32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

40 Persen Pebisnis Pemula Gagal

Mulai bisnis

SUMUTPOS.CO – Setiap orang dapat dengan mudah untuk memulai bisnis. Namun, tidak semua orang dapat mempertahankan bisnis yang dijalankan secara konsisten.

Berdasarkan hasil penelitian, 40% pelaku usaha pemula tidak bertahan pada tahun pertama. Sementara itu, dari 60% yang bertahan, 80% di antaranya rontok di 5 tahun pertama. Hal-hal ini yang harus dicegah.

Fuazi Rachmanto, Presiden Komunitas Tangan di Atas, mengatakan ada tiga hal yang membuat bisnis tidak bertahan lama.Pertama, tidak adanya tujuan yang jelas atau hanya sekedar ikut-ikutan. Dalam kondisi tersebut, biasanya ketika menghadapi masalah, para pelaku usaha tidak berani menghadapinya, bahkan terpaksa gulung tikar.

Tujuan tersebut sebetulnya bisa didapatkan dari nilai-nilai positif yang ingin diwujudkan, hasrat yang ingin dilakukan terus menerus tanpa menjadikan uang sebagai landasan, serta visi yang ingin dicapai.“Orang yang belum dapat tiga hal ini, maka dia belum mendapatkan tujuannya dalam berbisnis, dan biasanya akan gampang andilau (antara dilema dan galau),” ujarnya.

Namun, ketika dia punya tujuan yang jelas dan menjalankan bisnis sesuai passion, maka semuanya akan lebih mudah berkembang.Kedua, produk yang dihasilkan tidak relevan dengan kebutuhan pasar. Sebelum memulai usaha, pebisnis harus dapat memahami pasar yang disasarnya, masalah apa yang dihadapi, lalu ciptakan produk atau jasa yang ditawarkan sebagai solusinya.

“Solusi itu yang menjadi sumber pendapatan kita, karena orang bersedia membayar untuk seuatu yang bisa menjawab kebutuhan mereka. Tidak hanya produk, tetapi juga bisa berupa jasa, karena saat ini jasa pendukung juga menjadi bisnis sendiri yang sangat kuat,” kata dia.

Ketiga, tidak didukung oleh proses yang berulang dan konsistensi. Misalnya, membuat produk makanan di awal usaha rasanya sangat enak, semakin lama dan banyak yang membeli, pelaku usaha kemudian mengurangi beberapa bahan yang membuat rasanya berbeda.

“Agar produk atau jasa yang kita hasilkan dapat konsisten, dibutuhkan sumber daya atau sebuah tim yang berdaya, di sini diperlukan sifat kepemimpinan untuk memberdayakan semua tim secara bersama-sama,” paparnya.

Setelah memiliki tujuan yang jelas, serta produk dan jasa yang relevan, waktunya untuk berbisnis. “Pebisnis harus memiliki mimpi yang besar, tetapi untuk memulainya tidak perlu berpikir terlalu rumit, mulai saja dari yang paling sederhana dan lakukanlah sekarang,” bilangnya.

Senada disampaikan Hermas Puspito, Pakar Marketing UKM, menurutnya untuk memulai bisnis para pemula harus dapat menghilangkan pikiran yang terlalu rumit, sebab kebanyakan berpikir malah membuatnya tidak berani memulai usaha

Selain itu, juga harus membuang kekhawatiran tentang kegagalan yang dihadapi. “Anggap saja kegagalan sebagai tangga untuk kita semakin naik. Karena dari kegagalan itu pula orang belajar dalam berbisnis,” ucap CEO dan Group Head of Ednovate ini. (bbs)

Mulai bisnis

SUMUTPOS.CO – Setiap orang dapat dengan mudah untuk memulai bisnis. Namun, tidak semua orang dapat mempertahankan bisnis yang dijalankan secara konsisten.

Berdasarkan hasil penelitian, 40% pelaku usaha pemula tidak bertahan pada tahun pertama. Sementara itu, dari 60% yang bertahan, 80% di antaranya rontok di 5 tahun pertama. Hal-hal ini yang harus dicegah.

Fuazi Rachmanto, Presiden Komunitas Tangan di Atas, mengatakan ada tiga hal yang membuat bisnis tidak bertahan lama.Pertama, tidak adanya tujuan yang jelas atau hanya sekedar ikut-ikutan. Dalam kondisi tersebut, biasanya ketika menghadapi masalah, para pelaku usaha tidak berani menghadapinya, bahkan terpaksa gulung tikar.

Tujuan tersebut sebetulnya bisa didapatkan dari nilai-nilai positif yang ingin diwujudkan, hasrat yang ingin dilakukan terus menerus tanpa menjadikan uang sebagai landasan, serta visi yang ingin dicapai.“Orang yang belum dapat tiga hal ini, maka dia belum mendapatkan tujuannya dalam berbisnis, dan biasanya akan gampang andilau (antara dilema dan galau),” ujarnya.

Namun, ketika dia punya tujuan yang jelas dan menjalankan bisnis sesuai passion, maka semuanya akan lebih mudah berkembang.Kedua, produk yang dihasilkan tidak relevan dengan kebutuhan pasar. Sebelum memulai usaha, pebisnis harus dapat memahami pasar yang disasarnya, masalah apa yang dihadapi, lalu ciptakan produk atau jasa yang ditawarkan sebagai solusinya.

“Solusi itu yang menjadi sumber pendapatan kita, karena orang bersedia membayar untuk seuatu yang bisa menjawab kebutuhan mereka. Tidak hanya produk, tetapi juga bisa berupa jasa, karena saat ini jasa pendukung juga menjadi bisnis sendiri yang sangat kuat,” kata dia.

Ketiga, tidak didukung oleh proses yang berulang dan konsistensi. Misalnya, membuat produk makanan di awal usaha rasanya sangat enak, semakin lama dan banyak yang membeli, pelaku usaha kemudian mengurangi beberapa bahan yang membuat rasanya berbeda.

“Agar produk atau jasa yang kita hasilkan dapat konsisten, dibutuhkan sumber daya atau sebuah tim yang berdaya, di sini diperlukan sifat kepemimpinan untuk memberdayakan semua tim secara bersama-sama,” paparnya.

Setelah memiliki tujuan yang jelas, serta produk dan jasa yang relevan, waktunya untuk berbisnis. “Pebisnis harus memiliki mimpi yang besar, tetapi untuk memulainya tidak perlu berpikir terlalu rumit, mulai saja dari yang paling sederhana dan lakukanlah sekarang,” bilangnya.

Senada disampaikan Hermas Puspito, Pakar Marketing UKM, menurutnya untuk memulai bisnis para pemula harus dapat menghilangkan pikiran yang terlalu rumit, sebab kebanyakan berpikir malah membuatnya tidak berani memulai usaha

Selain itu, juga harus membuang kekhawatiran tentang kegagalan yang dihadapi. “Anggap saja kegagalan sebagai tangga untuk kita semakin naik. Karena dari kegagalan itu pula orang belajar dalam berbisnis,” ucap CEO dan Group Head of Ednovate ini. (bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/