30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Cabai Mahal, Sumut Butuh Cold Storage

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos Penjual cabai merah di Pasar Petisah Medan, Harga cabai merah menjadi penyumbang inflasi terbesar di Medan.
Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Penjual cabai merah di Pasar Petisah Medan, Harga cabai merah menjadi penyumbang inflasi terbesar di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masalah mahalnya harga komoditas pangan pada beberapa hari terakhir, khususnya harga cabai ditengarai karena minimnya persediaan yang ada. Hal ini manjadi masalah yang sangat mendasar, terlebih kondisi cuaca juga dinilai tidak bersahabat kepada para petani.

Dengan kondisi yang serba kompleks tersebut, sementara di sisi lainnya perminataan akan cabai semakin menigkat, maka dengan sendirinya harga pun naik. Kondisi ini kian menegaskan jika harga pangan di Sumut belum elastis terhadap perubahan persediaan. Karena itu, yang diharapkan adalah adanya kebijakan untuk membuat harga yang berlaku bergerak elastis menyesuaikan sisi persediaan.

“Apa yang terjadi pada harga cabai menunjukan ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan semuanya. Sumut belum memiliki manajemen pasokan pangan, termasuk dengan manajemen risiko manakala dibutuhkan sejumlah upaya guna mengantisipasi lonjakan harga dari,” ungkap Ketua Tim Pemantau Harga Sumut, Gunawan Benjamin menyikapi kenaikan harga belakangan ini, Selasa (25/10).

Diutarakannya, yang harus disadari adalah dari 3 provinsi yang berdekatan dengan Sumut, seperti Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Sumut mengkonsumsi kebutuhan pangan yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lainnya. Artinya, dengan kondisi ini maka sejatinya Sumut memiliki lumbung pangan agar harga tetap stabil.

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos Penjual cabai merah di Pasar Petisah Medan, Harga cabai merah menjadi penyumbang inflasi terbesar di Medan.
Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Penjual cabai merah di Pasar Petisah Medan, Harga cabai merah menjadi penyumbang inflasi terbesar di Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masalah mahalnya harga komoditas pangan pada beberapa hari terakhir, khususnya harga cabai ditengarai karena minimnya persediaan yang ada. Hal ini manjadi masalah yang sangat mendasar, terlebih kondisi cuaca juga dinilai tidak bersahabat kepada para petani.

Dengan kondisi yang serba kompleks tersebut, sementara di sisi lainnya perminataan akan cabai semakin menigkat, maka dengan sendirinya harga pun naik. Kondisi ini kian menegaskan jika harga pangan di Sumut belum elastis terhadap perubahan persediaan. Karena itu, yang diharapkan adalah adanya kebijakan untuk membuat harga yang berlaku bergerak elastis menyesuaikan sisi persediaan.

“Apa yang terjadi pada harga cabai menunjukan ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan semuanya. Sumut belum memiliki manajemen pasokan pangan, termasuk dengan manajemen risiko manakala dibutuhkan sejumlah upaya guna mengantisipasi lonjakan harga dari,” ungkap Ketua Tim Pemantau Harga Sumut, Gunawan Benjamin menyikapi kenaikan harga belakangan ini, Selasa (25/10).

Diutarakannya, yang harus disadari adalah dari 3 provinsi yang berdekatan dengan Sumut, seperti Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Sumut mengkonsumsi kebutuhan pangan yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lainnya. Artinya, dengan kondisi ini maka sejatinya Sumut memiliki lumbung pangan agar harga tetap stabil.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/