29 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Permudah Akses Perbankan, MUI Gelar Diskusi dan Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Umat

SYARIAH: Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Sumut yang juga Ketua Kadin Sumut H Ivan Iskandar Batubara pada Diskusi dan Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Umat di Aula MUI Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) Sumut menggelar kegiatan Diskusi dan Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Umat Sumut, Rabu (7/11). Diskusi dan koordinasi digelar di Aula MUI Sumut Jalan Sutomo Medan menghadirkan Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Sumut, perwakilan Bank Indonesia Medan, Bank Muamalat Sumut, Bank Mandiri Syariah dan Bank Sumut.

Pemimpin Unit Usaha Syariah PT Bank Sumut Indra Kesuma Yuzar mengungkapkan pentingnya revitalisasi peran lembaga-lembaga ekonomi Islam dalam pemberdayaan umat.

Sebab meski terus memperbaiki kinerja selama kurun waktu namun market share aset perbankan syariah baru mencapai lima persen. Seyogianya sudah mencapai 50 persen.

Kedepan ia berharap semakin besarnya keberpihakan pemerintah antara lain dengan semakin banyak dana pemerintah yang disimpan di bank-bank syariah. Indra Kesuma Yuzar juga merinci besar potensi perekonomian umat Islam. Demografi umat Islam di Indonesia hingga 87 persen namun penguasaan faktor ekonomi hanya 12 persen.

“Saatnya bersinergi. Umat Islam harus bersatu dan bersinergi dalam membangun ekonomi umat. Bank syariah harus berada di garda depan untuk membangun ekonomi umat yang kokoh,” harapnya.

Basrah Siregar dari Bank Mandiri Syariah Sumut juga berharap dukungan semua pihak terhadap perbankan syariah dalam pemberdayaan ekonomi umat. Basrah memaparkan bahwa perbankan syariah menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan, melaksanakan workshop dan membentuk bank wakaf melalui pondok pesantren.

Hamzah dari Bank Muamalat Sumut juga memaparkan kesiapan pihaknya untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat. Namun diakui kendala aturan mengakses perbankan syariah yang lebih sederhana. Terutama bagi usaha kecil yang belum memiliki tata kelola belum baik, masalah agunan dan baru memulai usaha atau kurang dari dua tahun. “Harus ada keberpihakan pemerintah. Ulama pun menggerakkan umat untuk menabung di bank syariah,” pintanya.

Kusnadi dari Perwakilan Bank Indonesia Sumut dalam diskusi yang dibuka ketua MUI Sumut menjelaskan program mitra umat dalam merahur sinergi membahagiakan umat. Dijelaskan keberadaan program Desa Berdaya Sejahtera Mandiri (BSM), inisiasi BSM umat, BSM Mengalir Berkah (BMB), UKM berdaya, pesantren berdaya dan program lainnya.

Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Sumut yang juga Ketua Kadin Sumut H Ivan Iskandar Batubara memberi dukungan untuk pemberdayaan ekonomi umat. Ivan Iskandar Batubara pun mendorong program labelisasi halal produk makanan dan minuman yang baru digunakan 5 persen dari usaha kuliner.

Demikian juga pengembangan pariwisata halal di Sumut ditengah berkembangnya mobile banking perbankan. Untuk menjadi UKM maju, Ia setuju bila umat diberi kemudahan dalam mengakses perbankan. (rel/dmp/ram)

SYARIAH: Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Sumut yang juga Ketua Kadin Sumut H Ivan Iskandar Batubara pada Diskusi dan Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Umat di Aula MUI Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) Sumut menggelar kegiatan Diskusi dan Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Umat Sumut, Rabu (7/11). Diskusi dan koordinasi digelar di Aula MUI Sumut Jalan Sutomo Medan menghadirkan Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Sumut, perwakilan Bank Indonesia Medan, Bank Muamalat Sumut, Bank Mandiri Syariah dan Bank Sumut.

Pemimpin Unit Usaha Syariah PT Bank Sumut Indra Kesuma Yuzar mengungkapkan pentingnya revitalisasi peran lembaga-lembaga ekonomi Islam dalam pemberdayaan umat.

Sebab meski terus memperbaiki kinerja selama kurun waktu namun market share aset perbankan syariah baru mencapai lima persen. Seyogianya sudah mencapai 50 persen.

Kedepan ia berharap semakin besarnya keberpihakan pemerintah antara lain dengan semakin banyak dana pemerintah yang disimpan di bank-bank syariah. Indra Kesuma Yuzar juga merinci besar potensi perekonomian umat Islam. Demografi umat Islam di Indonesia hingga 87 persen namun penguasaan faktor ekonomi hanya 12 persen.

“Saatnya bersinergi. Umat Islam harus bersatu dan bersinergi dalam membangun ekonomi umat. Bank syariah harus berada di garda depan untuk membangun ekonomi umat yang kokoh,” harapnya.

Basrah Siregar dari Bank Mandiri Syariah Sumut juga berharap dukungan semua pihak terhadap perbankan syariah dalam pemberdayaan ekonomi umat. Basrah memaparkan bahwa perbankan syariah menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan, melaksanakan workshop dan membentuk bank wakaf melalui pondok pesantren.

Hamzah dari Bank Muamalat Sumut juga memaparkan kesiapan pihaknya untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat. Namun diakui kendala aturan mengakses perbankan syariah yang lebih sederhana. Terutama bagi usaha kecil yang belum memiliki tata kelola belum baik, masalah agunan dan baru memulai usaha atau kurang dari dua tahun. “Harus ada keberpihakan pemerintah. Ulama pun menggerakkan umat untuk menabung di bank syariah,” pintanya.

Kusnadi dari Perwakilan Bank Indonesia Sumut dalam diskusi yang dibuka ketua MUI Sumut menjelaskan program mitra umat dalam merahur sinergi membahagiakan umat. Dijelaskan keberadaan program Desa Berdaya Sejahtera Mandiri (BSM), inisiasi BSM umat, BSM Mengalir Berkah (BMB), UKM berdaya, pesantren berdaya dan program lainnya.

Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Sumut yang juga Ketua Kadin Sumut H Ivan Iskandar Batubara memberi dukungan untuk pemberdayaan ekonomi umat. Ivan Iskandar Batubara pun mendorong program labelisasi halal produk makanan dan minuman yang baru digunakan 5 persen dari usaha kuliner.

Demikian juga pengembangan pariwisata halal di Sumut ditengah berkembangnya mobile banking perbankan. Untuk menjadi UKM maju, Ia setuju bila umat diberi kemudahan dalam mengakses perbankan. (rel/dmp/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/