25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pengusaha Sumut Menolak

Terminal Gas Terapung Dipindah ke Lampung

MEDAN- Pengusaha Sumatera Utara merasa kecewa dengan rencana Kementrian Badan usaha Milik Negara (BUMN) terkait pemindahan terminal gas terapung atau Floating Storange and Regasification Unit (FRSU) di Belawan ke Lampung.

Menurut mereka, hal ini akan membuat Sumut akan tetap tergantung dengan daerah lain untuk pemenuhan kebutuhan gas. Padahal Sumut sendiri, mengalami krisis gas. Nantinya, kebutuhan gas Sumut akan dipasok melalui Arun, Lhoksmawe, yang saat ini dalam proses optimalisasi revitalisasi Arun.
“Selama ini masalah yang dihadapi pelaku usaha di Sumut adalah gas, jadi kabar gembira tentang terminal terapung akan dibangun di Belawan, jangan diubah lagi,” ujar Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Hervian Tahier, Rabu (14/3).

Menurutnya, FRSU sudah dalam tahap going progress, mulai dari penandatanganan kerja sama, penyediaan pipa dan izin pembangunan yang mencapai 90 persen, sehingga dipastikan pembangunanya tidak mendapat kendala sama sekali. “FRSU ini akan menjamin Sumut dalam pasokan gas pada 2013 mendatang, mengingat proses pembangunan sudah mencapai 90 persen. Jadi jangan kacaukan lagi,” tambah Hervian.

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Asosiasi Perusahaan Pemakai Gas (Apimigas) Sumut, Johan Brien, yang mengharapkan agar pemerintah mempertimbangkan kembali keputusannya terkait dengan pengalihan proyek FRSU (Floating Storange and Regasification Unit) dari Belawan ke Lampung, karena Sumut sudah mengalami krisis gas sejak tahun 2000.

“Kita sudah mengalami kekurangan pasokan gas sejak tahun 2000, kalau ini diubah mau berapa lama lagi kita menunggu, karena pengalihan ini akan membutuhkan waktu panjang. Sementara kita sudah mengalami krisis gas. Bahkan untuk tahun ini, pasokan gas untuk industri telah dikurangi,” tambah Johan.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Nella Andaryati yang dihubungi via telepon menyatakan, saat ini belum menerima secara resmi dari pemerintah tentang rencana tersebut.

“Prinsipnya kita hanya sebagai penyalur, dan bekerja sama dengan pemerintah untuk memenuhin kebutuhan gas industri dan PLN. Jadi, kita hanya mengikuti intruksi dari pemerintah saja,” ucap Nella.

Johan menjelaskan, penyaluran gas Januari-Juni 2012 yang diisyaratkan PGN SBU DW III, hanya dikisaran 7.750-9.297 Millions Standart Cubic Feed Day (MMSCDF), bahkan penyaluran pada Juli-Desember 2012 mendatang lebih rendah lagi, atau hanya sekitar 5.643-6.782 MMSCDF. Dan penyaluran pasokan ini lebih rendah bila dibandingkan pada bulan November-Desember 2011 mencapai 8.950 MMSCDF dan maksimal 10.764 MMSCDF.
“Pemindahan proyek FRSU dari Belawan ke Lampung untuk kepentingan industri di Cilegon dan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) Muara Tawar, Bekasi, menunjukkan ketidak berpihakannya pemerintah pada Sumut,” tambah Johan.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Nella Andaryati yang dihubungi via telepon menyatakan, saat ini belum menerima secara resmi dari pemerintah tentang rencana tersebut.

“Prinsipnya kita hanya sebagai penyalur, dan bekerja sama dengan pemerintah untuk memenuhin kebutuhan gas industri dan PLN. Jadi, kita hanya mengikuti intruksi dari pemerintah saja,” ucap Nella.

Rencana pemerintah untuk menggalihan pembangunan proyek FRSU Belawan ini untuk mengoptimalkan revatilisasi Arun di Lhoksmawe. Sehingga nantinya, pemenuhan kebutuhan gas di Sumut akan dipenuhi Arun. Dengan rencana ini, melalui intruksi presiden nomor 14 tahun 2011 tentang pembangunan terminal penerima terapung LNG akan diubah. Nantinya, FRSU akan dibangun di Lampung, dekat dengan jaringan pipa Sumatera Selatan-Jawa. Gas dari terminal penerima akan masuk ke jaringan pipa Sumatera-Jawa, kemudian bisa terhubung ke jaringan pipa di Cilegon untuk memenuhi kebutuhan gas dikawasan industri itu dan bisa juga terhubung ke Muara Tawar, Bekasi. (ram)

Terminal Gas Terapung Dipindah ke Lampung

MEDAN- Pengusaha Sumatera Utara merasa kecewa dengan rencana Kementrian Badan usaha Milik Negara (BUMN) terkait pemindahan terminal gas terapung atau Floating Storange and Regasification Unit (FRSU) di Belawan ke Lampung.

