29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Ini 4 Saran KPPU Menurunkan Harga Daging Sapi

Menurutnya, masih melambung harga daging sapi ini salah satu penyebabnya karena harga di tingkat feedloter (pengusaha penggemukan sapi) itu juga masih tinggi. Biasanya, difeedloter Rp43 ribu dan sampai ke tangan RPH dikalikan dua, berarti Rp86 ribu. Lalu, ditambah Rp20 ribu untuk membersihkan tulang-tulang hingga menjadi daging seutuhnya. Sehingga, harga dari RPH ke retailer menjadi Rp106 ribu per Kg.

Sampai di retailer, lanjutnya, daging itu dibersihkan lagi dan dipotong kecil-kecil serta lemaknya dibuang. Kemudian terjadi penyusutan dan harga naik sekitar Rp10 ribu. Karena itu, harga kembali berubah dan dijual kepada konsumen menjadi Rp116 ribu hingga Rp120 ribu.

“Keinginan Pak Jokowi agar daging sapi di Indonesia mencapai Rp80 ribu per Kg, bisa saja dicapai. Dalam jangka pendek, yang bisa dilakukan adalah impor daging beku dari Australia. Karena, harganya dari sana sekitar Rp65 ribu hingga Rp70 ribu per Kg. Lalu dijual di daerah Indonesia Rp80 ribu, yang tentunya masih untung. Dengan begitu, ini akan efektif akan menurunkan harga daging sapi kalau kita impornya daging beku,” kata Syarkawi.

Ia melanjutkan, tak hanya daging beku, opsi lainnya adalah daging segar untuk menurunkan harga tersebut. Asalkan, harga di feedloter didorong menjadi Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per Kg hidup daging sapinya. Artinya, harga Rp80 ribu itu bisa saja dicapai dengan catatan feedloter menurunkan harga. Oleh karenanya, kalau feedloter menurunkan harga tentunya harus siap komponen lainnya juga ikut turun.

“Tahun lalu, kita telah menghukum 32 importir daging sapi ke Indonesia. Karena, mereka kita duga menahan-nahan pasokan sapi siap potong dari feedloter ke RPH. Artinya, mereka tidak memasok ke RPH. Biasanya 30 ekor per hari menjadi 8 ekor. Akibatnya, waktu itu harga melambung menjadi Rp140 ribu per Kg,” pungkasnya. (fas/jpnn)

Menurutnya, masih melambung harga daging sapi ini salah satu penyebabnya karena harga di tingkat feedloter (pengusaha penggemukan sapi) itu juga masih tinggi. Biasanya, difeedloter Rp43 ribu dan sampai ke tangan RPH dikalikan dua, berarti Rp86 ribu. Lalu, ditambah Rp20 ribu untuk membersihkan tulang-tulang hingga menjadi daging seutuhnya. Sehingga, harga dari RPH ke retailer menjadi Rp106 ribu per Kg.

Sampai di retailer, lanjutnya, daging itu dibersihkan lagi dan dipotong kecil-kecil serta lemaknya dibuang. Kemudian terjadi penyusutan dan harga naik sekitar Rp10 ribu. Karena itu, harga kembali berubah dan dijual kepada konsumen menjadi Rp116 ribu hingga Rp120 ribu.

“Keinginan Pak Jokowi agar daging sapi di Indonesia mencapai Rp80 ribu per Kg, bisa saja dicapai. Dalam jangka pendek, yang bisa dilakukan adalah impor daging beku dari Australia. Karena, harganya dari sana sekitar Rp65 ribu hingga Rp70 ribu per Kg. Lalu dijual di daerah Indonesia Rp80 ribu, yang tentunya masih untung. Dengan begitu, ini akan efektif akan menurunkan harga daging sapi kalau kita impornya daging beku,” kata Syarkawi.

Ia melanjutkan, tak hanya daging beku, opsi lainnya adalah daging segar untuk menurunkan harga tersebut. Asalkan, harga di feedloter didorong menjadi Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per Kg hidup daging sapinya. Artinya, harga Rp80 ribu itu bisa saja dicapai dengan catatan feedloter menurunkan harga. Oleh karenanya, kalau feedloter menurunkan harga tentunya harus siap komponen lainnya juga ikut turun.

“Tahun lalu, kita telah menghukum 32 importir daging sapi ke Indonesia. Karena, mereka kita duga menahan-nahan pasokan sapi siap potong dari feedloter ke RPH. Artinya, mereka tidak memasok ke RPH. Biasanya 30 ekor per hari menjadi 8 ekor. Akibatnya, waktu itu harga melambung menjadi Rp140 ribu per Kg,” pungkasnya. (fas/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/