26 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Desain Pelabuhan Sibolga Terbaik se-Asia Pasifik

istimewa
TEKAN TOMBOL: Presiden Joko Widodo bersama Menhub Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Sumarno, Gubsu Edy Rahmayadi, Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk memencet tombol tanda diresmikannya terminal penumpang dan dermaga Pelabuhan Sambas, Sibolga, Minggu (17/3).

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional terminal penumpang dan dermaga Pelabuhan Sambas, Sibolga, Minggu (17/3). Desain pelabuhan terbesar di Pantai Barat Sumut ini diklaim sebagai yang terbaik se-Asia Pasifik. Pelabuhan ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Sumut, khususnya Pantai Barat.

PRESIDEN Jokowi mengharapkan agar Pelabuhan Sambas dapat kembali menjadi salah satu pelabuhan vital di Indonesia, karena pada tahun 1970-an pelabuhan ini merupakan salah satu pelabuhan paling terkenal. “Pelabuhan ini waktu kita SD sangat terkenal sekali. Anak SD tahun 70-an tahu semuanya. Ini yang perlu kita bangkitkan lagi fungsi Pelabuhan Sibolga untuk mobilitas barang dan jasa,” ujarnya.

Jokowi juga berharap, penataan dan pelayanan Pelabuhan Sambas Sibolga dapat mendorong peningkatan distribusi logistrik barang dan jasa. “Kapasitas kontainernya bisa sampai 20.000 TEUs setahun, meningkat besar sekali, ukuran kapal dulu 2.000 GT sekarang sudah sampai ke 6.000 GT artinya kapal besar bersandar di sini,” kata Presiden.

Presiden juga mengapresiasi penataan dan pengembangan yang telah dilakukan terhadap Pelabuhan Sambas Sibolga. Karena selain akan meningkatkan pertubuhan ekonomin

Pelabuhan Sambas juga menjadi pelabuhan modern yang memiliki desain terbaik se-Asia Pasifik. “Saya baru dibisikin sama Dirut Pelindo, kalau desain Pelabuhan Sibolga ini menang sebagai desain terbaik di Asia Pasifik,” tambahnya.

Jokowi juga mengatakan, pemerintah akan melengkapinya dengan pembangunan terminal khusus dan storage agar nantinya dari pelabuhan ini akan bisa dilakukan ekspor langsung minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO). Dengan begitu diharapkan, nantinya ekspor CPO dari Aceh bagian Selatan, kemudian Tapanuli Selatan, ditarik ke Sibolga karena lebih dekat daripada harus lewat darat yang menempuh perjalanan selama 10-12 jam ke Pelabuhan Belawan Medan.

“Tadi sudah saya sampaikan, di sini bisa nanti ekspor langsung untuk CPO. Ini juga nanti baru dikerjakan, baru dikalkulasi, akan ada terminal, storage, sehingga Pelabuhan Sibolga benar-benar memberikan peningkatan ekonomi yang baik kepada kawasan sekitar, karena kalau CPO di sini akan ada terminal storage-nya,” kata presiden menjawab wartawan usai meresmikan penataan dan pengembangan Pelabuhan Sibolga.

Saat ini, pemerintah sedang melakukan kalkulasi mengenai pembangunan terminal khusus CPO itu. Namun ia mengisyaratkan, biasanya realisasi pembangunan tersebut maksimal dua tahunan.

Jokowi menjelaskan, penataan dan pengembangan Pelabuhan Sibolga dilakukan dalam rangka menghidupkan kembali pelabuhan di Pantai Barat yang dulunya menjadi pelabuhan strategis, maupun pelabuhan transportasi logistik, barang dan jasa yang pernah ada dalam sejarah.

Dia mengingatkan, Pelabuhan Sibolga ini memang sudah lama sekali tidak diurus, padahal Kota Sibolga sendiri sudah berusia 319 tahun. “Ini pelabuhan yang juga sudah lama sekali, sudah ratusan tahun sehingga kita melakukan pengembangam dan penataan kembali,” tandasnya.