Menurut mereka, hal ini akan membuat Sumut akan tetap tergantung dengan daerah lain untuk pemenuhan kebutuhan gas. Padahal Sumut sendiri, mengalami krisis gas. Nantinya, kebutuhan gas Sumut akan dipasok melalui Arun, Lhoksmawe, yang saat ini dalam proses optimalisasi revitalisasi Arun.
“Selama ini masalah yang dihadapi pelaku usaha di Sumut adalah gas, jadi kabar gembira tentang terminal terapung akan dibangun di Belawan, jangan diubah lagi,” ujar Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Hervian Tahier, Rabu (14/3).

Menurutnya, FRSU sudah dalam tahap going progress, mulai dari penandatanganan kerja sama, penyediaan pipa dan izin pembangunan yang mencapai 90 persen, sehingga dipastikan pembangunanya tidak mendapat kendala sama sekali. “FRSU ini akan menjamin Sumut dalam pasokan gas pada 2013 mendatang, mengingat proses pembangunan sudah mencapai 90 persen. Jadi jangan kacaukan lagi,” tambah Hervian.

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Asosiasi Perusahaan Pemakai Gas (Apimigas) Sumut, Johan Brien, yang mengharapkan agar pemerintah mempertimbangkan kembali keputusannya terkait dengan pengalihan proyek FRSU (Floating Storange and Regasification Unit) dari Belawan ke Lampung, karena Sumut sudah mengalami krisis gas sejak tahun 2000.

“Kita sudah mengalami kekurangan pasokan gas sejak tahun 2000, kalau ini diubah mau berapa lama lagi kita menunggu, karena pengalihan ini akan membutuhkan waktu panjang. Sementara kita sudah mengalami krisis gas. Bahkan untuk tahun ini, pasokan gas untuk industri telah dikurangi,” tambah Johan.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Nella Andaryati yang dihubungi via telepon menyatakan, saat ini belum menerima secara resmi dari pemerintah tentang rencana tersebut.

“Prinsipnya kita hanya sebagai penyalur, dan bekerja sama dengan pemerintah untuk memenuhin kebutuhan gas industri dan PLN. Jadi, kita hanya mengikuti intruksi dari pemerintah saja,” ucap Nella.

Johan menjelaskan, penyaluran gas Januari-Juni 2012 yang diisyaratkan PGN SBU DW III, hanya dikisaran 7.750-9.297 Millions Standart Cubic Feed Day (MMSCDF), bahkan penyaluran pada Juli-Desember 2012 mendatang lebih rendah lagi, atau hanya sekitar 5.643-6.782 MMSCDF. Dan penyaluran pasokan ini lebih rendah bila dibandingkan pada bulan November-Desember 2011 mencapai 8.950 MMSCDF dan maksimal 10.764 MMSCDF.
“Pemindahan proyek FRSU dari Belawan ke Lampung untuk kepentingan industri di Cilegon dan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) Muara Tawar, Bekasi, menunjukkan ketidak berpihakannya pemerintah pada Sumut,” tambah Johan.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Nella Andaryati yang dihubungi via telepon menyatakan, saat ini belum menerima secara resmi dari pemerintah tentang rencana tersebut.

“Prinsipnya kita hanya sebagai penyalur, dan bekerja sama dengan pemerintah untuk memenuhin kebutuhan gas industri dan PLN. Jadi, kita hanya mengikuti intruksi dari pemerintah saja,” ucap Nella.

Rencana pemerintah untuk menggalihan pembangunan proyek FRSU Belawan ini untuk mengoptimalkan revatilisasi Arun di Lhoksmawe. Sehingga nantinya, pemenuhan kebutuhan gas di Sumut akan dipenuhi Arun. Dengan rencana ini, melalui intruksi presiden nomor 14 tahun 2011 tentang pembangunan terminal penerima terapung LNG akan diubah. Nantinya, FRSU akan dibangun di Lampung, dekat dengan jaringan pipa Sumatera Selatan-Jawa. Gas dari terminal penerima akan masuk ke jaringan pipa Sumatera-Jawa, kemudian bisa terhubung ke jaringan pipa di Cilegon untuk memenuhi kebutuhan gas dikawasan industri itu dan bisa juga terhubung ke Muara Tawar, Bekasi. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/