31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Pertumbuhan Perbankan Syariah Lebihi Konvensional

Ketua Umum Asbisindo, Toni E.B. Subari

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) menyebutkan kinerja bank syariah di Indonesia dan terus menunjukan tren positif. Hal ini, diikuti dengan pertumbuhan aset yang terus meningkat beberapa tahun belakangan ini.

Ketua Umum Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Toni E B Subari mengatakan Pertumbuhannya dari tahun ke tahun selalu di lebih perbankan konvensional. Artinya perbankan syariah semakin diminati dan masyarakat semakin percaya.

Toni menjelaskan saat ini perbankan syariah masih memiliki potensi yang lebih besar di Indonesia. Indeks literasi bank syariah sebesar 8,11%, sedangkan indeks inklusi sebesar 11,06%. Sementara itu, indeks literasi bank nasional sebesar 29,66%.

“Sedangkan, indeks inklusi 67,82%. Di sisi lain, market share perbankan syariah terus menunjukkan peningkatan, yakni dari sebesar 5,78% pada 2017 menjadi 6,18% pada Juni 2020,” ungkap Toni pada diskusi webinar bersama wartawan di Kota Medan, Jumat (25/9).

Pada kegiatan secara virtual yang mengusung tema ‘Media Workshop Literasi dan Inklusi Perbankan Syariah’, Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) ini menjelaskan peningkatan literasi perbankan syariah menjadi tantangan bagi Mandiri Syariah di masa pandemi ini. Peningkatan literasi ini diharapkan akan berbanding lurus dengan inklusi perbankan syariah kedepannya.

Toni mengungkapkan bahwa perbankan syariah di Indonesia saat ini terus berkembang dan menunjukkan pertumbuhan. Hal ini tercermin dari persentase pertumbuhan perbankan syariah, baik dari aset, pembiayaan, maupun DPK, lebih tinggi dari perbankan konvensional maupun perbankan nasional.

“Satu kuncian yang saat ini menjadi semakin penting adalah digitalisasi perbankan syariah. Kondisi pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk berinovasi sekaligus mengoptimalkan teknologi digital. Apalagi saat ini, platform perbankan digital menjadi channel utama untuk nasabah bertransaksi sehari-hari,” tutur Toni.

Toni mengatakan usia perbankan syariah masih relatif muda, dan memiliki potensi yang sangat besar mengingat Indonesia memiliki penduduk muslim yang sangat besar.

“Intinya adalah penguatan SDM, penguatan kemampuan untuk menarik investasi atau modal di market, penguatan teknologi sebagi core banking dan tentu saja literasi yang lebih mendalam ke pasar,” jelas Toni.

Dia memaparkan, dari segi aset bank syariah tumbuh 9,93 persen pada 2019, sedangkan bank konvensional hanya 5,97 persen. Sementara pada periode Januari-Juli 2020, bank syariah tumbuh 9,88 persen dan bank konvensional cuma 5,37 persen.

Kemudian, dari segi pembiayaan pada periode Januari-Juli 2020, bank syariah tumbuh 10,23 persen sedangkan bank konvensional 1,04 persen. Lalu, dari segi Dana Pihak Ketiga (DPK), dengan periode yang sama Januari- Juli 2020, bank syariah tumbuh 8,78 persen dan bank konvensional cuma 8,44 persen.

“Alhamdulilah, pertumbuhan dari segi aset, pembiayaan, dan kredit selalu tumbuh lebih baik bank konvensional,” tuturnya.

Selain itu, dia juga menyampaikan, dari 110 bank nasional, bank syariah sudah masuk dalam 30 besar top bank umum nasional. Dari segi aset, dalam periode Januari-Juni 2020, Mandiri Syariah berada di posisi 15, semetara bank syariah BNI dan BRI  berada di posisi 28 dan 30.

“Boleh dikatakan kinerja industri perbankan syariah sangat baik, karena sudah masuk 30 besar top bank umum nasional. ini sebuah hal baik dan optimisme bai bank syariah,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur IT, Operations & Digital Banking Mandiri Syariah Achmad Syafii mengatakan bahwa Mandiri Syariah terus menjalankan proses digitalisasi produk dengan fokus kepada customer (customer centric) untuk memenuhi kebutuhan nasabah terlebih di tengah situasi pandemi covid19.

“Kami gencar melakukan transformasi layanan digital dan mengimplementasikan dalam aplikasi Mandiri Syariah Mobile, Net Banking maupun layanan digital branch. Fokus Mandiri Syariah adalah memberikan solusi dan kemudahan bagi nasabah. Layanan seperti buka rekening online, tarik tunai tanpa kartu ATM, layanan interaktif virtual Aisyah yang dapat diakses 24/7 adalah layanan digital yang baru dimiliki Mandiri Syariah hingga saat ini,” pungkas Achmad Syafii. (gus/ram)

Ketua Umum Asbisindo, Toni E.B. Subari

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) menyebutkan kinerja bank syariah di Indonesia dan terus menunjukan tren positif. Hal ini, diikuti dengan pertumbuhan aset yang terus meningkat beberapa tahun belakangan ini.

