26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Distribusi Gas 3 Kg di Medan Aman, Hanya Harganya Naik

Foto: Dok SUMUT POS
Sejumlah petugas Kepolisian menurunkan ratusan tabung gas elpiji 3 kg dari truk pengangkut, sementara ratusan warga mengantri untuk mendapatkan gas elpiji tersebut di Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan mengklaim, distribusi gas elpiji 3 kg masih aman di Kota Medan. Untuk itu Pemko belum akan mengambil kebijakan terhadap pembatasan pemakaian gas melon tersebut, terlebih meminta para PNS beralih ke elpiji 5,5 kg.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, Syarif Armansyah Lubis mengatakan, pihaknya pada pekan lalu sebenarnya sudah memanggil PT Pertamina guna mengklarifikasi soal kelangkaan gas elpiji 3 kg. Namun sayang perusahaan plat merah itu tidak memenuhi undangan pihaknya sampai hari ini. “Kita akan menjadwal ulang untuk mengundang mereka,” katanya kepada Sumut Pos, Selasa (10/10).

Klarifikasi selanjutnya kata pria yang akrab disapa Bob itu, terkait informasi distribusi gas 3 kg dari Kota Medan ke Kabupaten Langkat. Informasi dimaksud pihaknya terima dari dua manajemen Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) di Medan, yang sebelumnya telah mereka undang.

“Nah ini yang belum kita dapat dari Pertamina. Menurut pengamatan kita, gas 3 kg ini juga tidak langka. Hanya harga pasarannya yang tinggi. Di mana sampai Rp20 ribu per tabung. Informasi penting lainnya soal distribusi dari Medan ke luar daerah seperti Langkat,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, berdasar pengakuan pihak SPBE kepada pihaknya bahwa banyak ada satu desa atau kampung di Langkat yang kerja masyarakatnya mengoplos gas 3 kg ke gas elpiji 12 kg. “Saya sampaikan juga kenapa itu tidak ditindak? Mereka (pihak SPBE) bilang, ‘bisa dikejar orang se kampunglah kami pak’. Mereka jual Rp120 ribu sampai Rp130 ribu untuk 12 kilo, sementara di pasaran Rp140 ribu sampai Rp150 ribu harganya,” katanya.

Soal peralihan dari gas elpiji 3 kg ke gas elpiji 5,5 kg yang marak diwacanakan saat ini, Bob menegaskan bahwa hal tersebut belum berlaku secara menyeluruh. Bahkan diakuinya sampai sekarang pihaknya belum mendengar ada kebijakan seperti itu. “Sampai hari ini kami belum mendapat ada kebijakan soal peralihan itu,” katanya.

Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan sudah pernah menerima laporan dari Kadis Perdagangan Syarif Armansyah terkait kelangkaan gas 3 kg ini. Hanya saja ia tidak mengetahui rinci apa hasil pertemuan dinas itu dengan pihak-pihak terkait.

“Saya rasa sudah ada hasilnya. Coba ditanyakan langsung ke Pak Bob. Kebetulan saya tidak mengetahui apa hasilnya pada saat dia memberi laporan,” katanya.

Akhyar belum mau berandai-andai terkait pelarangan pemakaian gas 3 kg di lingkup ASN Pemko Medan, terlebih soal peralihan ke gas elpiji 5,5 kg. “Coba ditanya dulu ke kadisnya langsung, saya belum bisa tanggapi karena gak tahu apa hasil pertemuan mereka,” katanya. (prn/dik/adz)

Foto: Dok SUMUT POS
Sejumlah petugas Kepolisian menurunkan ratusan tabung gas elpiji 3 kg dari truk pengangkut, sementara ratusan warga mengantri untuk mendapatkan gas elpiji tersebut di Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemko Medan mengklaim, distribusi gas elpiji 3 kg masih aman di Kota Medan. Untuk itu Pemko belum akan mengambil kebijakan terhadap pembatasan pemakaian gas melon tersebut, terlebih meminta para PNS beralih ke elpiji 5,5 kg.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Medan, Syarif Armansyah Lubis mengatakan, pihaknya pada pekan lalu sebenarnya sudah memanggil PT Pertamina guna mengklarifikasi soal kelangkaan gas elpiji 3 kg. Namun sayang perusahaan plat merah itu tidak memenuhi undangan pihaknya sampai hari ini. “Kita akan menjadwal ulang untuk mengundang mereka,” katanya kepada Sumut Pos, Selasa (10/10).

Klarifikasi selanjutnya kata pria yang akrab disapa Bob itu, terkait informasi distribusi gas 3 kg dari Kota Medan ke Kabupaten Langkat. Informasi dimaksud pihaknya terima dari dua manajemen Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) di Medan, yang sebelumnya telah mereka undang.

“Nah ini yang belum kita dapat dari Pertamina. Menurut pengamatan kita, gas 3 kg ini juga tidak langka. Hanya harga pasarannya yang tinggi. Di mana sampai Rp20 ribu per tabung. Informasi penting lainnya soal distribusi dari Medan ke luar daerah seperti Langkat,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, berdasar pengakuan pihak SPBE kepada pihaknya bahwa banyak ada satu desa atau kampung di Langkat yang kerja masyarakatnya mengoplos gas 3 kg ke gas elpiji 12 kg. “Saya sampaikan juga kenapa itu tidak ditindak? Mereka (pihak SPBE) bilang, ‘bisa dikejar orang se kampunglah kami pak’. Mereka jual Rp120 ribu sampai Rp130 ribu untuk 12 kilo, sementara di pasaran Rp140 ribu sampai Rp150 ribu harganya,” katanya.

Soal peralihan dari gas elpiji 3 kg ke gas elpiji 5,5 kg yang marak diwacanakan saat ini, Bob menegaskan bahwa hal tersebut belum berlaku secara menyeluruh. Bahkan diakuinya sampai sekarang pihaknya belum mendengar ada kebijakan seperti itu. “Sampai hari ini kami belum mendapat ada kebijakan soal peralihan itu,” katanya.

Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan sudah pernah menerima laporan dari Kadis Perdagangan Syarif Armansyah terkait kelangkaan gas 3 kg ini. Hanya saja ia tidak mengetahui rinci apa hasil pertemuan dinas itu dengan pihak-pihak terkait.

“Saya rasa sudah ada hasilnya. Coba ditanyakan langsung ke Pak Bob. Kebetulan saya tidak mengetahui apa hasilnya pada saat dia memberi laporan,” katanya.

Akhyar belum mau berandai-andai terkait pelarangan pemakaian gas 3 kg di lingkup ASN Pemko Medan, terlebih soal peralihan ke gas elpiji 5,5 kg. “Coba ditanya dulu ke kadisnya langsung, saya belum bisa tanggapi karena gak tahu apa hasil pertemuan mereka,” katanya. (prn/dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/