Ibnu juga mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang berpartisipasi di acara VITM 2017. Kata Ibnu, ini merupakan pameran kedua yang dilakukanKemenpar di Vietnam.
“Dan peningkatannya sangat drastis, pameran tahun lalu masih swadaya KBRI dan industri kami cari di lokal industri, namun sekarang sudah didukungKemenpar dengan Booth yang bagus dan megah seperti ini serta dengan industri yang profesional. Bagi kami ini kebanggaan sebuah bangsa karena juga pameran ini diikuti oleh beberapa negara, dan terlihat di sini kita bangsa yang besar,” ujar pria yang murah senyum itu.
Booth Indonesia memang paling seksi. Tampil dengan kapal phinisi, booth Indonesia terlihat paling besar dan unik.
Di sisi depan, gambar destinasi Bali menjadi wajah pameran. Tulisan besar Indonesia terpampang indah dan gagah. Sisi belakangnya, ada gambar destinasi prioritas Borobudur.
Untuk memperkuat bentuk pameran, Kemenpar membangun paviliun seluas 54 sqm (6 booth) dengan mengangkat tema 10 destinasi prioritas dengan terpampang gambar digital keindahan alam Indonesia.
Peserta yang bergabung di paviliun Indonesia terdiri dari 12 industri pariwisata Indonesia dan Pemerintah daerah yaitu: Bali (4), D.I Yogyakarta (4), DKI Jakarta (1), Dinas Pariwisata Prov. Yogyakarta (1), dan local agent Vietnam (2) yang menjual paket-paket wisata ke Indonesia, komposisi tersebut terdiri dari TA/TO anggota ASITA, industri Akomodasi, dan DMO untuk melakukan pelayanan informasi, promosi produk dan destinasi. (jpnn/ram)