hal tersebut bisa tetap dilaksanakan di luar waktu peak season, tentu bisa mengurangi beban operasional bandara pada jam-jam sibuk. Dengan demikian keselamatan penerbangan juga bisa semakin ditingkatkan,” tutur Agus.

“Extra Flight itu dilakukan di jam-jam yang dianggap tidak favorit bagi penumpang, seperti di siang tengah hari atau malam dini hari dan ternyata tetap diminati, terlepas bahwa saat ini adalah peak season. Jika penerbangan di waktu-waktu tersebut juga dilaksanakan di luar peak season oleh maskapai penerbangan, tentu slot penerbangan akan bisa disebar lebih merata,” imbuhnya.

Dengan begitu, beban kerja pengatur penerbangan juga bisa lebih diratakan dan lebih ringan karena konsentrasi pengontrolan bisa diratakan. Hal tersebut untuk lebih meningkatkan keselamatan penerbangan.

“Operasional extra flight saat peak season sangat bagus untuk dijadikan bahan pelajaran bagi para penyelenggara penerbangan dan masyarakat untuk lebih bisa mengatur waktu penerbangan, sehingga lebih merata setiap harinya. Dengan begitu keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan juga bisa lebih ditingkatkan,” tandas Agus.(chi/jpnn/ala)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/