30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Giliran Rute Citilink Dibatalkan

Foto: Manahan/PM Penumpang Citilink mengamuk di counter ticketing Citilink di bandara Kualanamu Sumut, Rabu (7/1/2015).
Foto: Manahan/PM
Penumpang Citilink mengamuk di counter ticketing Citilink di bandara Kualanamu Sumut, Rabu (7/1/2015).

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Pembatalan rute penerbangan dari Kuala Namu International Airport (KNIA), terjadi lagi. Kemarin (7/1), giliran maskapai Citilink rute KNIA-Halim Perdana Kesuma Jakarta yang kena. Akibatnya, 180 penumpang penerbangan maskapai murah anak usaha Garuda Indonesia dengan nomor QG 143 itu telantar di KNIA.

Sama seperti pembatalan penerbangan AirAsia rute Medan-Palembang pada Selasa (6/1), para penumpang melampiaskan kekesalan pada petugas di terminal check-in.

Sesuai jadwal, harusnya pesawat berangkat pada pukul 11.00 WIB. Sejumlah penumpang dari berbagai kabupaten/kota di Sumut itu, sudah ada yang tiba pukul 08.30 WIB. Mereka kemudian melakukan check-in di terminal Citilink.

Biasanya, saat check-in, seperti pada penerbangan maskapai lain, penumpang akan langsung dilayani. Namun penumpang Citilink justru diarahkan ke counter ticketing maskapai yang berada di Lantai I bandara bertaraf internasional itu.

Di sanalah pembatalan itu dikabarkan pada penumpang. Mereka akan diberangkatkan pada Sabtu (10/1) mendatang.

Bisa ditebak. Kericuhan langsung terjadi. Penumpang tak terima. Mereka mendesak harus diberangkatkan hari itu juga walau dengan maskapai lain. Bahkan, mereka meminta penjelasan detail soal pembatalan. Walau dikabarkan pembatalan merupakan putusan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, pasca kecelakaan AirAsia QZ8501, penumpang tak diterima juga.

Berulangkali dijelaskan penerbangan bisa dilakukan pada Sabtu mendatang, penumpang tetap bersikeras. Malah emosi hingga adu mulut pun terjadi. Bahkan sampai ada yang memukul meja dan memaki petugas. Melihat suasana semakin panas, petugas pun menghubungi atasan mereka untuk menenangkan para penumpang.

Selang tak berapa lama, Fajar salah seorang petinggi maskapai Citilink pun tiba di counter ticketing. Fajar pun berusaha menenangkan para penumpang dan mmeinta para penumpang untuk bersabar. Namun penumpang yang sudah terlanjur emosi tidak kunjung tenang dan meminta harus diterbangkan hari itu juga.

Sama seperti penjelasan petugas ticketing, Fajar pun mengungkapkan bahwa penerbangan ke bandara Halim Perdanakusuma dibatalkan akibat tidak dizinkan mendarat di bandara tersebut sesuai keputusan menteri perhubungan. Namun penumpang tidak menerima penjelasan Fajar itu dan meminta petugas Citilink yang berkompeten dan bisa mengambil keputusan yang menemui mereka.

Bahkan, petinggi maskapai Citilink lain, Defri Kurnanda juga tak bisa menenangkan para penumpang. Defri pun menjelaskan kepada penumpang bahwa penerbangan harus dibatalkan karena pesawat Citilink tidak diizinan mendarat di bandara Halim Perdanakusuma sesuai keputusan menteri perhubungan.

Mendengarkan penjelasan yang sama membuat penumpang semakin emosi. Sambil memukul meja para penumpang pun meminta agar ditunjukkan surat keputusan dari mentri perhubungan itu dan jangan hanya bicara saja. Defri pun menjelaskan bahwa keputusannya disampaikan secara lisan bukan secara tertulis.

”Kami bukan orang bodoh, mana mungkin keputusan dari mentrei tidak ada kop surat yang disertai tanda tangan dan stempel,” teriak salah seorang penumpang pria.

Bahkan akibat perkataan Defri ini, para penumpang pun mencaci maki para petugas Citilink. Selain meminta ditunjukkan surat keputusan para penumpang juga meminta kepastian akan diberatkan hari ini juga.

