30 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Harga Saham Perkebunan Terus Naik

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Seusai Pilpres di AS ditambah dengan temuan vaksin Covid-19, sejumlah harga saham perkebunan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Sebagai contoh perusahaan PT Eagle High Plantation (BWPT). Pada 4 November yang lalu, harga saham perusahan ini hanya Rp94 per lembar. Tapi, saat ini harganya menjadi Rp104 per lembar atau mengalami kenaikan sekitar 10,6% dalam kurun waktu 2 pekan belakangan.

Bahkan harga saham BWPT sempat meroket di kisaran Rp106 per lembar pada tanggal 13 November silam. Harga saham PT Perkebunan London Sumatera Indonesia (LSIP) juga mengalami kenaikan. LSIP naik dari posisi Rp955 per lembar saham pada tgl 4 November menjadi Rp1.095 per lembarnya pada saat ini. Harga saham LSIP naik 14% lebih dalam dua pekan terakhir.

Harga saham perkebunan lainnya yang mengalami kenaikan juga terjadi pada PT Sampoerna Agro (SGRO). Pada tanggal 4 November ini. Harganya berkisar Rp1.285 per lembar dan saat ini harga sahamnya sudah di Rp 1.560 per lembar saham.

Saham perkebunan lainnya seperti AALI juga mengalami kenaikan. Pada tanggal 4 silam harga saham AALI Rp10.550 per lembar saham. Saat ini dijual dikisaran Rp11 ribu per lembar saham.

“Kenaikan harga saham SGRO jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan rata-rata harga saham perkebunan lainnya,” kata Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu (18/11).

Saham SGRO naik lebih dari 21% selama sepekan terakhir. Sementara AALI harga sahamnya naik 4% lebih dalam dua pekan terakhir.

Menurut Gunawan, kenaikan harga saham perkebunan tidak terlepas dari kinerja harga komoditas yang mengalami kenaikan belakangan ini. Di mana harga CPO mengalami kenaikan tajam dari posisinya dikisaran 2.700 ringgit per ton, menjadi 3.300 ringgit per tonnya saat ini.

“Membaiknya harga komoditas belakangan bukan hanya baik bagi petani kita. Tetapi di pasar saham, harga saham sektor perkebunan mengalami kenaikan yang tajam, ”terangnya.

Kedepan, tambah Gunawan, selama ekspektasi pemulihan ekonomi terus terjadi, ditambah vaksin Covid-19 siap, maka harga saham perkebunan akan bertahan mahal. (gus/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Seusai Pilpres di AS ditambah dengan temuan vaksin Covid-19, sejumlah harga saham perkebunan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Sebagai contoh perusahaan PT Eagle High Plantation (BWPT). Pada 4 November yang lalu, harga saham perusahan ini hanya Rp94 per lembar. Tapi, saat ini harganya menjadi Rp104 per lembar atau mengalami kenaikan sekitar 10,6% dalam kurun waktu 2 pekan belakangan.

Bahkan harga saham BWPT sempat meroket di kisaran Rp106 per lembar pada tanggal 13 November silam. Harga saham PT Perkebunan London Sumatera Indonesia (LSIP) juga mengalami kenaikan. LSIP naik dari posisi Rp955 per lembar saham pada tgl 4 November menjadi Rp1.095 per lembarnya pada saat ini. Harga saham LSIP naik 14% lebih dalam dua pekan terakhir.

Harga saham perkebunan lainnya yang mengalami kenaikan juga terjadi pada PT Sampoerna Agro (SGRO). Pada tanggal 4 November ini. Harganya berkisar Rp1.285 per lembar dan saat ini harga sahamnya sudah di Rp 1.560 per lembar saham.

Saham perkebunan lainnya seperti AALI juga mengalami kenaikan. Pada tanggal 4 silam harga saham AALI Rp10.550 per lembar saham. Saat ini dijual dikisaran Rp11 ribu per lembar saham.

“Kenaikan harga saham SGRO jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan rata-rata harga saham perkebunan lainnya,” kata Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu (18/11).

Saham SGRO naik lebih dari 21% selama sepekan terakhir. Sementara AALI harga sahamnya naik 4% lebih dalam dua pekan terakhir.

Menurut Gunawan, kenaikan harga saham perkebunan tidak terlepas dari kinerja harga komoditas yang mengalami kenaikan belakangan ini. Di mana harga CPO mengalami kenaikan tajam dari posisinya dikisaran 2.700 ringgit per ton, menjadi 3.300 ringgit per tonnya saat ini.

“Membaiknya harga komoditas belakangan bukan hanya baik bagi petani kita. Tetapi di pasar saham, harga saham sektor perkebunan mengalami kenaikan yang tajam, ”terangnya.

Kedepan, tambah Gunawan, selama ekspektasi pemulihan ekonomi terus terjadi, ditambah vaksin Covid-19 siap, maka harga saham perkebunan akan bertahan mahal. (gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/