30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Sinar Mas Agribusiness and Food Kembalikan Eksistensi Filma

BERSAMA: Head of Corporate Communications, Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling (tengah) berfoto bersama Pimpinan Redaksi Sumut Pos, Dame Ambarita (kedua dari kanan) di Kantor Redaksi Sumut Pos, Jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis (23/1).
triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Manajemen Sinar Mas Agribusiness and Food akan mengedukasi masyarakat dari berbagai kalangan tentang berbagai manfaat yang dimiliki oleh tumbuhan sawit. Apalagi, isu yang berkembang saat ini lebih bernada negatif terhadap perkembangan dan penjualanan sawit.

Head of Corporate Communications, Corporate Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling menyatakan isu negatif akan membuat citra sawit di Indonesia terpuruk.

“Kita akan melakukan berbagai gerakan kampanye, mulai dari anak sekolah tentang berbagai manfaat dari sawit. Karena, isu yang berkembang di luar mempengaruhi masyarakat Indonesia, terutama yang masih muda,” ujarnya saat berkunjung ke kantor Redaksi Sumut Pos di Jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis (23/1).

Dijelaskannya, kehadiran Sinar Mas Agribusiness and Food bukan hanya mengejar keuntungan untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat sekitar. Setidaknya dengan mengedukasi tentang kelebihan dan kegunaan sawit. Karena itu, setiap kebun sawit selalu memiliki berbagai fasilitas untuk masyarakat sekitar pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Selain itu, kebun sawit Sinar Mas juga menerapkan berbagai teknologi untuk menghasilkan produk yang berkualitas sekaligus menjadi lingkungan. Seperti mengurangi penggunaan bahan kimia untuk membasmi hama. Setiap pohon juga diberi pupuk dengan dosis yang tepat untuk menimalisir dampak lingkungan dan sebagainya.

“Setiap pohon kita anggap seperti anak sendiri. Untuk mengurangi hama seperti tikus, kita memelihara burung hantu, di website kita bisa terlihat berbagai keberadaan titik api yang ada di sekitar kebun kita. Dan itu selalu dipantau oleh karyawan secara berkala,” lanjutnya.

Bukan hanya itu, saat ini pihaknya sedang mengembangkan teknologi terbaru untuk menghasilkan CPO lebih banyak. Diharapkan teknologi ini akan memberikan dampak lebih baik untuk petani swadaya. Sejak tahun 2017, ujicoba ini sudah mulai diterapkan di kebun Sinar Mas Agribusiness and Food.

Dijelaskannya, di kebun Sinar Mas, saat panen akan menghasilkan 5 ton CPO per hektare. Sedangkan untuk petani swadaya hanya 2 ton. Dengan bibit dari teknologi Sinar Mas, dapat menghasilkan 12-13 ton CPO per hektare.

“Dan ini yang menjadi salah satu alasan kita tidak ada penambahan luas kebun beberapa tahun belakang ini,” jelasnya.

Selain fokus pada edukasi masyarakat, Sinar Mas Agribusiness and Food juga berupaya untuk mengembalikan eksistensi brand Filma di tengah masyarakat. Karena, selain memiliki kandungan berbagai vitamin dan mineral, Filma berasal dari sawit yang kebunnya juga dirawat.

“Kita ingin masyarakat saat mendengar kata Filma, maka akan terlintas di pikiran mereka produk yang ramah lingkungan. Apalagi, saat ini Filma bukan hanya produk minyak goreng, tetapi ada berbagai macam, seperti margarin, dan lainnya,” tutupnya. (ram)

BERSAMA: Head of Corporate Communications, Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling (tengah) berfoto bersama Pimpinan Redaksi Sumut Pos, Dame Ambarita (kedua dari kanan) di Kantor Redaksi Sumut Pos, Jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis (23/1).
triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Manajemen Sinar Mas Agribusiness and Food akan mengedukasi masyarakat dari berbagai kalangan tentang berbagai manfaat yang dimiliki oleh tumbuhan sawit. Apalagi, isu yang berkembang saat ini lebih bernada negatif terhadap perkembangan dan penjualanan sawit.

Head of Corporate Communications, Corporate Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling menyatakan isu negatif akan membuat citra sawit di Indonesia terpuruk.

“Kita akan melakukan berbagai gerakan kampanye, mulai dari anak sekolah tentang berbagai manfaat dari sawit. Karena, isu yang berkembang di luar mempengaruhi masyarakat Indonesia, terutama yang masih muda,” ujarnya saat berkunjung ke kantor Redaksi Sumut Pos di Jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis (23/1).

Dijelaskannya, kehadiran Sinar Mas Agribusiness and Food bukan hanya mengejar keuntungan untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat sekitar. Setidaknya dengan mengedukasi tentang kelebihan dan kegunaan sawit. Karena itu, setiap kebun sawit selalu memiliki berbagai fasilitas untuk masyarakat sekitar pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Selain itu, kebun sawit Sinar Mas juga menerapkan berbagai teknologi untuk menghasilkan produk yang berkualitas sekaligus menjadi lingkungan. Seperti mengurangi penggunaan bahan kimia untuk membasmi hama. Setiap pohon juga diberi pupuk dengan dosis yang tepat untuk menimalisir dampak lingkungan dan sebagainya.

“Setiap pohon kita anggap seperti anak sendiri. Untuk mengurangi hama seperti tikus, kita memelihara burung hantu, di website kita bisa terlihat berbagai keberadaan titik api yang ada di sekitar kebun kita. Dan itu selalu dipantau oleh karyawan secara berkala,” lanjutnya.

Bukan hanya itu, saat ini pihaknya sedang mengembangkan teknologi terbaru untuk menghasilkan CPO lebih banyak. Diharapkan teknologi ini akan memberikan dampak lebih baik untuk petani swadaya. Sejak tahun 2017, ujicoba ini sudah mulai diterapkan di kebun Sinar Mas Agribusiness and Food.

Dijelaskannya, di kebun Sinar Mas, saat panen akan menghasilkan 5 ton CPO per hektare. Sedangkan untuk petani swadaya hanya 2 ton. Dengan bibit dari teknologi Sinar Mas, dapat menghasilkan 12-13 ton CPO per hektare.

“Dan ini yang menjadi salah satu alasan kita tidak ada penambahan luas kebun beberapa tahun belakang ini,” jelasnya.

Selain fokus pada edukasi masyarakat, Sinar Mas Agribusiness and Food juga berupaya untuk mengembalikan eksistensi brand Filma di tengah masyarakat. Karena, selain memiliki kandungan berbagai vitamin dan mineral, Filma berasal dari sawit yang kebunnya juga dirawat.

“Kita ingin masyarakat saat mendengar kata Filma, maka akan terlintas di pikiran mereka produk yang ramah lingkungan. Apalagi, saat ini Filma bukan hanya produk minyak goreng, tetapi ada berbagai macam, seperti margarin, dan lainnya,” tutupnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/