25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Tiga BUMN Sepakat Bangun LNG Receiving Terminal di Medan

Harus Rampung 2013

Dalam waktu dua jam, tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi menelurkan empat kesepakatan dalam proyek strategis. Ketiganya adalah Pertamina, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan Perusahaan Gas Negara (PGN).

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, tiga BUMN tersebut dikumpulkan setelah rapat kerja BUMN untuk membahas empat masalah krusial di sektor energi Indonesia. “Pertama soal gas LNG receiving terminal Medan, lalu gas PIM (Pupuk Iskandar Muda), pipa gas Trans Jawa, dan pengembangan geothermal,” ujarnya setelah acara rapat kerja BUMN di Jakarta, Selasa (24/1).

Dalam pertemuan itu, bertemu Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan, Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji, dan Direktur Utama PT PGN Hendi P Santoso.

Menurut Dahlan, untuk Liquefied Natural Gas (LNG) receiving terminal di Medan, tiga BUMN sudah sepakat untuk mempercepat pengerjaannya. “Proyek ini harus jalan, nanti akan ditangani PGN. Targetnya, pertengahan 2013 harus sudah selesai,” katanya.

Untuk gas PIM, lanjut Dahlan, ada dua ide. Pertama, menghidupkan kembali LNG Arun. Namun, setelah dikaji, biayanya akan tinggi, hingga USD 11 per mmbtu. “Jadi, dari sisi Pertamina tidak ekonomis dan dari sisi PIM juga terlalu mahal,” ucapnya.

Karena itu, solusi yang diambil adalah skema pasokan gas ke PIM akan diambilkan dari lapangan milik ExxonMobil di Aceh yang selama ini diekspor sebanyak 150 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Selanjutnya, kewajiban ekspor akan di-swap dari LNG Bontang. “Ini akan menunggu persetujuan ESDM dan BPMigas. Jika terlaksana, maka PIM bisa jalan dan kelebihan gasnya bisa untuk pembangkit listrik PLN,” ujarnya.

Kesepakatan ketiga terkait pipa gas Trans Jawa. Dahlan mengatakan, Pertamina dan PGN sepakat untuk mempercepat pengerjaan pipa gas yang membentang sepanjang Pulau Jawa tersebut. “Dalam 18 minggu, skema pengerjaannya harus sudah selesai. Tunggu saja, nanti akan ada kejutan dalam proyek pipa gas Trans Jawa ini,” katanya.

Menurut Dahlan, saat ini dari skema jalur pipa gas Banten – Probolinggo, masih ada ruas yang belum tersambung, yakni Semarang – Cirebon. Jika seluruh ruas sudah tersambung, maka kelebihan gas yang ada di bagian timur atau bagian barat Jawa bisa disalurkan ke wilayah yang lebih membutuhkan. “Gasnya kan bisa berasal dari Cepu, dari LNG receiving terminal Jakarta, atau dari Madura. Yang jelas, targetnya selesai tahun ini,” ujarnya.?

Kesepekatan keempat terkait dengan proyek geothermal atau panas bumi. Menurut Dahlan, selama ini proyek geothermal sering terkendala masalah produsen listrik panas bumi yang ingin menjual dengan harga tinggi, sedangkan PLN ingin membeli dengan harga rendah. “Nah, biar sama-sama untung, nanti anak usaha Pertamina di bidang geothermal (PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Red) akan menjadi milik bersama oleh Pertamina dan PLN,” katanya.

Bergabungnya Pertamina dan PLN ini diharapkan bisa mempercepat proyek listrik panas bumi yang selama ini berjalan sangat lambat. Bahkan, dua direksi sudah sepakat untuk segera mengeluarkan obligasi guna membiayai kebutuhan proyek yang mencapai Rp 10 triliun. “Obligasi ini rencananya akan diterbitkan tahun ini juga. Nilainya masih dimatangkan,” jelasnya. (owi/kim/jpnn)\

Harus Rampung 2013

Dalam waktu dua jam, tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi menelurkan empat kesepakatan dalam proyek strategis. Ketiganya adalah Pertamina, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan Perusahaan Gas Negara (PGN).

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, tiga BUMN tersebut dikumpulkan setelah rapat kerja BUMN untuk membahas empat masalah krusial di sektor energi Indonesia. “Pertama soal gas LNG receiving terminal Medan, lalu gas PIM (Pupuk Iskandar Muda), pipa gas Trans Jawa, dan pengembangan geothermal,” ujarnya setelah acara rapat kerja BUMN di Jakarta, Selasa (24/1).

Dalam pertemuan itu, bertemu Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan, Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji, dan Direktur Utama PT PGN Hendi P Santoso.

Menurut Dahlan, untuk Liquefied Natural Gas (LNG) receiving terminal di Medan, tiga BUMN sudah sepakat untuk mempercepat pengerjaannya. “Proyek ini harus jalan, nanti akan ditangani PGN. Targetnya, pertengahan 2013 harus sudah selesai,” katanya.

Untuk gas PIM, lanjut Dahlan, ada dua ide. Pertama, menghidupkan kembali LNG Arun. Namun, setelah dikaji, biayanya akan tinggi, hingga USD 11 per mmbtu. “Jadi, dari sisi Pertamina tidak ekonomis dan dari sisi PIM juga terlalu mahal,” ucapnya.

Karena itu, solusi yang diambil adalah skema pasokan gas ke PIM akan diambilkan dari lapangan milik ExxonMobil di Aceh yang selama ini diekspor sebanyak 150 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Selanjutnya, kewajiban ekspor akan di-swap dari LNG Bontang. “Ini akan menunggu persetujuan ESDM dan BPMigas. Jika terlaksana, maka PIM bisa jalan dan kelebihan gasnya bisa untuk pembangkit listrik PLN,” ujarnya.

Kesepakatan ketiga terkait pipa gas Trans Jawa. Dahlan mengatakan, Pertamina dan PGN sepakat untuk mempercepat pengerjaan pipa gas yang membentang sepanjang Pulau Jawa tersebut. “Dalam 18 minggu, skema pengerjaannya harus sudah selesai. Tunggu saja, nanti akan ada kejutan dalam proyek pipa gas Trans Jawa ini,” katanya.

Menurut Dahlan, saat ini dari skema jalur pipa gas Banten – Probolinggo, masih ada ruas yang belum tersambung, yakni Semarang – Cirebon. Jika seluruh ruas sudah tersambung, maka kelebihan gas yang ada di bagian timur atau bagian barat Jawa bisa disalurkan ke wilayah yang lebih membutuhkan. “Gasnya kan bisa berasal dari Cepu, dari LNG receiving terminal Jakarta, atau dari Madura. Yang jelas, targetnya selesai tahun ini,” ujarnya.?

Kesepekatan keempat terkait dengan proyek geothermal atau panas bumi. Menurut Dahlan, selama ini proyek geothermal sering terkendala masalah produsen listrik panas bumi yang ingin menjual dengan harga tinggi, sedangkan PLN ingin membeli dengan harga rendah. “Nah, biar sama-sama untung, nanti anak usaha Pertamina di bidang geothermal (PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Red) akan menjadi milik bersama oleh Pertamina dan PLN,” katanya.

Bergabungnya Pertamina dan PLN ini diharapkan bisa mempercepat proyek listrik panas bumi yang selama ini berjalan sangat lambat. Bahkan, dua direksi sudah sepakat untuk segera mengeluarkan obligasi guna membiayai kebutuhan proyek yang mencapai Rp 10 triliun. “Obligasi ini rencananya akan diterbitkan tahun ini juga. Nilainya masih dimatangkan,” jelasnya. (owi/kim/jpnn)\

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/