SUMUTPOS.CO – Siapa bilang pelepah (daun) sawit tidak berharga. Ditangan Julkifli (50) warga Kecamatan Tanjung Pura, Langkat, daun yang banyak orang nilai tidak memiliki arti ini ternyata punya nilai plus.
Ya, dengan memberdayakan warga sekitar khususnya kaum ibu, pelepah sawit dibuat menjadi atap rumah. Bahkan, atap pelepah sawit ini sudah menembus pasar internasional.
“Alhamdulillah, meski awalnya terseret-seret. Usaha yang saya bangun bisa hidup hingga sekarang dan dapat mempekerjakan warga sekitar,” terang Zulkifli, pengusaha atap sawit ini.
Bahkan, menurutnya jerih payah selama ini berbuah hasil. Selain dapat membantu warga sekitar dalam meraup rupiah, dirinya dapat menyekolahkan seluruh anak-anaknya hingga ke jenjang Sarjana.
“Saya sangat bersyukur,” tukasnya.
Memang aku dia, kini atap yang terbuat dari pelepah sawit ini sudah jarang dipergunakan oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi, sudah dapat pangsa pasar sampai ke internasional.
“Disini memang sudah jarang orang menggunakannya. Karena kebanyakan warga sudah menggantikan atap dengan seng terbuat dari kaleng. Hanya beberapa rumah makan saja yang memesan,” celotehnya.
“Untuk itu, kami menyiasati dengan mencari pangsa pasar ke luar negeri. Syukur alhamdulillah, kini pangsa pasar kami sudah sampai internasional. Seperti Malaysia, Singapora dan Brunei Darusallam sudah memesan atap dari kami,” sambungnya.
Dirinya pun berharap, agar pemerintah setempat dapat membantu usaha mereka.
Terpisah, Ros (35) salah satu pekerja mengakui, dalam sehari dirinya dapat mengerjakan 100 sampai 500 buah atap.
“Alhamdulilah bang, lumayan hasilnya dapat membantu perekonomian keluarga,” jelas Ros sembari menjaga anak yang tengah tidur di ayunan.
Menurutnya, dalam satu buah atap yang dibuat dari pelepah sawit ini, dia dan beberapa rekan kerja diupah Rp100.
“Jadi kalau kami bisa menghasilkan 100 dalam sehari, maka kami akan mendapatkan upah sekitar Rp10 ribu,” pungkasnya.(bam/ala)