25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Medan Tak Punya Bibit Ikan

IKAN MAS: Gus Irawan Pasaribu saat menunjukkan satu ikan mas dewasa hasil budidaya dan pembibitan di kolam yang ada di Hidrotani Sejahtera Sei Mencirim, kemarin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan maupun Sumatera Utara tampaknya tidak memiliki bibit ikan. Sebab, bibit ikan, seperti ikan mas terpaksa didatangkan dari Sukabumi. Hal ini dikatakan Ketua Himpunan Kerukutan Tani Indonesia (HKTI) wilayah Sumut Gus Irawan Pasaribu. “Saya miris karenja bibit ikan saja seperti ikan mas masih harus didatangkan dari Sukabumi, diterbangkan naik pesawat Garuda ke Cengkareng, kemudian dari Cengkareng diterbangkan ke Kualanamu. Setelah itu didistribusikan ke daerah-daerah di Sumut,” tuturnya kepada wartawan di padepokan Garudayaksa pusat pelatihan hidroponik Hidrotani Sejahtera Desa Suka Maju Sei Mencirim, Senin (14/8).

Gus pun berencana untuk pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pembibitan ikan. Konteks itulah kemudian yang membuatnya memadukan pusat pelatihan hidroponik dengan membangun sedikitnya 16 kolam ikan. “Nanti ada pembibitan ikan sampai kepada produksi ikan dewasa sehingga kolam ikan pun akan terud ditambah,” kata dia.

Karena ini berhubungan dengan proses yang harus mengandalkan teknologi budidaya, dia menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk turut memberi bantuan pengembangan.“Begini, dulu waktu saya di Komisi XI, pemerintah ingin membangun technopark di seluruh Indonesia. Jadi saat itu saya mengusulkan agar di daerah kita wilayah Sumut ada satu technopark. Maka dipilihlah Samosir,” jelasnya.

Di Samosir, lanjutnya, sudah lama ada Balai Benih Ikan. Setelah LIPI masuk, benih ikan di Samosir bisa menghasilkan 2,5 juta ikan per tahun “Balai sejenis sepertinya ada di hampir semua daerah. Nah ketika Balai Benih Ikan berdiri sendiri mereka hanya memproduksi bibit ikan 10.000 ekor per tahun. Saya meminta LIPI untuk masuk dan memberi strategi pengembangan,” ujar Gus lagi.

Menurut Gus, LIPI menggunakan teknologi kubah yang bekerja layaknya efek rumah kaca untuk menaikkan produksi benih ikan mas di Technopark Samosir hingga 25.000 persen. Namun persoalan yang dihadapi menghasilkan benih ikan di Samosir adalah perbedaan suhu air antara siang dan malam yang begitu ekstrim. Sementara benih-benih ikan hanya mampu berkembang pada suhu yang stabil. Perbedaan suhu yang terlalu berfluktuasi antara siang hari yang mencapai hingga 27 derajat celsius dengan malam hari yang turun mencapai hingga 16 derajat celsius menjadi persoalan di Kabupaten Samosir.

IKAN MAS: Gus Irawan Pasaribu saat menunjukkan satu ikan mas dewasa hasil budidaya dan pembibitan di kolam yang ada di Hidrotani Sejahtera Sei Mencirim, kemarin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan maupun Sumatera Utara tampaknya tidak memiliki bibit ikan. Sebab, bibit ikan, seperti ikan mas terpaksa didatangkan dari Sukabumi. Hal ini dikatakan Ketua Himpunan Kerukutan Tani Indonesia (HKTI) wilayah Sumut Gus Irawan Pasaribu. “Saya miris karenja bibit ikan saja seperti ikan mas masih harus didatangkan dari Sukabumi, diterbangkan naik pesawat Garuda ke Cengkareng, kemudian dari Cengkareng diterbangkan ke Kualanamu. Setelah itu didistribusikan ke daerah-daerah di Sumut,” tuturnya kepada wartawan di padepokan Garudayaksa pusat pelatihan hidroponik Hidrotani Sejahtera Desa Suka Maju Sei Mencirim, Senin (14/8).

Gus pun berencana untuk pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pembibitan ikan. Konteks itulah kemudian yang membuatnya memadukan pusat pelatihan hidroponik dengan membangun sedikitnya 16 kolam ikan. “Nanti ada pembibitan ikan sampai kepada produksi ikan dewasa sehingga kolam ikan pun akan terud ditambah,” kata dia.

Karena ini berhubungan dengan proses yang harus mengandalkan teknologi budidaya, dia menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk turut memberi bantuan pengembangan.“Begini, dulu waktu saya di Komisi XI, pemerintah ingin membangun technopark di seluruh Indonesia. Jadi saat itu saya mengusulkan agar di daerah kita wilayah Sumut ada satu technopark. Maka dipilihlah Samosir,” jelasnya.

Di Samosir, lanjutnya, sudah lama ada Balai Benih Ikan. Setelah LIPI masuk, benih ikan di Samosir bisa menghasilkan 2,5 juta ikan per tahun “Balai sejenis sepertinya ada di hampir semua daerah. Nah ketika Balai Benih Ikan berdiri sendiri mereka hanya memproduksi bibit ikan 10.000 ekor per tahun. Saya meminta LIPI untuk masuk dan memberi strategi pengembangan,” ujar Gus lagi.

Menurut Gus, LIPI menggunakan teknologi kubah yang bekerja layaknya efek rumah kaca untuk menaikkan produksi benih ikan mas di Technopark Samosir hingga 25.000 persen. Namun persoalan yang dihadapi menghasilkan benih ikan di Samosir adalah perbedaan suhu air antara siang dan malam yang begitu ekstrim. Sementara benih-benih ikan hanya mampu berkembang pada suhu yang stabil. Perbedaan suhu yang terlalu berfluktuasi antara siang hari yang mencapai hingga 27 derajat celsius dengan malam hari yang turun mencapai hingga 16 derajat celsius menjadi persoalan di Kabupaten Samosir.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/