Namun bukan hanya tidak dapat menunjukkan surat pihak maskapai juga tidak bisa memastikan apakah para penumpang dapat diberangkatkan hari itu dengan alasan pesawat maskapai lain tujuan Jakarta juga penuh.

Namun para penumpang tidak percaya begitu saja dan meminta agar langsung yang berkompeten dan dapat mengambil keputusan dari pihak maskapai yang langsung menemui mereka. Keributan yang terjadi ini pun tak luput dari penjagaan petugas AVSEC dan petugas kepolisian dan TNI.

Penumpang sendiri sudah menduga kalau Citilink tak mendapat izin terbang seperti AirAsia QZ 8040 rute Medan-Palembang. Emosi penumpang makin memuncak setelah mendengar kabar ada 4 penumpang yang diberangkatkan dengan cara disisipkan ke maskapai lain dengan tujuan Jakarta. “Jangan pilih-pilihlah, kalau memang tidak bisa diberangkatkan semua, ya udah. Jangan berangkatkan sembunyi-sembunyi,” teriak para penumpang.

Baru setelah Kabid Keamanan, Pelayanan Darurat Angkutan Udara Pengoperasian Pesawat Udara Wilayah II Bandara Kualanamu, Hasanuddin datang, emosi para penumpang mereda. Dia datang bersama Menejer Keamanan Bandara Kuala Namu, Kuswadi.

Dihadapan para penumpang, Hasanudin pun menjelaskan bahwa penerbangan perdana Citilink itu tidak memiliki izin terbang (FA) sehingga penerbangan harus dibatalkan seperti yang maskapai Air Asia QZ 8040 tujuan Palembang yang dibatalkan penerbangannya disebabkan tidak memiliki izin terbang pada Selasa (6/1) lalu. Hasanudin pun menjelaskan pada kemarin sore pihaknya ada berkomunikasi dengan senior manejer Citilink bahwa ada izn penerbangan ke bandara Halim Perdanakusuma yang sedang diproses. ”Izin terbangnya tidak keluar sehingga harus dibatalkan,” tegasnya. Terkait sanksi yang akan diberikan kepada maskapai Air Asia dan Citilink , Hasunudin menjelaskan bahwa sanksi menunggu hasil audit dan isnpenksi dan 3 inspektorat perhubungan. Pihaknya juga sudah meminta agar pihak maskapai tidak menelantarkan para penumpang dan diberangkatkan.

Dijelaskannya, Citilink memang telah mengajukan izin rute penerbangan Kualanamu-Halim Perdanakusuma, namun hingga kini belum dikeluarkan Dirjen Perhubungan Udara. “Ini kan penerbangan perdana tujuan Kualanamu-Halim Perdanakusuma dari pesawat Citilink, tapi izin rutenya tidak ada, makanya kita batalkan penerbangannya,” tuturnya.

“Kalau soal sanksi belum bisa dirinci, yang jelas ini menjadi catatan kita (Otban) dan pasti akan diberikan sanksi,” tegasnya. Dia mendesak kepada pihak Citilink agar segera memberikan hak-hak para calon penumpang yang gagal berangkat itu. “Penumpang jangan diterlantarkan dan persoalan ini mutlak menjadi tanggung jawab pihak Citilink, agar cepat diselesaikan dan diberangkatkan calon penumpangnya,” tambahnya.

Lanjut Hasanudin bahwa yang mengurus FA adalah maskapai itu sendiri di kantor pusat Dirjen Perhubungan di Jakarta. Dirinya pun membantah maskapai berani menjual tiket kepada para penumpang padahal FA-nya belum keluar disebabkan adanya pejabat atau oknum yang bermain dan meyakinkan bahwa izin FA akan keluar.

”Tidak ada mafia penerbangan, positif thinking sajalah ,” jelasnya. Dirinya pun mengungkapkan bahwa audit menyeluruh dilakukan disebabkan adanya musibah Air Asia tujuan Singapura dari Surabaya yang jatuh sehingga pengeluaran FA dihentikan sampai menunggu hasil audit.