Menteri BUMN, Rini Soemarno dalam kesempatan itu mengaku akan terus mendorong BUMN untuk meningkatkan perannya. Terutama dalam meningkatkan pemerataan ekonomi melalui ketersediaan infrastruktur pelabuhan yang memadai. “Saya bangga pengembangan pelabuhan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi telah dilakukan oleh Pelindo 1. Pelabuhan Sibolga saat ini sudah jauh lebih bagus dibandingkan dengan sebelumnya, fasilitas sudah memadai. Semoga ini dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat pengguna jasa,” ungkap Rini.

Dengan pengembangan Pelabuhan Sibolga ini, diharapkan mampu menekan biaya logistik arus barang yang melewati Pelabuhan Sibolga. Dengan Fasilitas yang telah disediakan, diharapkan mampu memudahkan penumpang pengguna transportasi laut dan pengoperasian fix crane dalam menjalankan aktivitas bongkar muat barang untuk kegiatan ekspor impor.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menaruh harapan besar terhadap keberadaan Pelabuhan Sibolga yang memiliki desain modern dan daya tarik. Karena, Pelabuhan Sibolga memiliki kegiatan bongkar muat yang berlangsung berdekatan dengan terminal penumpang sehingga gampang terlihat. “Saya rasa desainnya sangat baik dan dapat disandari kapal besar. Saya kira pelabuhan ini paling maju di pesisir barat Sumatera. Pelabuhan ini juga dapat menjadi motor penggerak ekonomi di Sumatera khususnya Pesisir Barat,” ungkap Budi.

Secara teknis, kata Budi, Pelabuhan Sibolga memiliki pantai yang cukup strategia dengan kedalaman 9 meter. Sehingga mampu menyandarkan kapal besar mampu melakukan aktivitas bongkar muat. “Pelabuhan ini akan menjadi konektvitas bagi masyarakat, apalagi dekat denga pulau nias. Kita tahu arus hilir mudik Nias – Sibolga semakin naik, maka kita tingkatkan frekwensi kapal penumpang. Dengan demikian, perekonomian di wilayah akan kita tingkatkan terus,” ucapnya.

Ke depannya, lanjut Budi, akan dibangun pelabuhan curah cair, selain adanya terminal penumpang dan penumpukan kontainer. Jadi, mampu mendorong ekonomi Sibolga dan sekitarnya secara siginikan. “Pengembangan dan modrenisasi fasilitas penunjang di pelabuhan ini akam terus ditingkatkan,” tutup Budi.

Lebih lanjut, Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana mengungkapkan, dengan pengembangan Pelabuhan Sibolga, saat ini telah terjadi peningkatan kinerja pelayanan. Hal itu terlihat dari peningkatan arus barang dimana jumlah bongkar muat peti kemas tahun 2018 mencapai 7.105 TEUs meningkat dibandingkan periode tahun 2017 sebesar 6.739 TEUs.

“Sementara untuk layanan penumpang, jumlah total penumpang yang memanfaatkan jasa pelabuhan selama 2018 mencapai tujuh puluh tiga ribu delapan puluh lima orang. Meningkat tiga puluh empat koma delapan puluh persen jika dibanding tahun 2017 sebesar lima puluh empat ribu dua ratus lima belas orang,” tambah Bambang Eka Cahyana.

Penataan Terminal Penumpang Pelabuhan Sibolga dengan luas keseluruhan 2.786 m2, mampu menampung sebanyak 500 orang. Jumlah yang meningkat jika dibandingkan dengan terminal penumpang lama yang hanya mampu menampung 80 orang.

Terminal Penumpang ini mengusung konsep modern dengan sentuhan etnik yang diharapkan mampu menjadi icon baru bagi Kota Sibolga. Serta dapat menjadi pintu gerbang dalam mendukung peningkatan potensi sektor kepariwisataan terutama di Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Nias dan daerah disekitarnya.

