25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Harga GKG Varietas Ciherang Capai Rp6.300 Per Kg

Harga Gabah Kering Giling Terus Naik

KERING: Petani sedang mengeringkan padi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Gabah Kering Giling (GKG) varietas Ciherang di Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih memegang harga tertinggi. Di tingkat petani, pada bulan September 2020, varietas ini mampu menyentuh level Rp6.300 per kg.

Sedangkan harga terendah senilai Rp4.300 per kg untuk Gabah Kualitas Rendah (GKR) varietas Inpari 32 dan Ciherang di Kabupaten Langkat. Data ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan BPS Provinsi Sumut di 13 kabupaten terhadap 89 observasi.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Sumut, Dinar Butarbutar mengatakan, di tingkat penggilingan pada September 2020, harga tertinggi senilai Rp6.350 per kg untuk GKG varietas Ciherang di Kabupaten Labuhanbatu.

“Sedangkan harga terendah senilai Rp4.350 per kg untuk GKP varietas Ciherang dan Bondowoso di Kabupaten Simalungun,” ungkap Dinar, (13/10).

Sementara pada bulan Agustus lalu kata Dinar, rata-rata harga GKG di tingkat petani senilai Rp5.775 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.858 per kg.

“Sementara rata-rata harga GKP di tingkat petani senilai Rp4.773 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.838 per kg,” katanya.

Untuk komponen mutu gabah pada September 2020, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 12,84% dan 2,43%, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 20,54% dan 4,98%.

“Dan rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 28,40% dan 7,55%,” sebutnya.

Sementara menyangkut Nilai Tukar Petani (NTP), Dinar menerangkan jika di bulan September 2020, NTP Provinsi Sumut (2018=100) tercatat sebesar 110,44 atau naik 1,76% dibandingkan dengan NTP Agustus 2020 yaitu sebesar 108,53.

Kenaikan NTP September 2020 disebabkan oleh naiknya NTP pada tiga subsektor, yaitu NTP subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 1,74%, NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 3,23%, dan NTP Subsektor Perikanan sebesar 0,48%.

“Sedangkan NTP subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,03% dan NTP subsektor Peternakan turun sebesar 0,22%,” tandasnya.(gus/ram)

Harga Gabah Kering Giling Terus Naik

KERING: Petani sedang mengeringkan padi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Gabah Kering Giling (GKG) varietas Ciherang di Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih memegang harga tertinggi. Di tingkat petani, pada bulan September 2020, varietas ini mampu menyentuh level Rp6.300 per kg.

Sedangkan harga terendah senilai Rp4.300 per kg untuk Gabah Kualitas Rendah (GKR) varietas Inpari 32 dan Ciherang di Kabupaten Langkat. Data ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan BPS Provinsi Sumut di 13 kabupaten terhadap 89 observasi.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Sumut, Dinar Butarbutar mengatakan, di tingkat penggilingan pada September 2020, harga tertinggi senilai Rp6.350 per kg untuk GKG varietas Ciherang di Kabupaten Labuhanbatu.

“Sedangkan harga terendah senilai Rp4.350 per kg untuk GKP varietas Ciherang dan Bondowoso di Kabupaten Simalungun,” ungkap Dinar, (13/10).

Sementara pada bulan Agustus lalu kata Dinar, rata-rata harga GKG di tingkat petani senilai Rp5.775 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.858 per kg.

“Sementara rata-rata harga GKP di tingkat petani senilai Rp4.773 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.838 per kg,” katanya.

Untuk komponen mutu gabah pada September 2020, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 12,84% dan 2,43%, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 20,54% dan 4,98%.

“Dan rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 28,40% dan 7,55%,” sebutnya.

Sementara menyangkut Nilai Tukar Petani (NTP), Dinar menerangkan jika di bulan September 2020, NTP Provinsi Sumut (2018=100) tercatat sebesar 110,44 atau naik 1,76% dibandingkan dengan NTP Agustus 2020 yaitu sebesar 108,53.

Kenaikan NTP September 2020 disebabkan oleh naiknya NTP pada tiga subsektor, yaitu NTP subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 1,74%, NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 3,23%, dan NTP Subsektor Perikanan sebesar 0,48%.

“Sedangkan NTP subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,03% dan NTP subsektor Peternakan turun sebesar 0,22%,” tandasnya.(gus/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/