25 C
Medan
Friday, March 7, 2025

Budi Daya Jeruk Manis, Hasilnya Pun Manis

Sangap Ginting, petani jeruk madu mitra binaan Pertamina.
Sangap Ginting, petani jeruk madu mitra binaan Pertamina.

KARO, SUMUTPOS.CO – Jeruk merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang banyak disukai masyarakat. Selain rasanya yang segar, buah ini juga memiliki kandungan vitamin C yang penting untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit. Dan Kabupaten Karo merupakan sentra produksi komoditas jeruk. Salah satu varietas jeruk yang banyak ditanam di kabupaten ini adalah jenis siam madu.

Rasa jeruk siam madu lebih manis dan daya tahannya lebih lama. Karena pemasarannya cukup baik, maka upaya pengembangan jeruk ini menjanjikan keuntungan bagi petani. Seperti yang dirasakan Sangap Ginting. Sejak tahun 2000, pria yang biasa disapa bapak Andi ini menekuni usaha budi daya jeruk madu di desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Dari semula 2 hektar lahan, kini ladang jeruk Sangap mencapai 20 hektar. Sebagian besar ditanami jeruk madu, sebagian lagi jeruk siam lokal.

Sebelum bertani jeruk, pria kelahiran 1962 ini merupakan pegawai di perusahaan PT Bibit Baru. Selama 25 tahun, Sangap bekerja di perusahaan pembibitan tanaman hias dan sayur di Kabupaten Karo ini. Berhenti bekerja, Sangap merintis usaha sendiri. Pengalamannya di bidang pertanian khususnya hortikultura, memotivasi Sangap memilih bertani jeruk sebagai ladang usaha. Beruntung Sangap mendapat sokongan modal saat itu. Termasuk dari Pertamina. ‘’Bantuan awal dari Pertamina seluruhnya saya gunakan untuk modal membeli pupuk dan obat – obatan,’’ujarnya ketika ditemui Koran ini (5/5) lalu.

Diakuinya, untuk berhasil dalam usaha membutuhkan kesungguhan. Karena itu, Sangap selalu menyempatkan diri merawat tanaman jaruknya. ‘’Usahakan berbicara dengan tanaman. Harus sungguh – sungguh meneliti tanaman. Kalau lagi terserang hama, kita percepat penyemprotan. Demikian juga pemupukan , harus tepat waktu agar memberikan hasil optimal,’’sebut warga lorong Arih Ersada Desa Gongsol Berastagi ini.

Ketekunan suami dari Ralin ini berkebun jeruk membuahkan hasil manis. Seperti rasa jeruk yang ditanamnya. Kini ayah satu anak ini memiliki 12 karyawan yang membantunya mengelola ladang jeruk yang biasa dikenal dengan sebutan Ginting Rudal Jeruk Madu. Dalam setahun, Ginting Rudal Jeruk Madu bisa menghasilkan produksi 150 ton jeruk dengan omzet Rp1,5 M per tahun atau Rp125 juta per bulan. Jeruk dikirim ke berbagai daerah. Seperti Tapsel, Lampung, Bengkulu dan sebagainya. Dari pendapatannya ini, kakek dua cucu ini bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Membeli kendaraan hingga mendaftar haji.

Setiap hasil panen, Sangap membaginya menjadi tiga bagian. Satu bagian digunakan untuk modal kembali, satu bagian merupakan keuntungan dan satu bagian lagi buat para pekerja. ‘’Saya berlakukan sistem seperti ini agar karyawan tidak sekedar makan gaji. Prinsipnya, bagaimana anggota juga bisa lebih maju,’’sebutnya.

Karenanya, Sangap mengatakan sangat beruntung menjadi mitra binaan Pertamina yang sudah beberapa kali menyalurkan bantuan modal.

Sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pertamina selaku perusahaan energi melakukan Partnership Program atau Program Kemitraan. Ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri, sekaligus memberikan efek berlipatganda bagi kesejahteraan masyarakat. (sih)

Sangap Ginting, petani jeruk madu mitra binaan Pertamina.
Sangap Ginting, petani jeruk madu mitra binaan Pertamina.

KARO, SUMUTPOS.CO – Jeruk merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang banyak disukai masyarakat. Selain rasanya yang segar, buah ini juga memiliki kandungan vitamin C yang penting untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit. Dan Kabupaten Karo merupakan sentra produksi komoditas jeruk. Salah satu varietas jeruk yang banyak ditanam di kabupaten ini adalah jenis siam madu.

Rasa jeruk siam madu lebih manis dan daya tahannya lebih lama. Karena pemasarannya cukup baik, maka upaya pengembangan jeruk ini menjanjikan keuntungan bagi petani. Seperti yang dirasakan Sangap Ginting. Sejak tahun 2000, pria yang biasa disapa bapak Andi ini menekuni usaha budi daya jeruk madu di desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Dari semula 2 hektar lahan, kini ladang jeruk Sangap mencapai 20 hektar. Sebagian besar ditanami jeruk madu, sebagian lagi jeruk siam lokal.

Sebelum bertani jeruk, pria kelahiran 1962 ini merupakan pegawai di perusahaan PT Bibit Baru. Selama 25 tahun, Sangap bekerja di perusahaan pembibitan tanaman hias dan sayur di Kabupaten Karo ini. Berhenti bekerja, Sangap merintis usaha sendiri. Pengalamannya di bidang pertanian khususnya hortikultura, memotivasi Sangap memilih bertani jeruk sebagai ladang usaha. Beruntung Sangap mendapat sokongan modal saat itu. Termasuk dari Pertamina. ‘’Bantuan awal dari Pertamina seluruhnya saya gunakan untuk modal membeli pupuk dan obat – obatan,’’ujarnya ketika ditemui Koran ini (5/5) lalu.

Diakuinya, untuk berhasil dalam usaha membutuhkan kesungguhan. Karena itu, Sangap selalu menyempatkan diri merawat tanaman jaruknya. ‘’Usahakan berbicara dengan tanaman. Harus sungguh – sungguh meneliti tanaman. Kalau lagi terserang hama, kita percepat penyemprotan. Demikian juga pemupukan , harus tepat waktu agar memberikan hasil optimal,’’sebut warga lorong Arih Ersada Desa Gongsol Berastagi ini.

Ketekunan suami dari Ralin ini berkebun jeruk membuahkan hasil manis. Seperti rasa jeruk yang ditanamnya. Kini ayah satu anak ini memiliki 12 karyawan yang membantunya mengelola ladang jeruk yang biasa dikenal dengan sebutan Ginting Rudal Jeruk Madu. Dalam setahun, Ginting Rudal Jeruk Madu bisa menghasilkan produksi 150 ton jeruk dengan omzet Rp1,5 M per tahun atau Rp125 juta per bulan. Jeruk dikirim ke berbagai daerah. Seperti Tapsel, Lampung, Bengkulu dan sebagainya. Dari pendapatannya ini, kakek dua cucu ini bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Membeli kendaraan hingga mendaftar haji.

Setiap hasil panen, Sangap membaginya menjadi tiga bagian. Satu bagian digunakan untuk modal kembali, satu bagian merupakan keuntungan dan satu bagian lagi buat para pekerja. ‘’Saya berlakukan sistem seperti ini agar karyawan tidak sekedar makan gaji. Prinsipnya, bagaimana anggota juga bisa lebih maju,’’sebutnya.

Karenanya, Sangap mengatakan sangat beruntung menjadi mitra binaan Pertamina yang sudah beberapa kali menyalurkan bantuan modal.

Sebagai tanggung jawab sosial dan lingkungan, Pertamina selaku perusahaan energi melakukan Partnership Program atau Program Kemitraan. Ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri, sekaligus memberikan efek berlipatganda bagi kesejahteraan masyarakat. (sih)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru