26 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Kadisperindag: Beras Plastik Mengapung saat Direndam

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Disperindag Sumut sidak gudang beras di kawasan Jalan Cemara Medan, Senin (25/5). Petugas memastikan tidak menemukan tanda-tanda adanya peredaran beras plastik di Medan.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Disperindag Sumut sidak gudang beras di kawasan Jalan Cemara Medan, Senin (25/5). Petugas memastikan tidak menemukan tanda-tanda adanya peredaran beras plastik di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keresahan soal beras plastik berimbas pada beberapa instansi yang seharusnya bekerja sama untuk mengantisipasi peredaran beras plastik. Instansi yang dimaksud malah terkesan saling menyalahkan.

Setidaknya, hal ini yang ditunjukkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara (Disperindag Sumut) kepada Balai Besar Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) di Medan. “Kita sudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa pasar tradisional dan pasar modern, hasilnya tidak ada kita temukan beras berbahan plastik,” kata Kepala Disperindag Sumut, Bidar Alamsyah saat sidak di gudang beras Jalan Cemara No 37 A, Senin, (25/5).

Bidar menyebutkan bahwa temuan beras plastik di kecamatan Medan Maimun belum dapat dipertanggungjawabkan. Sebab, tidak akan mungkin beras plastik itu hanya dikonsumsi oleh satu keluarga saja.

Begitu juga, salah seorang masyarakat yang telah dirawat di Rumah Sakit Sari Mutiara karena diduga mengonsumsi beras plastik. “Kita hanya mengurusi di tempat penyaluran beras, kalau sudah dikonsumsi masyarakat maka menjadi tanggung jawab BPOM,” ujar Bidar.

Secara detail Bidar mengaku belum mengetahui ciri-ciri beras plastik. Namun secara umum dapat dideteksi keberadaan beras plastik dengan berbagai cara di antaranya ketika dirasakan beras berbahan plastik tidak ada rasa kapur. “Selain itu, beras berbahan plastik mengapung ketika direndam di dalam air,” katanya.

Secara khusus, lanjut dia, Kementerian Perdagangan juga belum memberikan kriteria atau ciri-ciri beras plastik yang sudah beredar. “Jadi ciri-ciri yang saya sebut tadi berdasarkan pemberitaan media masa baik media cetak maupun elektronik,”urainya.

Ditambahkannya, masyarakat yang menemukan adanya beras berbahan plastik juga dapat ikut melakukan pengawasan dengan melaporkan temuan tersebut kepada aparat kepolisian. “Semua bisa ikut mengawasi, termasuk masyarakat,” imbuhnya.

Bidar mengaku pihaknya telah melakukan pengawasan di 6 supermarket (Hypermart, Brastagi, Maju Bersama, Macan Yaohan, Yuki, dan Carefour) dan 6 pasar tradisional (Pusat Pasar Medan, Pasar Kelapa, Sukaramai, Sei Sikambing, Petisah ,dan Simpang Limun). Hasilnya, tak satu pun ditemukan beras sintetis atau plastik.

Dia menambahkan, beras yang masuk ke Sumut berasal dari kabupaten dan kota serta beberapa daerah lainnya seperti Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. “Hingga saat ini kita belum lakukan impor beras. Semuanya lokal dari Lubukpakam dan Tebing Tinggi dan pulau lain. Kami ingin masyarakat terus aktif mengawasi kemungkinan peredaran beras sintetis ini. Jika menemukan, langsung lapor ke penegak hukum karena ni termasuk penipuan,” kata Bidar.

