31.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Pemprovsu Diminta Kampanyekan YNS

Melizar Latief

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemprovsu diminta untuk ikut serta melakukan sosialisasi yuk nabung saham (YNS). Sebab, meski pasar modal di Indonesia sudah berusia lebih dari 40 tahun, minat masyarakat dalam menabung saham masih minim.

Anggota Komisi C DPRD Sumut, Meilizar Latief menilai menabung saham merupakan salah satu solusi peningkatan perekonomian. “Saya mengimbau kepada masyarakat Sumut untuk mengambil peran menabung saham agar menyisihkan sebahagian penghasilan menjadi buffer di kemudian hari untuk menuju kehidupan yang lebih layak,” katanya, Minggu (13/8).

Dijelaskannya, meski sosialisasi serta peningkatan literasi masyarakat mengenai pasar modal terus dilakukan, namun hingga saat ini pemahaman masyarakat Indonesia berkaitan dengan pasar modal masih di bawah lima persen.

Menurutnya, kampanye YNS telah dikumbangkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2015 yang tujuannya mengajak masyarakat beri investasi di pasar modal dengan cara aman dan menguntungkan.

“Melalui program YNS program ini merubah pola pikir kita dari menabung hanya ke perbankan menjadi pola pikir berinvestasi atau bergerak dari Saving Society menjadi Investing Society,” kata Sekretaris DPD Partai Demokrat ini.

Apalagi, lanjutnya, pemerintah telah membuat persyaratan dengan mudah dan terjangkau oleh kita dengan persyaratan minimun Rp100 ribu dan telah bisa memiliki Saham dari perusahaan yang dipilih nantinya melalui list perusahaan yang disampaikan oleh perusahaan Seluritas dimana membuka rekening.

“Di Sumut telah ada 29 perusahaan Sekuritas, di antaranya Mandiri, BN, CIMB, Bank Panin, BRI Sekuritas dan perusahaan swasta lainnya. Melihat persyaratan yang mudah ini pasar yang menjadi orientasi program YNS untuk  semua lapisan masyarakat Indonesia, baik itu rumah tangga, mahasiswa, pengusaha mikro, dosen, profesional dan lain ya,” kata Meilizar.

Selain itu, Bank BRI telah meluncurkan program Desa Menabung Saham yang merupakan suatu program yang sangat aspiratif dan dapat menjadi program yang menjembatani Gap antara percepatan perekonomian Desa dengan Kota.

Secara Nasional Nasabah Domestik Pasar Modal hanya 0,2 % dari penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta jiwa, sedang di Malaysia dan Singapura telah mencapai 30%. Terlihat bahwa Investasi di Bursa Efek Indonsesia masih di  domonasi oleh Investor Asing yang sifatnya melakukan  investasi jangka pendek ( Short Term Invesment ).

Untuk itu, kata Meilizar, kalangan DPRD Sumut menghimbau ke pada masyarakat Sumut untuk mengambil peran menabung saham untuk menyisihkan sebahagian penghasilan menjadi buffer di kemudian hari untuk menuju kehidupan yang lebih layak. Dan kepada Indonesia Stock Exchange (IDX) Cabang Medan tetap bersosialisasi sampai ke masyarakat Desa.”Sekali lagi saya mengimbau ke pada kita semua marilah sama-sama  kita mendukung Program YNS ini untuk penguatan perekonomian kita secara pribadi dan memperkuat perekonomian Indonesia melalui partisipasi kita. Karena salah satu Indikator tingkat kemakmuran suatu negara dihitung dari kekuatan Pasar Modal dan Pasar uang negara tersebut. Marilah kita memulai dari yang kecil menjadi besar,” harap Meilizar.(dik/ila)

 

Melizar Latief

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemprovsu diminta untuk ikut serta melakukan sosialisasi yuk nabung saham (YNS). Sebab, meski pasar modal di Indonesia sudah berusia lebih dari 40 tahun, minat masyarakat dalam menabung saham masih minim.

Anggota Komisi C DPRD Sumut, Meilizar Latief menilai menabung saham merupakan salah satu solusi peningkatan perekonomian. “Saya mengimbau kepada masyarakat Sumut untuk mengambil peran menabung saham agar menyisihkan sebahagian penghasilan menjadi buffer di kemudian hari untuk menuju kehidupan yang lebih layak,” katanya, Minggu (13/8).

Dijelaskannya, meski sosialisasi serta peningkatan literasi masyarakat mengenai pasar modal terus dilakukan, namun hingga saat ini pemahaman masyarakat Indonesia berkaitan dengan pasar modal masih di bawah lima persen.

Menurutnya, kampanye YNS telah dikumbangkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2015 yang tujuannya mengajak masyarakat beri investasi di pasar modal dengan cara aman dan menguntungkan.

“Melalui program YNS program ini merubah pola pikir kita dari menabung hanya ke perbankan menjadi pola pikir berinvestasi atau bergerak dari Saving Society menjadi Investing Society,” kata Sekretaris DPD Partai Demokrat ini.

Apalagi, lanjutnya, pemerintah telah membuat persyaratan dengan mudah dan terjangkau oleh kita dengan persyaratan minimun Rp100 ribu dan telah bisa memiliki Saham dari perusahaan yang dipilih nantinya melalui list perusahaan yang disampaikan oleh perusahaan Seluritas dimana membuka rekening.

“Di Sumut telah ada 29 perusahaan Sekuritas, di antaranya Mandiri, BN, CIMB, Bank Panin, BRI Sekuritas dan perusahaan swasta lainnya. Melihat persyaratan yang mudah ini pasar yang menjadi orientasi program YNS untuk  semua lapisan masyarakat Indonesia, baik itu rumah tangga, mahasiswa, pengusaha mikro, dosen, profesional dan lain ya,” kata Meilizar.

Selain itu, Bank BRI telah meluncurkan program Desa Menabung Saham yang merupakan suatu program yang sangat aspiratif dan dapat menjadi program yang menjembatani Gap antara percepatan perekonomian Desa dengan Kota.

Secara Nasional Nasabah Domestik Pasar Modal hanya 0,2 % dari penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta jiwa, sedang di Malaysia dan Singapura telah mencapai 30%. Terlihat bahwa Investasi di Bursa Efek Indonsesia masih di  domonasi oleh Investor Asing yang sifatnya melakukan  investasi jangka pendek ( Short Term Invesment ).

Untuk itu, kata Meilizar, kalangan DPRD Sumut menghimbau ke pada masyarakat Sumut untuk mengambil peran menabung saham untuk menyisihkan sebahagian penghasilan menjadi buffer di kemudian hari untuk menuju kehidupan yang lebih layak. Dan kepada Indonesia Stock Exchange (IDX) Cabang Medan tetap bersosialisasi sampai ke masyarakat Desa.”Sekali lagi saya mengimbau ke pada kita semua marilah sama-sama  kita mendukung Program YNS ini untuk penguatan perekonomian kita secara pribadi dan memperkuat perekonomian Indonesia melalui partisipasi kita. Karena salah satu Indikator tingkat kemakmuran suatu negara dihitung dari kekuatan Pasar Modal dan Pasar uang negara tersebut. Marilah kita memulai dari yang kecil menjadi besar,” harap Meilizar.(dik/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/