25.6 C
Medan
Thursday, May 30, 2024

Minyak Bikin Defisit Bengkak

Pemerintah memperhitungkan kenaikan defisit APBN 2011 antara Rp4,5 triliun-Rp8 triliun sebagai akibat kenaikan harga patokan minyak mentah Indonesia atau ICP (Indonesia Crude Price-ICP) serta kemungkinan tidak tercapainya target lifting minyak.  Setiap deviasi 5.000 bph (barel per hari) lifting minyak bisa menambah defisit Rp900 miliar. “Itu akan ada dampak pada (postur) APBN 2011,” kata Menkeu Agus Martowardojo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR kemarin.

Dalam APBN 2011, target lifting atau produksi siap jual minyak mentah dipatok 970.000 bph. Namun, Menkeu pesimistis target tersebut bisa dicapai.  Jika realisasi lifting meleset 18.000-25.000 bph, potensi penambahan defisit dari pencapaian asumsi makro tersebut mencapai Rp3,2 triliun-Rp4,5 triliun. Karena itu perlu ada revisi target lifting dari semula 970.000 bph menjadi sekira 945.000-952.000 bph. Sejumlah faktor yang membuat revisi harus dilakukan adalah penurunan produksi sekitar 12 persen tiap tahun, pemberlakuan azas cabotage (kewajiban kapal domestik berbendera dalam negeri) pada kegiatan usaha hulu migas.

Sedangkan harga ICP, setiap deviasi harga USD1 per barel akan membuat defisit bengkak Rp800 miliar. Pembengkakan itu telah memperhitungkan koreksi pertambahan anggaran pendidikan yang harus dijaga porsinya 20 persen belanja APBN. Dalam APBN 2011, harga ICP diasumsikan USD80 per barel. Diperkirakan harga rata-rata ICP sepanjang tahun ini akan berada di kisaran USD90 per barel. Dengan rata-rata itu, potensi pembengkakan defisit bisa Rp8 triliun. Dalam APBN 2011, pemerintah menargetkan defisit Rp124,6 triliun atau 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto. (sof/oki/jpnn)

Pemerintah memperhitungkan kenaikan defisit APBN 2011 antara Rp4,5 triliun-Rp8 triliun sebagai akibat kenaikan harga patokan minyak mentah Indonesia atau ICP (Indonesia Crude Price-ICP) serta kemungkinan tidak tercapainya target lifting minyak.  Setiap deviasi 5.000 bph (barel per hari) lifting minyak bisa menambah defisit Rp900 miliar. “Itu akan ada dampak pada (postur) APBN 2011,” kata Menkeu Agus Martowardojo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR kemarin.

Dalam APBN 2011, target lifting atau produksi siap jual minyak mentah dipatok 970.000 bph. Namun, Menkeu pesimistis target tersebut bisa dicapai.  Jika realisasi lifting meleset 18.000-25.000 bph, potensi penambahan defisit dari pencapaian asumsi makro tersebut mencapai Rp3,2 triliun-Rp4,5 triliun. Karena itu perlu ada revisi target lifting dari semula 970.000 bph menjadi sekira 945.000-952.000 bph. Sejumlah faktor yang membuat revisi harus dilakukan adalah penurunan produksi sekitar 12 persen tiap tahun, pemberlakuan azas cabotage (kewajiban kapal domestik berbendera dalam negeri) pada kegiatan usaha hulu migas.

Sedangkan harga ICP, setiap deviasi harga USD1 per barel akan membuat defisit bengkak Rp800 miliar. Pembengkakan itu telah memperhitungkan koreksi pertambahan anggaran pendidikan yang harus dijaga porsinya 20 persen belanja APBN. Dalam APBN 2011, harga ICP diasumsikan USD80 per barel. Diperkirakan harga rata-rata ICP sepanjang tahun ini akan berada di kisaran USD90 per barel. Dengan rata-rata itu, potensi pembengkakan defisit bisa Rp8 triliun. Dalam APBN 2011, pemerintah menargetkan defisit Rp124,6 triliun atau 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto. (sof/oki/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/