28.9 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Perlu Peta Wilayah Kriminal untuk Wisatawan

Pemilik Sukma Travel yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), Ben Sukma menilai, sudah seharusnya perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata untuk memberitahukan kepada turis domestik maupun internasional terkait dengan keamanan sebuah kawasan di sebuah daerah. Karena, ini menyangkut nama baik sebuah daerah.

“Di setiap negara pasti ada kawasan hitamnya. Jadi, kenapa kita harus takut untuk memberitahu kepada pendatang kawasan mana saja yang rawan keamanannya?,” ujarnya.

Dijelaskannya, setiap travel sudah memliki nama kawasan yang rawan keamanannya. Terutama dalam pencopetan. Bahkan, untuk kawasan Medan, lebih dari 3 daerah yang selalu di wanti-wanti atau tidak direkomendasikan untuk melewati kawasan tersebut. Seperti mulai dari stasiun kereta api besar hingga gedung Uniland, kemudian Jalan SM Raja hingga simpang Jalan Pandu, kawasan Jalan Gajah Mada, Jalan Iskadar Muda yang dekat kuburan, serta lainnya. “Kalau di travel kita, nama-nama jalan tersebut memang kita tampilkan. Dengan harapan, agar turis tidak melewati jalan tersebut,” tambahnya.
Diakuinya, mempublikasikan nama kawasan tersebut hingga saat ini masih menimbulkan polemik di tengah pengusaha travel. Dimana, mereka menganggap, dengan publikasi tersebut akan membuat para turis mengurungkan niatnya ke Medan. “Padahal, kalau di Amerika misalkan, bagian yang menanggani pariwisatanya menampilkan di kawasan travel serta di tourism board nya tentang kawasan yang rawan. Jadi, para pendatang lebih berhati-hati untuk membawakan dirinya,” akunya.

Ben menyatakan bahwa dengan kejadian pencopetan yang saat ini sering terjadi di kota Medan jelas akan memberikan dampak yang tidak baik bagi Medan itu sendiri. Karena akan memberikan publikasi yang jelek. Selain itu, dampak lainnya juga akan semakin banyak korban pencopetan atau kejahatan lainnya bila tidak dipublikasikan.

Karena sudah mempublikasikan kawasan yang rawan ini, Ben menyatakan sudah seharusnya pihak travel untuk memberikan tips agar para turis lebih terjamin keamanannya. Selain itu, pihak hotel dan juga travel memberikan peta secara cuma-cuma agar para turis mengetahui kawasan tersebut. “Dan tentu saja, bila memang kawasan itu tidak diperlukan pihak kepolisian yang sering berpatroli di kawasan tersebut. Agar kejadian kejahatan pencopetan tersebut tidak terulang lagi,” tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Medan, tingkat kunjungan wistawan mancanegara ke Kota Medan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

Menurut Kabid Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Medan, Agus Suriyono, kunjungan wistawan mancanegara meningkat 4 persen dari tahun sebelumnya. Hingga Juni 2013 ini, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Medan sebanyak 109.542 orang. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, dimana hingga Juni 2012 lalu, hanya sekitar 105.132 orang asing yang datang ke Medan.(ram/dek)

Pemilik Sukma Travel yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), Ben Sukma menilai, sudah seharusnya perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata untuk memberitahukan kepada turis domestik maupun internasional terkait dengan keamanan sebuah kawasan di sebuah daerah. Karena, ini menyangkut nama baik sebuah daerah.

“Di setiap negara pasti ada kawasan hitamnya. Jadi, kenapa kita harus takut untuk memberitahu kepada pendatang kawasan mana saja yang rawan keamanannya?,” ujarnya.

Dijelaskannya, setiap travel sudah memliki nama kawasan yang rawan keamanannya. Terutama dalam pencopetan. Bahkan, untuk kawasan Medan, lebih dari 3 daerah yang selalu di wanti-wanti atau tidak direkomendasikan untuk melewati kawasan tersebut. Seperti mulai dari stasiun kereta api besar hingga gedung Uniland, kemudian Jalan SM Raja hingga simpang Jalan Pandu, kawasan Jalan Gajah Mada, Jalan Iskadar Muda yang dekat kuburan, serta lainnya. “Kalau di travel kita, nama-nama jalan tersebut memang kita tampilkan. Dengan harapan, agar turis tidak melewati jalan tersebut,” tambahnya.
Diakuinya, mempublikasikan nama kawasan tersebut hingga saat ini masih menimbulkan polemik di tengah pengusaha travel. Dimana, mereka menganggap, dengan publikasi tersebut akan membuat para turis mengurungkan niatnya ke Medan. “Padahal, kalau di Amerika misalkan, bagian yang menanggani pariwisatanya menampilkan di kawasan travel serta di tourism board nya tentang kawasan yang rawan. Jadi, para pendatang lebih berhati-hati untuk membawakan dirinya,” akunya.

Ben menyatakan bahwa dengan kejadian pencopetan yang saat ini sering terjadi di kota Medan jelas akan memberikan dampak yang tidak baik bagi Medan itu sendiri. Karena akan memberikan publikasi yang jelek. Selain itu, dampak lainnya juga akan semakin banyak korban pencopetan atau kejahatan lainnya bila tidak dipublikasikan.

Karena sudah mempublikasikan kawasan yang rawan ini, Ben menyatakan sudah seharusnya pihak travel untuk memberikan tips agar para turis lebih terjamin keamanannya. Selain itu, pihak hotel dan juga travel memberikan peta secara cuma-cuma agar para turis mengetahui kawasan tersebut. “Dan tentu saja, bila memang kawasan itu tidak diperlukan pihak kepolisian yang sering berpatroli di kawasan tersebut. Agar kejadian kejahatan pencopetan tersebut tidak terulang lagi,” tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Medan, tingkat kunjungan wistawan mancanegara ke Kota Medan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

Menurut Kabid Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Medan, Agus Suriyono, kunjungan wistawan mancanegara meningkat 4 persen dari tahun sebelumnya. Hingga Juni 2013 ini, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Medan sebanyak 109.542 orang. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, dimana hingga Juni 2012 lalu, hanya sekitar 105.132 orang asing yang datang ke Medan.(ram/dek)

Artikel Terkait

Tragedi Akhir Tahun si Logo Merah

Incar Bule karena Hasil Lebih Besar

Baru Mudik Usai Lebaran

Menguras Harta Rayakan Lebaran

Terpopuler

Artikel Terbaru

/