25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Di Tebing, Gas Melon Dijual Rp25 Ribu per Tabung

Foto: Idris/Sumut Pos
Gas 3 kg mulai langka di Medan, Binjai, dan Tebingtinggi.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Gas elpiji 3 kg semakin langka di Kota Tebingtinggi tersebut. Bahkan, harga di pengecer tembus di angka Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per tabung. Untuk mendapatkan gas melon tersebut, masyarakat harus mencari ke sejumlah warung dan agen pengecer.

Kabag ADM Perekonomian dan Pembangunan Kota Tebingtinggi, Zahidin sebelumnya mengaku sudah memanggil agen penjualan gas 3 kg se-Kota Tebingtinggi untuk mempertanyakan, apa yang menjadi penyebab kelangkaan gas ukuran 3 kg ini. Zahidin menjelaskan, memang ada keterlambatan dari pihak Pertamina dan aksi memborong warga karena khawatir tak kebagian gas.

Menurut Zahidin, sebelumnya Pemko Tebingtinggi melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kota Tebingtinggi telah menyurati pihak Pertamina untuk menambah kuota yang sebelumnya telah ditetapkan. “Bila kelangkaan gas ukuran LPG 3 kg terus terjadi, pihak Pemko Tebingtinggi bersama para agen akan melakukan operasi pasar gas ukuran 3 Kg,” jelasnya.

Menyikapi kelangkaan gas elpiji 3 kg di Sumut, Anggota DPRD Sumut dari PKPI, Juliski Simorangkir meminta Pertamina tidak tutup mata. Kelangkaan ini, dia bilang, terjadi menyeluruh hampir di seluruh Provinsi Sumut. “Saat reses masyarakat mengeluhkan hal tersebut. Tabung gas 3 kg yang merupakan subsidi pemerintah berlakangan ini sudah menghilang, karena tidak hanya di kedai-kedai atau kios, tapi juga di pangkalan gas juga tidak lagi terlihat,” katanya.

Apabila tabung gas tersedia, dia bilang, harganya secara otomatis melonjak tinggi dengan estimasi harga Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per tabung. Kondisi ini sangat memperihatinkan, karena yang banyak menggunakan gas 3 kg warga khusunyaa pedagang kecil yang menggunakan tabung bersubsidi itu,” akunya.

Anggota DPRD Sumut lainnya Baskami Ginting menambahkan, keluarga dengan ekonomi lemah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. “Ibu rumah tangga terancam tidak bisa memasak untuk kebutuhan keluarga, karena saat ini tidak mungkin lagi masyarakat memasak menggunakan kayu api. Sebab gas yang tersedia di kedai-kedai maupun pangkalan/agen gas gas elpiji berisi 5 kg (Brigh) dan 12 kg dengan harga cukup mahal antara Rp60.000 – Rp150.000 per tabung,” jelasnya.

Kata dia, tabung gas 5 kg yang disediakan sebagai pengganti gas 3 kg juga sulit dijangkau oleh masyarakat karena harganya yang cukup tinggi. “Mana mungkin, para ibu-ibu harus menukar dengan gas 5 kg, karena yang dibeli bukan hanya gas tapi juga harus beli tabung yang harganya cukup mahal. Untuk tabung gas 3 kg saja harganya Rp150 ribu per tabung. Kalau tabung 5 kg bisa dibayangkan harganya. Kecuali pemerintah memberikan tabung 5 kg cuma-cuma,” imbuhnya. (Ian)

Foto: Idris/Sumut Pos
Gas 3 kg mulai langka di Medan, Binjai, dan Tebingtinggi.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Gas elpiji 3 kg semakin langka di Kota Tebingtinggi tersebut. Bahkan, harga di pengecer tembus di angka Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per tabung. Untuk mendapatkan gas melon tersebut, masyarakat harus mencari ke sejumlah warung dan agen pengecer.

Kabag ADM Perekonomian dan Pembangunan Kota Tebingtinggi, Zahidin sebelumnya mengaku sudah memanggil agen penjualan gas 3 kg se-Kota Tebingtinggi untuk mempertanyakan, apa yang menjadi penyebab kelangkaan gas ukuran 3 kg ini. Zahidin menjelaskan, memang ada keterlambatan dari pihak Pertamina dan aksi memborong warga karena khawatir tak kebagian gas.

Menurut Zahidin, sebelumnya Pemko Tebingtinggi melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kota Tebingtinggi telah menyurati pihak Pertamina untuk menambah kuota yang sebelumnya telah ditetapkan. “Bila kelangkaan gas ukuran LPG 3 kg terus terjadi, pihak Pemko Tebingtinggi bersama para agen akan melakukan operasi pasar gas ukuran 3 Kg,” jelasnya.

Menyikapi kelangkaan gas elpiji 3 kg di Sumut, Anggota DPRD Sumut dari PKPI, Juliski Simorangkir meminta Pertamina tidak tutup mata. Kelangkaan ini, dia bilang, terjadi menyeluruh hampir di seluruh Provinsi Sumut. “Saat reses masyarakat mengeluhkan hal tersebut. Tabung gas 3 kg yang merupakan subsidi pemerintah berlakangan ini sudah menghilang, karena tidak hanya di kedai-kedai atau kios, tapi juga di pangkalan gas juga tidak lagi terlihat,” katanya.

Apabila tabung gas tersedia, dia bilang, harganya secara otomatis melonjak tinggi dengan estimasi harga Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per tabung. Kondisi ini sangat memperihatinkan, karena yang banyak menggunakan gas 3 kg warga khusunyaa pedagang kecil yang menggunakan tabung bersubsidi itu,” akunya.

Anggota DPRD Sumut lainnya Baskami Ginting menambahkan, keluarga dengan ekonomi lemah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. “Ibu rumah tangga terancam tidak bisa memasak untuk kebutuhan keluarga, karena saat ini tidak mungkin lagi masyarakat memasak menggunakan kayu api. Sebab gas yang tersedia di kedai-kedai maupun pangkalan/agen gas gas elpiji berisi 5 kg (Brigh) dan 12 kg dengan harga cukup mahal antara Rp60.000 – Rp150.000 per tabung,” jelasnya.

Kata dia, tabung gas 5 kg yang disediakan sebagai pengganti gas 3 kg juga sulit dijangkau oleh masyarakat karena harganya yang cukup tinggi. “Mana mungkin, para ibu-ibu harus menukar dengan gas 5 kg, karena yang dibeli bukan hanya gas tapi juga harus beli tabung yang harganya cukup mahal. Untuk tabung gas 3 kg saja harganya Rp150 ribu per tabung. Kalau tabung 5 kg bisa dibayangkan harganya. Kecuali pemerintah memberikan tabung 5 kg cuma-cuma,” imbuhnya. (Ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/