30 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Operasional Peredaran Uang Rupiah Dialokasikan Dalam Anggaran Bank Indonesia

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Kepala KPw Bank Indonesia Sibolga, Yuliansah Andrias mengatakan, selain operasional moneter, Bank Indonesia juga mengalokasikan anggaran untuk operasional peredaran uang.

“Operasional terkait peredaran uang ini menyedot anggaran yang tidak sedikit. Ia menempati rangking 2 pada beban anggaran Bank Indonesia,” kata Yuliansah Andrias di Aula Mega Permata Hotel, di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Aek Tampang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, Senin (13/3/2023).

Yuliansah Andrias menyampaikan hal itu pada acara training of trainers cinta bangga pahan rupiah (ToT CBPR) bertajuk “Trainers CPB Rupiah untuk Masa Depan” kepada guru SMA dan SMK se Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Yuliansah Andrias menjelaskan, sebelumnya edukasi pengenalan ciri dan keaslian uang rupiah dilakukan dengan metode dilihat, diraba, diterawang (3D). Kalau sekarang edukasi dilakukan dengan metode cinta bangga pahan rupiah (CBPR).

“Dulu, zaman saya masih mengenal 3D. Dengan semangat 3D itu, sebenarnya baru tahap awal Bank Indonesia mengenalkan ciri-ciri keaslian rupiah kepada masyarakat,” katanya.

Metode CBPR merupakan tahap kedua, bagaimana mengedukasi masyarakat itu tidak hanya mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah, tapi juga menimbulkan kebanggaan dan juga pemahaman yang baik atas peranan uang rupiah dalam perekonomian nasional.

“Contoh kasus, beberapa waktu lalu, kita kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan. Salah satu pertimbangan internasional pada saat persengketaan terhadap Pemerintahan Malaysia itu adalah penggunaan mata uang yang dominan di Sipadan dan Ligitan adalah Ringgit Malaysia,” katanya.

Berdasarkan fakta tersebut, Bank Indonesia berupaya merangkak lebih jauh untuk mengedukasi masyarakat, bagaimana sebenarnya kebanggaan terhadap uang rupiah itu perlu ditumbuhkembangkan.

“Untuk mendorong kebanggaan itu muncul, Bank Indonesia membuat gambar pahlawan, gambar penari, dan keindahan alam dari berbagai daerah di Indonesia pada uang rupiah. Diharapkan, masyarakat memiliki perilaku untuk memperlakukan uang rupiah dengan baik,” jelasnya.

Yuliansah mengatakan, terkait uang lusuh, dalam konteks Bank Indonesia harus diganti uang yang baru. Karena uang lusuh itu akan menyulitkan masyarakat untuk mengenali ciri-ciri keaslian uang, ini yang harus dihindari.

“Ini akan menimbulkan kerugian dan juga menimbulkan dampak negatif dalam perekonomian. Kemudian, bagaimana misalnya banyak uang palsu beredar, tentu ini akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat untuk menggunakan uang,” katanya.

BI terus berupaya menjaga kualitas uang di masyarakat pada level kelusuhan tertentu. Sampai sekarang BI juga terus mendorong kebiasaan masyarakat bagaimana uang rupiah tahan lama, kualitasnya juga tahan lama, sehingga biaya cetak bisa menurun.

Kemudian, pada sisi paham rupiah dalam metode CBPR, hal utama adalah penekanan mindset di masyarakat. Karena uang rupiah memiliki peran strategis untuk menggerakkan perekonomian.

“BI juga mengendalikan peredaran uang untuk konteks pengendalian harga. Apalagi sebentar lagi kita menghadapi Ramadan dan Lebaran. Pesan yang ingin kami sampaikan di paham rupiah, adalah mengajak masyarakat untuk belanja bijak,” katanya.

Yuliansah juga melaporkan, menghadapi hari besar keagamaan pada tahun ini, BI Sibolga bersama Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi dan Disperindag, Kota Padangsidimpuan, serta Bulog akan menggelar pasar murah.

“Rencananya, kita laksanakan pekan ini dan juga menjelang Hari Raya Idulfitri. Lokasinya di pelataran ATC dan halaman bolak,” katanya.

Kasi SMK Cabdis Wilayah 11, Albeny Hevi Damanik menjelaskan, uang rupiah melekat dengan keseharian masyarkat. Diharapkan, pengetahuan yang diperoleh pada kesempatan ini dapat disampaikan kepada peserta didik di seluruh sekolah.

Wali Kota Padangsidimpuan, Irsan Efendy mengapresiasi kegiatan tersebut seraya mengatakan, semangat cinta bangga paham rupiah harus digelorakan di sekolah.

“Semangat dan rasa nasionalisme ini harus turunkan oleh guru kepada anak-anak kita sebagai pemilik masa depan,” katanya.

Dia yakin dan percaya, para guru yang mengikuti kegiatan dapat mendorong putra-putri di Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan untuk cinta, bangga dan paham rupiah. (mag -5/ila).