”Pihak maskapai beranggapan kalau mengurus FA masih seperti dulu dimana 2 sampai 3 hari FA sudah keluar. Padahal sekarang sedang ada audit secara menyeluruh kepada setiap maskapai sehingga izin FA dihentikan,” tegasnya. Hasanudin juga menyebutkan bahwa pihak maskapai Citilink hanya memiliki izin rute ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta pada hari Senin, Kamis, Jumat dan Sabtu.

Pimpinan Citilink di Station Tiketing Bandara Kualanamu, Hari mengakui sudah sebulan yang lalu mengajukan ke Dirjen Perhubungan Udara untuk penerbangan rute Kualanamu-Halim Perdanakusuma. Namun, tidak ada dikeluarkan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. “Mungkin ada alasan pasca kejadian Air Asia itu. Jadi Dirjen masih belum mengeluarkan izin rute itu (KNO-HLP),” tuturnya.

Untuk penanganan 180 calon penumpang yang gagal berangkat, lanjut Hari, pihak Citilink akan mengakomodir memberangkatkan dengan segera menggunakan pesawat lainnya. “Akan kami berangkatkan. Ada yang minta kembali uangnya untuk berangkat naik pesawat lain. Tapi kalau yang belum, akan kami persiapkan penginapan sambil menunggu waktu berangkat di lain hari,” terangnya.

Sementara, anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba, langsung datang mengecek. Ketua Komite II DPD RI Bidang Perhubungan dan BUMN merasa prihatin dengan kondisi calon penumpang yang gagal berangkat. Seketika itu dia meminta kepada maskapai Citilink untuk dapat mengakomodir dan melayani calon penumpang dengan baik. “Utamakan keselamatan calon penumpang. Berikan solusi bagi calon penumpang. Jangan sampai terjadi kesekian kalinya lagi lah,” tegasnya.

“Semalam terjadi pada penumpang Air Asia, 180 penumpang diterlantarkan di Bandara KNIA ini. Kini malah terjadi pada Citilink. Ini kan menjadi imej buruk bagi penerbangan kita khususnya di Sumut,” terangnya lagi. (mag3/trg)

Foto: Manahan/PM Penumpang Citilink mengamuk di counter ticketing Citilink di bandara Kualanamu Sumut, Rabu (7/1/2015).
Foto: Manahan/PM
Penumpang Citilink mengamuk di counter ticketing Citilink di bandara Kualanamu Sumut, Rabu (7/1/2015).

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Pembatalan rute penerbangan dari Kuala Namu International Airport (KNIA), terjadi lagi. Kemarin (7/1), giliran maskapai Citilink rute KNIA-Halim Perdana Kesuma Jakarta yang kena. Akibatnya, 180 penumpang penerbangan maskapai murah anak usaha Garuda Indonesia dengan nomor QG 143 itu telantar di KNIA.

Sama seperti pembatalan penerbangan AirAsia rute Medan-Palembang pada Selasa (6/1), para penumpang melampiaskan kekesalan pada petugas di terminal check-in.

Sesuai jadwal, harusnya pesawat berangkat pada pukul 11.00 WIB. Sejumlah penumpang dari berbagai kabupaten/kota di Sumut itu, sudah ada yang tiba pukul 08.30 WIB. Mereka kemudian melakukan check-in di terminal Citilink.

Biasanya, saat check-in, seperti pada penerbangan maskapai lain, penumpang akan langsung dilayani. Namun penumpang Citilink justru diarahkan ke counter ticketing maskapai yang berada di Lantai I bandara bertaraf internasional itu.

Di sanalah pembatalan itu dikabarkan pada penumpang. Mereka akan diberangkatkan pada Sabtu (10/1) mendatang.

Bisa ditebak. Kericuhan langsung terjadi. Penumpang tak terima. Mereka mendesak harus diberangkatkan hari itu juga walau dengan maskapai lain. Bahkan, mereka meminta penjelasan detail soal pembatalan. Walau dikabarkan pembatalan merupakan putusan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, pasca kecelakaan AirAsia QZ8501, penumpang tak diterima juga.

