JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Setelah bergerak liar sepanjang dua pekan pertama Desember, rupiah mulai terlihat jinak pada pekan ketiga bulan ini. Situasi tenang seperti saat ini diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardoyo menyatakan, kondisi rupiah saat dalam tren penguatan usai depresiasi tajam sejak awal bulan ini. Dia sangat optimistis nilai tukar rupiah akan lebih stabil dibanding pergerakan pada minggu kedua Desember.
“Ada faktor harga minyak yang terkoreksi turun. Sekarang di minggu ketiga lebih tenang, sampai akhir tahun tetap tenang,” kata Agus Martowardoyo usai rapat bersama presiden di istana negara, Jakarta, kemarin (23/12).
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis BI kemarin menunjukkan rupiah ditutup di level 12.456 per USD, melemah 21 poin dari posisi sebelumnya 12.435 per USD yang merupakan level terkuat usai depresiasi tajam hingga mendekati 13.000 per USD bulan ini.
Sementara itu, di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan hampir semua mata uang di kawasan Asia mengalami koreksi terhadap USD setelah beberapa hari kompak menguat. Dari 13 mata uang utama, hanya dolar Australia yang menguat terhadap USD. Rupiah kemarin ditutup di posisi 12.462 per USD, melemah 21 poin dibanding penutupan hari sebelumnya.
Meski sudah mulai tenang, Agus mewanti-wanti agar seluruh pihak tetap waspada. Sebab, sepanjang semester I 2015 nanti, pasar finansial global diperkirakan akan kembali bergolak seiring rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), tren pelemahan harga minyak dunia, dan krisis di Rusia. ‘Itu tantangan yang akan kita hadapi ke depan,’ katanya.
Dalam rapat kemarin, hadir pula Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, Sekretaris Kabinet Andi Widjayanto, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri BUMN Rini Sumarno, dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.
Rapat tertutup presiden dan gubernur BI itu merupakan bagian dari koordinasi dalam aspek moneter, fiskal, dan sektor riil. Sasarannya adalah untuk bersama-sama menjaga kestabilan perekonomian dalam negeri.
Selain pembahasan tentang rupiah, pertemuan presiden dan gubernur BI itu juga membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum. Usai rapat, presiden mengungkapkan harapannya tentang pertumbuhan ekonomi Indoensia kedepan.
Pada tahun ke-4 pemerintahannya, kata dia, pertumbuhan ekonomi diharapkan sudah bisa di atas 7 persen. Saat ini, pertumbuhan masih ada di level 5,2 persen. “Meski berat, kami akan kejar ke arah sana,” kata Jokowi.
Target tersebut, lanjut presiden, akan bisa diraih dengan terus menggeliatkan ekonomi sembari menjaga stabilitas mata uang. Caranya, lanjut dia, adalah dengan menggiatkan pembangunan infrastruktur yang akan mulai segera dilaksanakan awal tahun depan. Mulai dari jalan tol dan rel kereta api, hingga pelabuhan serta waduk. Presiden yakin, dengan menggiatkan pembangunan infrastruktur itu pertumbuhan ekonomi otomatis akan bisa ikut terdorong. (dyn/owi/jpnn/rbb)