25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Capek deh…Reshuffle tak Jelas, Rupiah Kian Lemas

Dollar v Rupiah.
Dollar v Rupiah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Anjloknya nilai tukar rupiah dipengaruhi banyak faktor. Selain situasi pasar global dengan fenomena superdolar, faktor internal juga berpengaruh besar pada pelemahan rupiah.

Ekonom senior Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menjelaskan, dalam beberapa pekan terakhir, pelaku pasar memang tengah menunggu kebijakan nyata dari pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) untuk menggenjot kinerja ekonomi.

“Sayangnya, yang muncul justru hiruk pikuk tak produktif yang membuat pelaku pasar galau,” ujarnya kemarin (25/7).

Menurut Ryan, salah satu yang utama adalah rencana reshuffle atau perombakan kabinet yang tidak jelas. Sinyal reshuffle memang bagai timbul tenggelam. Saat bertemu dengan para ekonom di Istana Negara akhir Juni lalu, Jokowi tegas menyebutkan rencana bakal merombak menteri di bidang ekonomi.

Namun, isu kocok ulang kabinet tersebut lantas diredam Jokowi sendiri dalam beberapa pernyataan sesudah itu. Yang terbaru, Jumat lalu (24/7) Wakil Presiden JK menyiratkan belum adanya titik terang terkait isu reshuffle yang bakal dilakukan seusai libur Idul Fitri.

“Capek dengar (pertanyaan) itu. Nanti sehabis Lebaran Haji (Idul Adha),” katanya berseloroh.

Menurut Ryan, saat ini pasar dan pelaku usaha benar-benar butuh sentimen positif yang bisa menyuntikkan optimisme. Tim ekonomi di kabinet, menurut dia, kurang menunjukkan kinerja optimal. “Jadi, sekarang saatnya pemerintah menunjukkan bukti, jangan hanya janji,” tuturnya.

Di tengah situasi ekonomi global yang kurang kondusif, lanjut Ryan, pemerintah harus lebih aktif berperan mendorong perekonomian. Namun, banyaknya pembangunan infrastruktur yang terhambat serta janji perbaikan layanan ekspor impor justru tampak belum bisa diatasi pemerintah dengan baik.

“Belum lagi rumor menteri yang tidak solid (dituding menghina Jokowi, Red), capek deh,” ucapnya.  (owi/c9/sof)

Dollar v Rupiah.
Dollar v Rupiah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Anjloknya nilai tukar rupiah dipengaruhi banyak faktor. Selain situasi pasar global dengan fenomena superdolar, faktor internal juga berpengaruh besar pada pelemahan rupiah.

Ekonom senior Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menjelaskan, dalam beberapa pekan terakhir, pelaku pasar memang tengah menunggu kebijakan nyata dari pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) untuk menggenjot kinerja ekonomi.

“Sayangnya, yang muncul justru hiruk pikuk tak produktif yang membuat pelaku pasar galau,” ujarnya kemarin (25/7).

Menurut Ryan, salah satu yang utama adalah rencana reshuffle atau perombakan kabinet yang tidak jelas. Sinyal reshuffle memang bagai timbul tenggelam. Saat bertemu dengan para ekonom di Istana Negara akhir Juni lalu, Jokowi tegas menyebutkan rencana bakal merombak menteri di bidang ekonomi.

Namun, isu kocok ulang kabinet tersebut lantas diredam Jokowi sendiri dalam beberapa pernyataan sesudah itu. Yang terbaru, Jumat lalu (24/7) Wakil Presiden JK menyiratkan belum adanya titik terang terkait isu reshuffle yang bakal dilakukan seusai libur Idul Fitri.

“Capek dengar (pertanyaan) itu. Nanti sehabis Lebaran Haji (Idul Adha),” katanya berseloroh.

Menurut Ryan, saat ini pasar dan pelaku usaha benar-benar butuh sentimen positif yang bisa menyuntikkan optimisme. Tim ekonomi di kabinet, menurut dia, kurang menunjukkan kinerja optimal. “Jadi, sekarang saatnya pemerintah menunjukkan bukti, jangan hanya janji,” tuturnya.

Di tengah situasi ekonomi global yang kurang kondusif, lanjut Ryan, pemerintah harus lebih aktif berperan mendorong perekonomian. Namun, banyaknya pembangunan infrastruktur yang terhambat serta janji perbaikan layanan ekspor impor justru tampak belum bisa diatasi pemerintah dengan baik.

“Belum lagi rumor menteri yang tidak solid (dituding menghina Jokowi, Red), capek deh,” ucapnya.  (owi/c9/sof)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/