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Kepala KPw Bank Indonesia Sibolga, Yuliansah Andrias mengatakan, selain operasional moneter, Bank Indonesia juga mengalokasikan anggaran untuk operasional peredaran uang.

“Operasional terkait peredaran uang ini menyedot anggaran yang tidak sedikit. Ia menempati rangking 2 pada beban anggaran Bank Indonesia,” kata Yuliansah Andrias di Aula Mega Permata Hotel, di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Aek Tampang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, Senin (13/3/2023).

Yuliansah Andrias menyampaikan hal itu pada acara training of trainers cinta bangga pahan rupiah (ToT CBPR) bertajuk “Trainers CPB Rupiah untuk Masa Depan” kepada guru SMA dan SMK se Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Yuliansah Andrias menjelaskan, sebelumnya edukasi pengenalan ciri dan keaslian uang rupiah dilakukan dengan metode dilihat, diraba, diterawang (3D). Kalau sekarang edukasi dilakukan dengan metode cinta bangga pahan rupiah (CBPR).

“Dulu, zaman saya masih mengenal 3D. Dengan semangat 3D itu, sebenarnya baru tahap awal Bank Indonesia mengenalkan ciri-ciri keaslian rupiah kepada masyarakat,” katanya.

Metode CBPR merupakan tahap kedua, bagaimana mengedukasi masyarakat itu tidak hanya mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah, tapi juga menimbulkan kebanggaan dan juga pemahaman yang baik atas peranan uang rupiah dalam perekonomian nasional.

“Contoh kasus, beberapa waktu lalu, kita kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan. Salah satu pertimbangan internasional pada saat persengketaan terhadap Pemerintahan Malaysia itu adalah penggunaan mata uang yang dominan di Sipadan dan Ligitan adalah Ringgit Malaysia,” katanya.

Berdasarkan fakta tersebut, Bank Indonesia berupaya merangkak lebih jauh untuk mengedukasi masyarakat, bagaimana sebenarnya kebanggaan terhadap uang rupiah itu perlu ditumbuhkembangkan.

“Untuk mendorong kebanggaan itu muncul, Bank Indonesia membuat gambar pahlawan, gambar penari, dan keindahan alam dari berbagai daerah di Indonesia pada uang rupiah. Diharapkan, masyarakat memiliki perilaku untuk memperlakukan uang rupiah dengan baik,” jelasnya.

Yuliansah mengatakan, terkait uang lusuh, dalam konteks Bank Indonesia harus diganti uang yang baru. Karena uang lusuh itu akan menyulitkan masyarakat untuk mengenali ciri-ciri keaslian uang, ini yang harus dihindari.

“Ini akan menimbulkan kerugian dan juga menimbulkan dampak negatif dalam perekonomian. Kemudian, bagaimana misalnya banyak uang palsu beredar, tentu ini akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat untuk menggunakan uang,” katanya.

BI terus berupaya menjaga kualitas uang di masyarakat pada level kelusuhan tertentu. Sampai sekarang BI juga terus mendorong kebiasaan masyarakat bagaimana uang rupiah tahan lama, kualitasnya juga tahan lama, sehingga biaya cetak bisa menurun.

Kemudian, pada sisi paham rupiah dalam metode CBPR, hal utama adalah penekanan mindset di masyarakat. Karena uang rupiah memiliki peran strategis untuk menggerakkan perekonomian.

“BI juga mengendalikan peredaran uang untuk konteks pengendalian harga. Apalagi sebentar lagi kita menghadapi Ramadan dan Lebaran. Pesan yang ingin kami sampaikan di paham rupiah, adalah mengajak masyarakat untuk belanja bijak,” katanya.

Yuliansah juga melaporkan, menghadapi hari besar keagamaan pada tahun ini, BI Sibolga bersama Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi dan Disperindag, Kota Padangsidimpuan, serta Bulog akan menggelar pasar murah.

“Rencananya, kita laksanakan pekan ini dan juga menjelang Hari Raya Idulfitri. Lokasinya di pelataran ATC dan halaman bolak,” katanya.

Kasi SMK Cabdis Wilayah 11, Albeny Hevi Damanik menjelaskan, uang rupiah melekat dengan keseharian masyarkat. Diharapkan, pengetahuan yang diperoleh pada kesempatan ini dapat disampaikan kepada peserta didik di seluruh sekolah.

Wali Kota Padangsidimpuan, Irsan Efendy mengapresiasi kegiatan tersebut seraya mengatakan, semangat cinta bangga paham rupiah harus digelorakan di sekolah.

“Semangat dan rasa nasionalisme ini harus turunkan oleh guru kepada anak-anak kita sebagai pemilik masa depan,” katanya.

Dia yakin dan percaya, para guru yang mengikuti kegiatan dapat mendorong putra-putri di Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan untuk cinta, bangga dan paham rupiah. (mag -5/ila).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/