Pelabuhan Sibolga juga diharapkan dapat menjadi simpul bagi sentra produksi/industri dan hasil tambang, transportasi dan logistik di kawasan pantai Barat Sumatera Utara. “Pengembangan kapasitas layanan Pelabuhan Sibolga yang kami lakukan ini merupakan wujud dukungan kami atas visi Nawacita serta konsep membangun dari pinggiran yang ditetapkan Pemerintah. Kami optimis, ke depan, Pelabuhan Sibolga mampu membawa multiplier effect yang luar biasa bagi perekonomian. Sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan Indonesia bagian Barat,” tutup “ tandas Bambang Eka Cahyana

///

Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana menyampaikan, setelah dilakukan penataan dan pengembangan, Pelabuhan Sambas kini sudah terpadu dengan dermaga container dengan jarak yang cukup jauh, sehingga akan lebih nyaman. Selain itu dermaga multipurpose juga diperpanjang 153 meter dengan lebar 35 meter, pembangunan countainer yard, mooring berthing dolphin, satu fix crane untuk beban maksimal 40 ton dan skybridge 150 meter yang menghubungkan terminal penumpang dengan dermaga ferry.

“Peningkatan container yard juga drastis, karena per tahunnya Pelabuhan Sambas sanggup menangani hingga 20 ribu TEUs. Dan bila dulunya hanya mampu menangani satu kapal untuk bersandar di dermaga, kini Pelabuhan Sambas mampu menangani empat kapal sekaligus,” kata Bambang.

Selain itu, katanya, Pelindo I juga memperhatikan desain bangunan Terminal Penumpang Pelabuhan Sambas. Terdiri dari 2 lantai, memiliki rooftop seluas 2,766 meter2 dan desain yang menggabungkan unsur modern dan unik. Desain Terminal Penumpang Sambas mendapat penghargaan sebagai desain Terminal Terbaik se-Asia Pasifik.

Usai meresmikan Penataan dan Pengembangan Pelabuhan Sambas, Presiden bersama Gubernur dan rombongan menuju lokasi bom bunuh diri yang jaraknya hanya 300 meter dari pelabuhan. Selepas itu rombongan langsung menuju Bandara Dr. FL. Tobing Pinangsori, Tapanuli Tengah untuk terbang ke Halim Perdana Kusuma Jakarta dan mengakhiri kunjungan kerja tiga harinya di Sumatera Utara.**

istimewa
TEKAN TOMBOL: Presiden Joko Widodo bersama Menhub Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Sumarno, Gubsu Edy Rahmayadi, Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk memencet tombol tanda diresmikannya terminal penumpang dan dermaga Pelabuhan Sambas, Sibolga, Minggu (17/3).

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional terminal penumpang dan dermaga Pelabuhan Sambas, Sibolga, Minggu (17/3). Desain pelabuhan terbesar di Pantai Barat Sumut ini diklaim sebagai yang terbaik se-Asia Pasifik. Pelabuhan ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Sumut, khususnya Pantai Barat.

PRESIDEN Jokowi mengharapkan agar Pelabuhan Sambas dapat kembali menjadi salah satu pelabuhan vital di Indonesia, karena pada tahun 1970-an pelabuhan ini merupakan salah satu pelabuhan paling terkenal. “Pelabuhan ini waktu kita SD sangat terkenal sekali. Anak SD tahun 70-an tahu semuanya. Ini yang perlu kita bangkitkan lagi fungsi Pelabuhan Sibolga untuk mobilitas barang dan jasa,” ujarnya.

Jokowi juga berharap, penataan dan pelayanan Pelabuhan Sambas Sibolga dapat mendorong peningkatan distribusi logistrik barang dan jasa. “Kapasitas kontainernya bisa sampai 20.000 TEUs setahun, meningkat besar sekali, ukuran kapal dulu 2.000 GT sekarang sudah sampai ke 6.000 GT artinya kapal besar bersandar di sini,” kata Presiden.

Presiden juga mengapresiasi penataan dan pengembangan yang telah dilakukan terhadap Pelabuhan Sambas Sibolga. Karena selain akan meningkatkan pertubuhan ekonomin

Pelabuhan Sambas juga menjadi pelabuhan modern yang memiliki desain terbaik se-Asia Pasifik. “Saya baru dibisikin sama Dirut Pelindo, kalau desain Pelabuhan Sibolga ini menang sebagai desain terbaik di Asia Pasifik,” tambahnya.

