27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Biaya Lebih Rendah, Untung Lebih Besar

MARELAN- Usaha penghasil bahan makanan organik memang menjadi pilihan bisnis menjanjikan. Seperti yang dilakukan para anggota Koperasi Hidayah di Jalan Kapten Rahmad Buddin Kampung Pauh Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.

Usaha peternakan ayam pedaging ‘organik’ ini bukannya meniadakan penggunaan bahan kimia buatan, tetapi meminimalisir pakan dari pabrik dan mencampurnya dengan kotoran ternak yang sudah diolah dan diberi perlakuan khusus terlebih dahulu. Hebatnya, peternakan ayam pedaging system ini menghematan banyak biaya oakan hingga 50 persen, memperpendek usia produksi serta berbagai keunggulan lain.

Syahdan, peternak ayam organik dari Koperasi Hidayah Kecamatan Medan Marelan yang ditemui Sabtu (17/8) lalu mengatakan, campuran pakan yang mereka gunakan diolah dari kotoran ternak melalui proses fermentasi dan proses lainnya. Proses fermentasi inilah yang disebut para peternak dari Koperasi Hidayah sebagai pakan organik yang menghasilkan ayam organik.

“Untuk fermentasinya, herbal yang diolah dari kotoran ayam itu sendiri atau bisa juga dibeli Rp100 ribu per liter. Dapat dipergunakan untuk kebutuhan 200 ekor ayam. Dan panennya pun bisa lebih cepat atau hanya membutuhkan waktu 21 hari, kalau ternak ayam biasa membutuhkan waktu panen 1 bulan lebih,” ujar, Syahdan, saat menerima kunjungan anggota DPRD Medan, A Hie.

Syahdan mengklaim, kualitas produksi hewan pedaging mereka lebih baik dari pada ayam boiler biasa. Bobot daging lebih berat serta kualitas daging tidak berlendir. Perbedaan lain antara ayam pedaging ‘organik’ dan ayam broiler biasa, dagingnya lebih gurih, kandungan gizi yang tinggi dan rendah kolestrol sehingga sangat cocok untuk konsumen yang menjaga ketat makanannya. Selain itu, kualitas daging ayam yang bagus dapat meningkatkan nilai jual. Klaim berbagai keunggulan ini tentunya masih harus pengujian intensif di lembaga penelitian.

“Saat ini permintaan cukup tinggi, sementara kebutuhan produksi kami masih sekitar 500 hingga 1.000 ekor. Kami berharap adanya investor yang bisa mendanai agar produksi bisa bertambah,” kata Syahdan.

Sementara itu, A Hie, Anggota DPRD Medan Dapil V usai melihat-lihat ternak ayam organik tersebut menyebutkan, ternak ayam organik memang menjanjikan hasil panen memuaskan. Dia juga berjanji siap membantu dalam pemasaran sehingga peternak tidak ragu dalam membudidayakan ayam organik.

“Apabila masyarakat telah berhasil membudidayakan ayam organik, maka harus didukung baik dari segi pemasaran maupun untuk mendatangkan investor (pemodal). Bila perlu nanti akan dicarikan lahan untuk pengembangannya, karena banyak keuntungan diperoleh disamping kotoran ternak ayam organik lebih ramah lingkungan,” ungkapnya.(rul)

MARELAN- Usaha penghasil bahan makanan organik memang menjadi pilihan bisnis menjanjikan. Seperti yang dilakukan para anggota Koperasi Hidayah di Jalan Kapten Rahmad Buddin Kampung Pauh Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.

Usaha peternakan ayam pedaging ‘organik’ ini bukannya meniadakan penggunaan bahan kimia buatan, tetapi meminimalisir pakan dari pabrik dan mencampurnya dengan kotoran ternak yang sudah diolah dan diberi perlakuan khusus terlebih dahulu. Hebatnya, peternakan ayam pedaging system ini menghematan banyak biaya oakan hingga 50 persen, memperpendek usia produksi serta berbagai keunggulan lain.

Syahdan, peternak ayam organik dari Koperasi Hidayah Kecamatan Medan Marelan yang ditemui Sabtu (17/8) lalu mengatakan, campuran pakan yang mereka gunakan diolah dari kotoran ternak melalui proses fermentasi dan proses lainnya. Proses fermentasi inilah yang disebut para peternak dari Koperasi Hidayah sebagai pakan organik yang menghasilkan ayam organik.

“Untuk fermentasinya, herbal yang diolah dari kotoran ayam itu sendiri atau bisa juga dibeli Rp100 ribu per liter. Dapat dipergunakan untuk kebutuhan 200 ekor ayam. Dan panennya pun bisa lebih cepat atau hanya membutuhkan waktu 21 hari, kalau ternak ayam biasa membutuhkan waktu panen 1 bulan lebih,” ujar, Syahdan, saat menerima kunjungan anggota DPRD Medan, A Hie.

Syahdan mengklaim, kualitas produksi hewan pedaging mereka lebih baik dari pada ayam boiler biasa. Bobot daging lebih berat serta kualitas daging tidak berlendir. Perbedaan lain antara ayam pedaging ‘organik’ dan ayam broiler biasa, dagingnya lebih gurih, kandungan gizi yang tinggi dan rendah kolestrol sehingga sangat cocok untuk konsumen yang menjaga ketat makanannya. Selain itu, kualitas daging ayam yang bagus dapat meningkatkan nilai jual. Klaim berbagai keunggulan ini tentunya masih harus pengujian intensif di lembaga penelitian.

“Saat ini permintaan cukup tinggi, sementara kebutuhan produksi kami masih sekitar 500 hingga 1.000 ekor. Kami berharap adanya investor yang bisa mendanai agar produksi bisa bertambah,” kata Syahdan.

Sementara itu, A Hie, Anggota DPRD Medan Dapil V usai melihat-lihat ternak ayam organik tersebut menyebutkan, ternak ayam organik memang menjanjikan hasil panen memuaskan. Dia juga berjanji siap membantu dalam pemasaran sehingga peternak tidak ragu dalam membudidayakan ayam organik.

“Apabila masyarakat telah berhasil membudidayakan ayam organik, maka harus didukung baik dari segi pemasaran maupun untuk mendatangkan investor (pemodal). Bila perlu nanti akan dicarikan lahan untuk pengembangannya, karena banyak keuntungan diperoleh disamping kotoran ternak ayam organik lebih ramah lingkungan,” ungkapnya.(rul)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/