25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kadin Gelar Business Forum Green Economy Agenda

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berkomitmen mendukung upaya pemerintah menurunkan emisi karbon dan mencapai target emisi nol bersih (net zero emission) di 2060.

Sebagai wujud komitmen tersebut, inisiatif Kadin Net Zero Hub (NZH) ini didukung oleh beberapa instansi baik dalam dan luar negeri seperti, Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) yang memberikan pendampingan kepada para perusahaan dalam upaya transisi hijau ini.

Selain sosialisasi dan edukasi mengenai pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dalam forum tersebut Kadin Indonesia juga mengajak pelaku usaha, khususnya di wilayah Sumatera Utara, untuk berpartisipasi dalam program dekarbonisasi guna mengurangi emisi karbon.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi dan Luar Negeri,
Shinta Widjaja Kamdani menjelaskan, kegiatan seperti ini penting untuk mengakselerasi pengurangan emisi karbon di sektor swasta dan industri. Dengan memanfaatkan jejaring di daerah, Kadin ingin merangkul sebanyak mungkin perusahaan yang belum bertransformasi agar menyadari pentingnya pengurangan emisi karbon.

Seperti diketahui, kata dia, Indonesia tengah menargetkan pembangunan ekonomi rendah karbon dengan meningkatkan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Pihaknya harap forum ini dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan sektor swasta tentang pentingnya transisi ke emisi bersih, sekaligus memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan guna mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

“Tidak berhenti di sini, kami berkomitmen untuk melakukan roadshow ke daerah-daerah lain dalam rangka sosialisasi dan edukasi green economy,” ujarnya di sela acara ‘Business Forum Green Economy Agenda : Membina Pertumbuhan Berkelanjutan dan Masa Depan Net Zero dengan Potensi Bisnis Lokal’ di Medan, Senin (24/7).

Shinta melanjutkan, transisi menuju ekonomi hijau merupakan salah satu strategi Indonesia untuk naik kelas untuk menjadi negara maju sebagaimana Visi Indonesia Emas 2045. Komitmen Indonesia terhadap dunia untuk mencapai emisi nol bersih di 2060 atau lebih cepat perlu didorong oleh semua pihak, termasuk sektor dunia usaha dan industri. Berdasarkan studi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), penerapan kebijakan pembangunan rendah karbon dapat mengatasi potensi kerugian ekonomi Indonesia akibat dampak perubahan iklim sebesar 50.4% di tahun 2024.

Sedangkan pada 2019, Indonesia berhasil mengurangi 54,8 juta ton CO2e. Saat ini, Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon sebesar 31,89% dengan usaha sendiri dan sampai dengan 43,20% dengan bantuan internasional pada tahun 2030.

“Industri dan dunia usaha dipandang sebagai kontributor penting atas dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan perubahan iklim. Untuk itu, industri harus mengupayakan langkah pengurangan emisi atau dekarbonisasi yang sejalan dengan komitmen negara. Meningkatnya pertumbuhan populasi seiring dengan aktivitas bisnis juga menuntut dunia usaha untuk bertransformasi menjadi Bisnis yang berkelanjutan, inklusif, dan menerapkan prinsip Environmental Social Governance (ESG),” tutur Shinta.

Dalam rangka mendorong percepatan target tersebut, Kadin Indonesia berupaya melibatkan perusahaan yang beroperasi di Sumatera Utara untuk bergabung dalam program Kadin NZH dan program Kadin lainnya untuk memfasilitasi bisnis menjalankan komitmennya.

Ketua Kadin Net Zero Hub, Dharsono Hartono, mengutarakan bahwa Kadin NZH merupakan wadah bagi para pelaku bisnis untuk berpartisipasi dalam pengurangan emisi karbon.

“Kadin Net Zero Hub adalah wadah bagi seluruh sektor swasta nasional untuk melakukan pertukaran ilmu dan informasi, memperluas wawasan, dan juga berbagi sumber daya dalam rangka mewujudkan ekosistem rendah emisi di Indonesia,” tuturnya.

Melalui inisiatif ini, Kadin Indonesia mengajak semua pihak baik dari BUMN, sektor swasta, lembaga pembiayaan, asosiasi profesi, hingga universitas untuk secara kolektif bertransisi menjadi ekonomi rendah emisi dan membangun ekosistem yang mendukung pencapaian target Net Zero Emission nasional.

Hingga saat ini sebanyak 70 perusahaan dan institusi yang berkomitmen dalam ekosistem Kadin NZH. Dari jumlah tersebut, 40 perusahaan menerima GHG accounting bootcamp untuk mulai menghitung emisi mereka. Adapun 30 perusahaan lainnya mengikuti program Corporate Assistance Program (CAP).

Sementara itu, Ketua Kadin Sumatera Utara Firsal Ferial Mutyara mengatakan pihaknya sangat mendukung program kadin pusat dalam mendorong terciptanya zero emisi 2060. Meski program ini masih tergolong baru di lingkungan Kadin, namun ia meyakini para pengusaha sudah mulai menerapkan hal ini secara mandiri.

“Saya yakini ini sebenarnya sudah mulai diterapkan secara mandiri. Tinggal disinkronisasi dengan net zero hub Kadin. Karena di Sumatera Utara ini kan industri yang menjadi unggulan itu perkebunan, pastilah soal lingkungan dan pengurangan emisi karbon sudah menjadi perhatian kita semua,” pungkasnya.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berkomitmen mendukung upaya pemerintah menurunkan emisi karbon dan mencapai target emisi nol bersih (net zero emission) di 2060.