Jokowi juga mengatakan, pemerintah akan melengkapinya dengan pembangunan terminal khusus dan storage agar nantinya dari pelabuhan ini akan bisa dilakukan ekspor langsung minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO). Dengan begitu diharapkan, nantinya ekspor CPO dari Aceh bagian Selatan, kemudian Tapanuli Selatan, ditarik ke Sibolga karena lebih dekat daripada harus lewat darat yang menempuh perjalanan selama 10-12 jam ke Pelabuhan Belawan Medan.

“Tadi sudah saya sampaikan, di sini bisa nanti ekspor langsung untuk CPO. Ini juga nanti baru dikerjakan, baru dikalkulasi, akan ada terminal, storage, sehingga Pelabuhan Sibolga benar-benar memberikan peningkatan ekonomi yang baik kepada kawasan sekitar, karena kalau CPO di sini akan ada terminal storage-nya,” kata presiden menjawab wartawan usai meresmikan penataan dan pengembangan Pelabuhan Sibolga.

Saat ini, pemerintah sedang melakukan kalkulasi mengenai pembangunan terminal khusus CPO itu. Namun ia mengisyaratkan, biasanya realisasi pembangunan tersebut maksimal dua tahunan.

Jokowi menjelaskan, penataan dan pengembangan Pelabuhan Sibolga dilakukan dalam rangka menghidupkan kembali pelabuhan di Pantai Barat yang dulunya menjadi pelabuhan strategis, maupun pelabuhan transportasi logistik, barang dan jasa yang pernah ada dalam sejarah.

Dia mengingatkan, Pelabuhan Sibolga ini memang sudah lama sekali tidak diurus, padahal Kota Sibolga sendiri sudah berusia 319 tahun. “Ini pelabuhan yang juga sudah lama sekali, sudah ratusan tahun sehingga kita melakukan pengembangam dan penataan kembali,” tandasnya.

Menteri BUMN, Rini Soemarno dalam kesempatan itu mengaku akan terus mendorong BUMN untuk meningkatkan perannya. Terutama dalam meningkatkan pemerataan ekonomi melalui ketersediaan infrastruktur pelabuhan yang memadai. “Saya bangga pengembangan pelabuhan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi telah dilakukan oleh Pelindo 1. Pelabuhan Sibolga saat ini sudah jauh lebih bagus dibandingkan dengan sebelumnya, fasilitas sudah memadai. Semoga ini dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat pengguna jasa,” ungkap Rini.

Dengan pengembangan Pelabuhan Sibolga ini, diharapkan mampu menekan biaya logistik arus barang yang melewati Pelabuhan Sibolga. Dengan Fasilitas yang telah disediakan, diharapkan mampu memudahkan penumpang pengguna transportasi laut dan pengoperasian fix crane dalam menjalankan aktivitas bongkar muat barang untuk kegiatan ekspor impor.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menaruh harapan besar terhadap keberadaan Pelabuhan Sibolga yang memiliki desain modern dan daya tarik. Karena, Pelabuhan Sibolga memiliki kegiatan bongkar muat yang berlangsung berdekatan dengan terminal penumpang sehingga gampang terlihat. “Saya rasa desainnya sangat baik dan dapat disandari kapal besar. Saya kira pelabuhan ini paling maju di pesisir barat Sumatera. Pelabuhan ini juga dapat menjadi motor penggerak ekonomi di Sumatera khususnya Pesisir Barat,” ungkap Budi.

Secara teknis, kata Budi, Pelabuhan Sibolga memiliki pantai yang cukup strategia dengan kedalaman 9 meter. Sehingga mampu menyandarkan kapal besar mampu melakukan aktivitas bongkar muat. “Pelabuhan ini akan menjadi konektvitas bagi masyarakat, apalagi dekat denga pulau nias. Kita tahu arus hilir mudik Nias – Sibolga semakin naik, maka kita tingkatkan frekwensi kapal penumpang. Dengan demikian, perekonomian di wilayah akan kita tingkatkan terus,” ucapnya.