Berulangkali dijelaskan penerbangan bisa dilakukan pada Sabtu mendatang, penumpang tetap bersikeras. Malah emosi hingga adu mulut pun terjadi. Bahkan sampai ada yang memukul meja dan memaki petugas. Melihat suasana semakin panas, petugas pun menghubungi atasan mereka untuk menenangkan para penumpang.

Selang tak berapa lama, Fajar salah seorang petinggi maskapai Citilink pun tiba di counter ticketing. Fajar pun berusaha menenangkan para penumpang dan mmeinta para penumpang untuk bersabar. Namun penumpang yang sudah terlanjur emosi tidak kunjung tenang dan meminta harus diterbangkan hari itu juga.

Sama seperti penjelasan petugas ticketing, Fajar pun mengungkapkan bahwa penerbangan ke bandara Halim Perdanakusuma dibatalkan akibat tidak dizinkan mendarat di bandara tersebut sesuai keputusan menteri perhubungan. Namun penumpang tidak menerima penjelasan Fajar itu dan meminta petugas Citilink yang berkompeten dan bisa mengambil keputusan yang menemui mereka.

Bahkan, petinggi maskapai Citilink lain, Defri Kurnanda juga tak bisa menenangkan para penumpang. Defri pun menjelaskan kepada penumpang bahwa penerbangan harus dibatalkan karena pesawat Citilink tidak diizinan mendarat di bandara Halim Perdanakusuma sesuai keputusan menteri perhubungan.

Mendengarkan penjelasan yang sama membuat penumpang semakin emosi. Sambil memukul meja para penumpang pun meminta agar ditunjukkan surat keputusan dari mentri perhubungan itu dan jangan hanya bicara saja. Defri pun menjelaskan bahwa keputusannya disampaikan secara lisan bukan secara tertulis.

”Kami bukan orang bodoh, mana mungkin keputusan dari mentrei tidak ada kop surat yang disertai tanda tangan dan stempel,” teriak salah seorang penumpang pria.

Bahkan akibat perkataan Defri ini, para penumpang pun mencaci maki para petugas Citilink. Selain meminta ditunjukkan surat keputusan para penumpang juga meminta kepastian akan diberatkan hari ini juga.

Namun bukan hanya tidak dapat menunjukkan surat pihak maskapai juga tidak bisa memastikan apakah para penumpang dapat diberangkatkan hari itu dengan alasan pesawat maskapai lain tujuan Jakarta juga penuh.

Namun para penumpang tidak percaya begitu saja dan meminta agar langsung yang berkompeten dan dapat mengambil keputusan dari pihak maskapai yang langsung menemui mereka. Keributan yang terjadi ini pun tak luput dari penjagaan petugas AVSEC dan petugas kepolisian dan TNI.

Penumpang sendiri sudah menduga kalau Citilink tak mendapat izin terbang seperti AirAsia QZ 8040 rute Medan-Palembang. Emosi penumpang makin memuncak setelah mendengar kabar ada 4 penumpang yang diberangkatkan dengan cara disisipkan ke maskapai lain dengan tujuan Jakarta. “Jangan pilih-pilihlah, kalau memang tidak bisa diberangkatkan semua, ya udah. Jangan berangkatkan sembunyi-sembunyi,” teriak para penumpang.

Baru setelah Kabid Keamanan, Pelayanan Darurat Angkutan Udara Pengoperasian Pesawat Udara Wilayah II Bandara Kualanamu, Hasanuddin datang, emosi para penumpang mereda. Dia datang bersama Menejer Keamanan Bandara Kuala Namu, Kuswadi.

Dihadapan para penumpang, Hasanudin pun menjelaskan bahwa penerbangan perdana Citilink itu tidak memiliki izin terbang (FA) sehingga penerbangan harus dibatalkan seperti yang maskapai Air Asia QZ 8040 tujuan Palembang yang dibatalkan penerbangannya disebabkan tidak memiliki izin terbang pada Selasa (6/1) lalu. Hasanudin pun menjelaskan pada kemarin sore pihaknya ada berkomunikasi dengan senior manejer Citilink bahwa ada izn penerbangan ke bandara Halim Perdanakusuma yang sedang diproses. ”Izin terbangnya tidak keluar sehingga harus dibatalkan,” tegasnya. Terkait sanksi yang akan diberikan kepada maskapai Air Asia dan Citilink , Hasunudin menjelaskan bahwa sanksi menunggu hasil audit dan isnpenksi dan 3 inspektorat perhubungan. Pihaknya juga sudah meminta agar pihak maskapai tidak menelantarkan para penumpang dan diberangkatkan.

