27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Eksportir Kopi Indonesia Masih Sedikit

Petani menunjukkan biji kopi yang telah dipanen, beberapa waktu lalu.

KAIRO, SUMUTPOS.CO – Meski jadi komoditas primadona di Mesir, eksportir kopi Indonesia belum menjadikan negara Timur Tengah ini sebagai sasaran produksinya. Pebisnis kopi asal Mesir, Khaled Hamdy Fauzy mengaku sangat sulit mencari eksportir kopi asli Indonesia.

“Masih sulit mencari eksportir kopi Indonesia yang memang benar-benar orang Indonesia,” keluh pebisnis kopi asal Mesir, Khaled Hamdy saat bertemu Dubes Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzy, di Kairo, (9/7).

Hamdy mengungkapkan ini dalam pertemuan yang diselenggarakan KBRI Mesir saat penjaringan kandidat Primaduta Award 2018. Primaduta Award adalah penghargaan dari Presiden Joko Widodo bagi buyer yang memiliki loyalitas, komitmen, dan kinerja dalam meningkatkan volume ekspor Indonesia ke Luar negeri.

Primaduta award akan diberikan pada acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 yang akan digelar di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, pada 24-28 Oktober mendatang. Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Atase Perdagangan KBRI Kairo, Burman Rahman.

Lebih lanjut, Hamdy menjelaskan banyak pemain kopi Indonesia justru tidak berasal dari nusantara. Bahkan, sebagian di antaranya justru berasal dari Singapura. “Angka impor kopi Mesir dari Indonesia sebenarnya jauh lebih besar dari nilai aslinya karena banyak penampung-penampung kopi justru dimainkan negara lain seperti Singapura,” jelas Hamdy.

Menurutnya, banyak petani kopi Indonesia tidak familiar mengenai seluk beluk bisnis internasional. Kondisi ini dimanfaatkan oleh eksportir yang notabene adalah broker-broker asing. Alhasil, sekalipun komoditas kopi menjadi primadona, kondisi ini tidak berdampak banyak bagi tumbuhnya pengusaha kopi asal Indonesia.

“Para petani membutuhkan uang tapi tidak tahu cara menjaga kualitas kopi, sementara eksporter kuasai bisnis dan pandai menjaga kualitas kopi,” kata peraih Primaduta Award 2017 ini.

Petani menunjukkan biji kopi yang telah dipanen, beberapa waktu lalu.

KAIRO, SUMUTPOS.CO – Meski jadi komoditas primadona di Mesir, eksportir kopi Indonesia belum menjadikan negara Timur Tengah ini sebagai sasaran produksinya. Pebisnis kopi asal Mesir, Khaled Hamdy Fauzy mengaku sangat sulit mencari eksportir kopi asli Indonesia.

“Masih sulit mencari eksportir kopi Indonesia yang memang benar-benar orang Indonesia,” keluh pebisnis kopi asal Mesir, Khaled Hamdy saat bertemu Dubes Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzy, di Kairo, (9/7).

Hamdy mengungkapkan ini dalam pertemuan yang diselenggarakan KBRI Mesir saat penjaringan kandidat Primaduta Award 2018. Primaduta Award adalah penghargaan dari Presiden Joko Widodo bagi buyer yang memiliki loyalitas, komitmen, dan kinerja dalam meningkatkan volume ekspor Indonesia ke Luar negeri.

Primaduta award akan diberikan pada acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 yang akan digelar di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, pada 24-28 Oktober mendatang. Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Atase Perdagangan KBRI Kairo, Burman Rahman.

Lebih lanjut, Hamdy menjelaskan banyak pemain kopi Indonesia justru tidak berasal dari nusantara. Bahkan, sebagian di antaranya justru berasal dari Singapura. “Angka impor kopi Mesir dari Indonesia sebenarnya jauh lebih besar dari nilai aslinya karena banyak penampung-penampung kopi justru dimainkan negara lain seperti Singapura,” jelas Hamdy.

Menurutnya, banyak petani kopi Indonesia tidak familiar mengenai seluk beluk bisnis internasional. Kondisi ini dimanfaatkan oleh eksportir yang notabene adalah broker-broker asing. Alhasil, sekalipun komoditas kopi menjadi primadona, kondisi ini tidak berdampak banyak bagi tumbuhnya pengusaha kopi asal Indonesia.

“Para petani membutuhkan uang tapi tidak tahu cara menjaga kualitas kopi, sementara eksporter kuasai bisnis dan pandai menjaga kualitas kopi,” kata peraih Primaduta Award 2017 ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/