Ketua Umum Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Toni E B Subari mengatakan Pertumbuhannya dari tahun ke tahun selalu di lebih perbankan konvensional. Artinya perbankan syariah semakin diminati dan masyarakat semakin percaya.

Toni menjelaskan saat ini perbankan syariah masih memiliki potensi yang lebih besar di Indonesia. Indeks literasi bank syariah sebesar 8,11%, sedangkan indeks inklusi sebesar 11,06%. Sementara itu, indeks literasi bank nasional sebesar 29,66%.

“Sedangkan, indeks inklusi 67,82%. Di sisi lain, market share perbankan syariah terus menunjukkan peningkatan, yakni dari sebesar 5,78% pada 2017 menjadi 6,18% pada Juni 2020,” ungkap Toni pada diskusi webinar bersama wartawan di Kota Medan, Jumat (25/9).

Pada kegiatan secara virtual yang mengusung tema ‘Media Workshop Literasi dan Inklusi Perbankan Syariah’, Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) ini menjelaskan peningkatan literasi perbankan syariah menjadi tantangan bagi Mandiri Syariah di masa pandemi ini. Peningkatan literasi ini diharapkan akan berbanding lurus dengan inklusi perbankan syariah kedepannya.

Toni mengungkapkan bahwa perbankan syariah di Indonesia saat ini terus berkembang dan menunjukkan pertumbuhan. Hal ini tercermin dari persentase pertumbuhan perbankan syariah, baik dari aset, pembiayaan, maupun DPK, lebih tinggi dari perbankan konvensional maupun perbankan nasional.

“Satu kuncian yang saat ini menjadi semakin penting adalah digitalisasi perbankan syariah. Kondisi pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk berinovasi sekaligus mengoptimalkan teknologi digital. Apalagi saat ini, platform perbankan digital menjadi channel utama untuk nasabah bertransaksi sehari-hari,” tutur Toni.

Toni mengatakan usia perbankan syariah masih relatif muda, dan memiliki potensi yang sangat besar mengingat Indonesia memiliki penduduk muslim yang sangat besar.

“Intinya adalah penguatan SDM, penguatan kemampuan untuk menarik investasi atau modal di market, penguatan teknologi sebagi core banking dan tentu saja literasi yang lebih mendalam ke pasar,” jelas Toni.

Dia memaparkan, dari segi aset bank syariah tumbuh 9,93 persen pada 2019, sedangkan bank konvensional hanya 5,97 persen. Sementara pada periode Januari-Juli 2020, bank syariah tumbuh 9,88 persen dan bank konvensional cuma 5,37 persen.

Kemudian, dari segi pembiayaan pada periode Januari-Juli 2020, bank syariah tumbuh 10,23 persen sedangkan bank konvensional 1,04 persen. Lalu, dari segi Dana Pihak Ketiga (DPK), dengan periode yang sama Januari- Juli 2020, bank syariah tumbuh 8,78 persen dan bank konvensional cuma 8,44 persen.

“Alhamdulilah, pertumbuhan dari segi aset, pembiayaan, dan kredit selalu tumbuh lebih baik bank konvensional,” tuturnya.

Selain itu, dia juga menyampaikan, dari 110 bank nasional, bank syariah sudah masuk dalam 30 besar top bank umum nasional. Dari segi aset, dalam periode Januari-Juni 2020, Mandiri Syariah berada di posisi 15, semetara bank syariah BNI dan BRI  berada di posisi 28 dan 30.

“Boleh dikatakan kinerja industri perbankan syariah sangat baik, karena sudah masuk 30 besar top bank umum nasional. ini sebuah hal baik dan optimisme bai bank syariah,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur IT, Operations & Digital Banking Mandiri Syariah Achmad Syafii mengatakan bahwa Mandiri Syariah terus menjalankan proses digitalisasi produk dengan fokus kepada customer (customer centric) untuk memenuhi kebutuhan nasabah terlebih di tengah situasi pandemi covid19.

“Kami gencar melakukan transformasi layanan digital dan mengimplementasikan dalam aplikasi Mandiri Syariah Mobile, Net Banking maupun layanan digital branch. Fokus Mandiri Syariah adalah memberikan solusi dan kemudahan bagi nasabah. Layanan seperti buka rekening online, tarik tunai tanpa kartu ATM, layanan interaktif virtual Aisyah yang dapat diakses 24/7 adalah layanan digital yang baru dimiliki Mandiri Syariah hingga saat ini,” pungkas Achmad Syafii. (gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/