Dijelaskannya, Citilink memang telah mengajukan izin rute penerbangan Kualanamu-Halim Perdanakusuma, namun hingga kini belum dikeluarkan Dirjen Perhubungan Udara. “Ini kan penerbangan perdana tujuan Kualanamu-Halim Perdanakusuma dari pesawat Citilink, tapi izin rutenya tidak ada, makanya kita batalkan penerbangannya,” tuturnya.

“Kalau soal sanksi belum bisa dirinci, yang jelas ini menjadi catatan kita (Otban) dan pasti akan diberikan sanksi,” tegasnya. Dia mendesak kepada pihak Citilink agar segera memberikan hak-hak para calon penumpang yang gagal berangkat itu. “Penumpang jangan diterlantarkan dan persoalan ini mutlak menjadi tanggung jawab pihak Citilink, agar cepat diselesaikan dan diberangkatkan calon penumpangnya,” tambahnya.

Lanjut Hasanudin bahwa yang mengurus FA adalah maskapai itu sendiri di kantor pusat Dirjen Perhubungan di Jakarta. Dirinya pun membantah maskapai berani menjual tiket kepada para penumpang padahal FA-nya belum keluar disebabkan adanya pejabat atau oknum yang bermain dan meyakinkan bahwa izin FA akan keluar.

”Tidak ada mafia penerbangan, positif thinking sajalah ,” jelasnya. Dirinya pun mengungkapkan bahwa audit menyeluruh dilakukan disebabkan adanya musibah Air Asia tujuan Singapura dari Surabaya yang jatuh sehingga pengeluaran FA dihentikan sampai menunggu hasil audit.

”Pihak maskapai beranggapan kalau mengurus FA masih seperti dulu dimana 2 sampai 3 hari FA sudah keluar. Padahal sekarang sedang ada audit secara menyeluruh kepada setiap maskapai sehingga izin FA dihentikan,” tegasnya. Hasanudin juga menyebutkan bahwa pihak maskapai Citilink hanya memiliki izin rute ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta pada hari Senin, Kamis, Jumat dan Sabtu.

Pimpinan Citilink di Station Tiketing Bandara Kualanamu, Hari mengakui sudah sebulan yang lalu mengajukan ke Dirjen Perhubungan Udara untuk penerbangan rute Kualanamu-Halim Perdanakusuma. Namun, tidak ada dikeluarkan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. “Mungkin ada alasan pasca kejadian Air Asia itu. Jadi Dirjen masih belum mengeluarkan izin rute itu (KNO-HLP),” tuturnya.

Untuk penanganan 180 calon penumpang yang gagal berangkat, lanjut Hari, pihak Citilink akan mengakomodir memberangkatkan dengan segera menggunakan pesawat lainnya. “Akan kami berangkatkan. Ada yang minta kembali uangnya untuk berangkat naik pesawat lain. Tapi kalau yang belum, akan kami persiapkan penginapan sambil menunggu waktu berangkat di lain hari,” terangnya.

Sementara, anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba, langsung datang mengecek. Ketua Komite II DPD RI Bidang Perhubungan dan BUMN merasa prihatin dengan kondisi calon penumpang yang gagal berangkat. Seketika itu dia meminta kepada maskapai Citilink untuk dapat mengakomodir dan melayani calon penumpang dengan baik. “Utamakan keselamatan calon penumpang. Berikan solusi bagi calon penumpang. Jangan sampai terjadi kesekian kalinya lagi lah,” tegasnya.

“Semalam terjadi pada penumpang Air Asia, 180 penumpang diterlantarkan di Bandara KNIA ini. Kini malah terjadi pada Citilink. Ini kan menjadi imej buruk bagi penerbangan kita khususnya di Sumut,” terangnya lagi. (mag3/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/