Sebagai wujud komitmen tersebut, inisiatif Kadin Net Zero Hub (NZH) ini didukung oleh beberapa instansi baik dalam dan luar negeri seperti, Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) yang memberikan pendampingan kepada para perusahaan dalam upaya transisi hijau ini.

Selain sosialisasi dan edukasi mengenai pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dalam forum tersebut Kadin Indonesia juga mengajak pelaku usaha, khususnya di wilayah Sumatera Utara, untuk berpartisipasi dalam program dekarbonisasi guna mengurangi emisi karbon.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi dan Luar Negeri,
Shinta Widjaja Kamdani menjelaskan, kegiatan seperti ini penting untuk mengakselerasi pengurangan emisi karbon di sektor swasta dan industri. Dengan memanfaatkan jejaring di daerah, Kadin ingin merangkul sebanyak mungkin perusahaan yang belum bertransformasi agar menyadari pentingnya pengurangan emisi karbon.

Seperti diketahui, kata dia, Indonesia tengah menargetkan pembangunan ekonomi rendah karbon dengan meningkatkan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Pihaknya harap forum ini dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan sektor swasta tentang pentingnya transisi ke emisi bersih, sekaligus memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan guna mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

“Tidak berhenti di sini, kami berkomitmen untuk melakukan roadshow ke daerah-daerah lain dalam rangka sosialisasi dan edukasi green economy,” ujarnya di sela acara ‘Business Forum Green Economy Agenda : Membina Pertumbuhan Berkelanjutan dan Masa Depan Net Zero dengan Potensi Bisnis Lokal’ di Medan, Senin (24/7).

Shinta melanjutkan, transisi menuju ekonomi hijau merupakan salah satu strategi Indonesia untuk naik kelas untuk menjadi negara maju sebagaimana Visi Indonesia Emas 2045. Komitmen Indonesia terhadap dunia untuk mencapai emisi nol bersih di 2060 atau lebih cepat perlu didorong oleh semua pihak, termasuk sektor dunia usaha dan industri. Berdasarkan studi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), penerapan kebijakan pembangunan rendah karbon dapat mengatasi potensi kerugian ekonomi Indonesia akibat dampak perubahan iklim sebesar 50.4% di tahun 2024.

Sedangkan pada 2019, Indonesia berhasil mengurangi 54,8 juta ton CO2e. Saat ini, Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon sebesar 31,89% dengan usaha sendiri dan sampai dengan 43,20% dengan bantuan internasional pada tahun 2030.

“Industri dan dunia usaha dipandang sebagai kontributor penting atas dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan perubahan iklim. Untuk itu, industri harus mengupayakan langkah pengurangan emisi atau dekarbonisasi yang sejalan dengan komitmen negara. Meningkatnya pertumbuhan populasi seiring dengan aktivitas bisnis juga menuntut dunia usaha untuk bertransformasi menjadi Bisnis yang berkelanjutan, inklusif, dan menerapkan prinsip Environmental Social Governance (ESG),” tutur Shinta.

Dalam rangka mendorong percepatan target tersebut, Kadin Indonesia berupaya melibatkan perusahaan yang beroperasi di Sumatera Utara untuk bergabung dalam program Kadin NZH dan program Kadin lainnya untuk memfasilitasi bisnis menjalankan komitmennya.

Ketua Kadin Net Zero Hub, Dharsono Hartono, mengutarakan bahwa Kadin NZH merupakan wadah bagi para pelaku bisnis untuk berpartisipasi dalam pengurangan emisi karbon.

“Kadin Net Zero Hub adalah wadah bagi seluruh sektor swasta nasional untuk melakukan pertukaran ilmu dan informasi, memperluas wawasan, dan juga berbagi sumber daya dalam rangka mewujudkan ekosistem rendah emisi di Indonesia,” tuturnya.

Melalui inisiatif ini, Kadin Indonesia mengajak semua pihak baik dari BUMN, sektor swasta, lembaga pembiayaan, asosiasi profesi, hingga universitas untuk secara kolektif bertransisi menjadi ekonomi rendah emisi dan membangun ekosistem yang mendukung pencapaian target Net Zero Emission nasional.

Hingga saat ini sebanyak 70 perusahaan dan institusi yang berkomitmen dalam ekosistem Kadin NZH. Dari jumlah tersebut, 40 perusahaan menerima GHG accounting bootcamp untuk mulai menghitung emisi mereka. Adapun 30 perusahaan lainnya mengikuti program Corporate Assistance Program (CAP).

Sementara itu, Ketua Kadin Sumatera Utara Firsal Ferial Mutyara mengatakan pihaknya sangat mendukung program kadin pusat dalam mendorong terciptanya zero emisi 2060. Meski program ini masih tergolong baru di lingkungan Kadin, namun ia meyakini para pengusaha sudah mulai menerapkan hal ini secara mandiri.

“Saya yakini ini sebenarnya sudah mulai diterapkan secara mandiri. Tinggal disinkronisasi dengan net zero hub Kadin. Karena di Sumatera Utara ini kan industri yang menjadi unggulan itu perkebunan, pastilah soal lingkungan dan pengurangan emisi karbon sudah menjadi perhatian kita semua,” pungkasnya.(gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/