Di tempat berbeda, Plh Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Medan, Yulius Sacramento menyebutkan, pengawasan adanya dugaan beras plastik beredar di pasaran merupakan tupoksi dari Disperindag dan Dinas Pertanian, bukan merupakan tupoksi dari BBPOM. “Kalau nanti dibutuhkan untuk uji laboratorium, kita siap membantunya. Tapi sejauh ini kita belum dilibatkan,” ujarnya. (dik)

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Disperindag Sumut sidak gudang beras di kawasan Jalan Cemara Medan, Senin (25/5). Petugas memastikan tidak menemukan tanda-tanda adanya peredaran beras plastik di Medan.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Disperindag Sumut sidak gudang beras di kawasan Jalan Cemara Medan, Senin (25/5). Petugas memastikan tidak menemukan tanda-tanda adanya peredaran beras plastik di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keresahan soal beras plastik berimbas pada beberapa instansi yang seharusnya bekerja sama untuk mengantisipasi peredaran beras plastik. Instansi yang dimaksud malah terkesan saling menyalahkan.

Setidaknya, hal ini yang ditunjukkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara (Disperindag Sumut) kepada Balai Besar Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) di Medan. “Kita sudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa pasar tradisional dan pasar modern, hasilnya tidak ada kita temukan beras berbahan plastik,” kata Kepala Disperindag Sumut, Bidar Alamsyah saat sidak di gudang beras Jalan Cemara No 37 A, Senin, (25/5).

Bidar menyebutkan bahwa temuan beras plastik di kecamatan Medan Maimun belum dapat dipertanggungjawabkan. Sebab, tidak akan mungkin beras plastik itu hanya dikonsumsi oleh satu keluarga saja.

Begitu juga, salah seorang masyarakat yang telah dirawat di Rumah Sakit Sari Mutiara karena diduga mengonsumsi beras plastik. “Kita hanya mengurusi di tempat penyaluran beras, kalau sudah dikonsumsi masyarakat maka menjadi tanggung jawab BPOM,” ujar Bidar.

Secara detail Bidar mengaku belum mengetahui ciri-ciri beras plastik. Namun secara umum dapat dideteksi keberadaan beras plastik dengan berbagai cara di antaranya ketika dirasakan beras berbahan plastik tidak ada rasa kapur. “Selain itu, beras berbahan plastik mengapung ketika direndam di dalam air,” katanya.

Secara khusus, lanjut dia, Kementerian Perdagangan juga belum memberikan kriteria atau ciri-ciri beras plastik yang sudah beredar. “Jadi ciri-ciri yang saya sebut tadi berdasarkan pemberitaan media masa baik media cetak maupun elektronik,”urainya.

Ditambahkannya, masyarakat yang menemukan adanya beras berbahan plastik juga dapat ikut melakukan pengawasan dengan melaporkan temuan tersebut kepada aparat kepolisian. “Semua bisa ikut mengawasi, termasuk masyarakat,” imbuhnya.

Bidar mengaku pihaknya telah melakukan pengawasan di 6 supermarket (Hypermart, Brastagi, Maju Bersama, Macan Yaohan, Yuki, dan Carefour) dan 6 pasar tradisional (Pusat Pasar Medan, Pasar Kelapa, Sukaramai, Sei Sikambing, Petisah ,dan Simpang Limun). Hasilnya, tak satu pun ditemukan beras sintetis atau plastik.

Dia menambahkan, beras yang masuk ke Sumut berasal dari kabupaten dan kota serta beberapa daerah lainnya seperti Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. “Hingga saat ini kita belum lakukan impor beras. Semuanya lokal dari Lubukpakam dan Tebing Tinggi dan pulau lain. Kami ingin masyarakat terus aktif mengawasi kemungkinan peredaran beras sintetis ini. Jika menemukan, langsung lapor ke penegak hukum karena ni termasuk penipuan,” kata Bidar.

Di tempat berbeda, Plh Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Medan, Yulius Sacramento menyebutkan, pengawasan adanya dugaan beras plastik beredar di pasaran merupakan tupoksi dari Disperindag dan Dinas Pertanian, bukan merupakan tupoksi dari BBPOM. “Kalau nanti dibutuhkan untuk uji laboratorium, kita siap membantunya. Tapi sejauh ini kita belum dilibatkan,” ujarnya. (dik)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru