28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

OJK: Pertumbuhan Bank Sumut dan Mestika Dharma Lebih Tinggi Dibanding Industri

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Yusup Ansori mengatakan, bank umum yang berkantor pusat di Sumut, yaitu Bank Sumut dan Bank Mestika Dharma, secara konsolidasi mencatat, bahwa kinerja dan pertumbuhannya lebih tinggi dibanding capaian industri.

Hal ini, paparnya, terlihat dari pertumbuhan aset sebesar 9,09 persen yoy, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,27 persen yoy, dan pertumbuhan kredit yang cukup solid yaitu sebesar 10,69 persen yoy.

“Kinerja tersebut, juga ditopang dengan profil risiko yang terjaga, tercermin dari rasio Rasio Non Performing Loan (NPL) gross 2,70 persen dan permodalan yang kuat, tercermin dari rasio CAR 26,88 persen,” ujarnya, Senin (25/7/2022) sore.

Sementara itu, lanjut Yusup, kinerja industri perbankan di Sumut hingga posisi Mei 2022 terpantau semakin pulih dan meningkat stabil.

“Hal ini terutama ditandai dengan pencapaian pertumbuhan kredit yang melebihi pertumbuhan sebelum pandemi covid-19, diiringi dengan fungsi intermediasi yang membaik dengan profil risiko yang terjaga,” katanya.

Dijelaskannya, industri perbankan di Sumut terdiri dari dua bank umum berkantor pusat, 54 bank umum berkantor cabang dan 53 BPR/BPRS di Sumut, memiliki total aset sebesar Rp317,79 triliun dengan pertumbuhan 8,19 persen yoy.

“Aset tersebut terdiri dari Bank Umum sebesar Rp315,45 triliun dan BPR/BPRS sebesar Rp2,33 triliun,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan, DPK terhimpun sebesar Rp295,79 triliun dengan pertumbuhan 7,61 persen yoy. Porsi simpanan bank umum terbesar terdapat pada tabungan sebesar Rp134,66 triliun dengan share 45,81 persen dari total DPK, diikuti dengan deposito sebesar Rp109,86 triliun dengan share 37,37 persen, dan giro sebesar Rp49,46 triliun dengan share 16,82 persen.

Penyaluran kredit, tambah Yusup, terpantau meningkat dengan outstanding sebesar Rp230,14 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 5,60 persen yoy, membaik dan melebihi pertumbuhan pada saat pra pandemi (2019) sebesar 3,17 persen yoy.

Ada pun, lanjutnya, pertumbuhan kredit selama masa pandemi terkontraksi yaitu sebesar -3,86 persen yoy (2020) dan -2,27 perssn yoy (2021).

“Pertumbuhan kredit sebagian besar ditopang oleh sektor perdagangan dan sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan,” sebutnya.

Dikatakannya, penyaluran kredit pada sektor perdagangan mencapai Rp44,09 triliun dengan pertumbuhan 10,26 persen yoy dengan komposisi pertumbuhan terhadap total kredit sebesar 1,90 persen. Selain itu, untuk sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan mencapai Rp45,58 triliun dengan pertumbuhan 6,37 persen yoy dengan komposisi pertumbuhan terhadap total kredit sebesar 1,26 persen. NPL gross tercatat sebesar 2,58 persen, mengalami perbaikan dibanding pada saat pandemi (Desember 2020) yang tercatat sebesar 3,35 persen.

“Artinya, sebesar Rp1,35 triliun kredit bermasalah telah menurun sebagai respons dari adanya kebijakan stimulus yang dikeluarkan oleh OJK,” tandasnya. (Dwi/Tri)

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Yusup Ansori mengatakan, bank umum yang berkantor pusat di Sumut, yaitu Bank Sumut dan Bank Mestika Dharma, secara konsolidasi mencatat, bahwa kinerja dan pertumbuhannya lebih tinggi dibanding capaian industri.

Hal ini, paparnya, terlihat dari pertumbuhan aset sebesar 9,09 persen yoy, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,27 persen yoy, dan pertumbuhan kredit yang cukup solid yaitu sebesar 10,69 persen yoy.

“Kinerja tersebut, juga ditopang dengan profil risiko yang terjaga, tercermin dari rasio Rasio Non Performing Loan (NPL) gross 2,70 persen dan permodalan yang kuat, tercermin dari rasio CAR 26,88 persen,” ujarnya, Senin (25/7/2022) sore.

Sementara itu, lanjut Yusup, kinerja industri perbankan di Sumut hingga posisi Mei 2022 terpantau semakin pulih dan meningkat stabil.

“Hal ini terutama ditandai dengan pencapaian pertumbuhan kredit yang melebihi pertumbuhan sebelum pandemi covid-19, diiringi dengan fungsi intermediasi yang membaik dengan profil risiko yang terjaga,” katanya.

Dijelaskannya, industri perbankan di Sumut terdiri dari dua bank umum berkantor pusat, 54 bank umum berkantor cabang dan 53 BPR/BPRS di Sumut, memiliki total aset sebesar Rp317,79 triliun dengan pertumbuhan 8,19 persen yoy.

“Aset tersebut terdiri dari Bank Umum sebesar Rp315,45 triliun dan BPR/BPRS sebesar Rp2,33 triliun,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan, DPK terhimpun sebesar Rp295,79 triliun dengan pertumbuhan 7,61 persen yoy. Porsi simpanan bank umum terbesar terdapat pada tabungan sebesar Rp134,66 triliun dengan share 45,81 persen dari total DPK, diikuti dengan deposito sebesar Rp109,86 triliun dengan share 37,37 persen, dan giro sebesar Rp49,46 triliun dengan share 16,82 persen.

Penyaluran kredit, tambah Yusup, terpantau meningkat dengan outstanding sebesar Rp230,14 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 5,60 persen yoy, membaik dan melebihi pertumbuhan pada saat pra pandemi (2019) sebesar 3,17 persen yoy.

Ada pun, lanjutnya, pertumbuhan kredit selama masa pandemi terkontraksi yaitu sebesar -3,86 persen yoy (2020) dan -2,27 perssn yoy (2021).

“Pertumbuhan kredit sebagian besar ditopang oleh sektor perdagangan dan sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan,” sebutnya.

Dikatakannya, penyaluran kredit pada sektor perdagangan mencapai Rp44,09 triliun dengan pertumbuhan 10,26 persen yoy dengan komposisi pertumbuhan terhadap total kredit sebesar 1,90 persen. Selain itu, untuk sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan mencapai Rp45,58 triliun dengan pertumbuhan 6,37 persen yoy dengan komposisi pertumbuhan terhadap total kredit sebesar 1,26 persen. NPL gross tercatat sebesar 2,58 persen, mengalami perbaikan dibanding pada saat pandemi (Desember 2020) yang tercatat sebesar 3,35 persen.

“Artinya, sebesar Rp1,35 triliun kredit bermasalah telah menurun sebagai respons dari adanya kebijakan stimulus yang dikeluarkan oleh OJK,” tandasnya. (Dwi/Tri)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/