Ke depannya, lanjut Budi, akan dibangun pelabuhan curah cair, selain adanya terminal penumpang dan penumpukan kontainer. Jadi, mampu mendorong ekonomi Sibolga dan sekitarnya secara siginikan. “Pengembangan dan modrenisasi fasilitas penunjang di pelabuhan ini akam terus ditingkatkan,” tutup Budi.

Lebih lanjut, Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana mengungkapkan, dengan pengembangan Pelabuhan Sibolga, saat ini telah terjadi peningkatan kinerja pelayanan. Hal itu terlihat dari peningkatan arus barang dimana jumlah bongkar muat peti kemas tahun 2018 mencapai 7.105 TEUs meningkat dibandingkan periode tahun 2017 sebesar 6.739 TEUs.

“Sementara untuk layanan penumpang, jumlah total penumpang yang memanfaatkan jasa pelabuhan selama 2018 mencapai tujuh puluh tiga ribu delapan puluh lima orang. Meningkat tiga puluh empat koma delapan puluh persen jika dibanding tahun 2017 sebesar lima puluh empat ribu dua ratus lima belas orang,” tambah Bambang Eka Cahyana.

Penataan Terminal Penumpang Pelabuhan Sibolga dengan luas keseluruhan 2.786 m2, mampu menampung sebanyak 500 orang. Jumlah yang meningkat jika dibandingkan dengan terminal penumpang lama yang hanya mampu menampung 80 orang.

Terminal Penumpang ini mengusung konsep modern dengan sentuhan etnik yang diharapkan mampu menjadi icon baru bagi Kota Sibolga. Serta dapat menjadi pintu gerbang dalam mendukung peningkatan potensi sektor kepariwisataan terutama di Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Nias dan daerah disekitarnya.

Pelabuhan Sibolga juga diharapkan dapat menjadi simpul bagi sentra produksi/industri dan hasil tambang, transportasi dan logistik di kawasan pantai Barat Sumatera Utara. “Pengembangan kapasitas layanan Pelabuhan Sibolga yang kami lakukan ini merupakan wujud dukungan kami atas visi Nawacita serta konsep membangun dari pinggiran yang ditetapkan Pemerintah. Kami optimis, ke depan, Pelabuhan Sibolga mampu membawa multiplier effect yang luar biasa bagi perekonomian. Sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan Indonesia bagian Barat,” tutup “ tandas Bambang Eka Cahyana

///

Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana menyampaikan, setelah dilakukan penataan dan pengembangan, Pelabuhan Sambas kini sudah terpadu dengan dermaga container dengan jarak yang cukup jauh, sehingga akan lebih nyaman. Selain itu dermaga multipurpose juga diperpanjang 153 meter dengan lebar 35 meter, pembangunan countainer yard, mooring berthing dolphin, satu fix crane untuk beban maksimal 40 ton dan skybridge 150 meter yang menghubungkan terminal penumpang dengan dermaga ferry.

“Peningkatan container yard juga drastis, karena per tahunnya Pelabuhan Sambas sanggup menangani hingga 20 ribu TEUs. Dan bila dulunya hanya mampu menangani satu kapal untuk bersandar di dermaga, kini Pelabuhan Sambas mampu menangani empat kapal sekaligus,” kata Bambang.

Selain itu, katanya, Pelindo I juga memperhatikan desain bangunan Terminal Penumpang Pelabuhan Sambas. Terdiri dari 2 lantai, memiliki rooftop seluas 2,766 meter2 dan desain yang menggabungkan unsur modern dan unik. Desain Terminal Penumpang Sambas mendapat penghargaan sebagai desain Terminal Terbaik se-Asia Pasifik.

Usai meresmikan Penataan dan Pengembangan Pelabuhan Sambas, Presiden bersama Gubernur dan rombongan menuju lokasi bom bunuh diri yang jaraknya hanya 300 meter dari pelabuhan. Selepas itu rombongan langsung menuju Bandara Dr. FL. Tobing Pinangsori, Tapanuli Tengah untuk terbang ke Halim Perdana Kusuma Jakarta dan mengakhiri kunjungan kerja tiga harinya di Sumatera Utara.**

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/