MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebakaran yang terjadi di Pasar Senen dua bulan jelang Lebaran, dikhawatirkan mengganggu persediaan barang di beberapa pasar tradisional di Medan dan di Sumut. Efeknya, kemungkinan terjadinya kenaikan harga beberapa barang sekunder melebihi kenaikan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumut (P3TSU), H Harmon Habib kepada Sumut Pos, Sabtu (26/4). “Pedagang di Medan banyak yang langganannya di Pasar Senen, makanya kebakaran itu pastinya akan berpengaruh. Ini masih satu hari belum terasa,” katanya.
Memasuki bulan Mei, lanjut Habib, pedagang pakaian, tas, sepatu dan berbagai aksesoris biasanya mulai mengisi stok untuk lebaran. Setelah terjadinya kebakaran di Pasar Senen, stok kemungkinan terganggu. “Merekakan sudah punya langganan-langganan sendiri di Senen. Kalau harus mencari tempat langganan baru lagi, pasti akan menyulitkan mereka lagi, apalagi sebentar lagi lebaran,” katanya.
Selain di Pasar Senen, pedagang pakaian dan barang-barang sekunder lainnya di pasar tradisional Petisah, Sentral, Pajak Ikan biasanya mengambil barang ke pasar Tanah Abang, Mangga Dua, Pasar Rumput dan lainnya.
Untuk itu, ia mengharapkan agar pemerintah secepatkan dapat mengatasi kejadian tersebut. “Kalau bisa pemerintah langsung sigap, memberi lokasi penampungan sementara untuk mereka biar bisa cepat berjualan lagi,” ujar pria yang juga pedagang pakaian di Pasar Petisah ini.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikapi), Abdul mansuri, memerkirakan total kerugian pedagang Blok 3 Pasar Senen mencapai hingga ratusan miliar rupiah.
Perkiraan hadir dari hitung-hitungan sederhana jumlah pedagang yang lebih dari 3.000 orang dikali modal masing-masing minimal Rp100 juta.
“Sekitar 70 persen itu toko kain atau tekstil. Karena Pasar Senen kan terkenal dengan toko baju impor murah. Nah itu modalnya paling sedikit Rp100-200 juta. Karena itu kita minta aparat benar-benar menyelidiki kasus ini. Karena benar-benar merugikan masyarakat pedagang,” katanya.
Rahmat meminta investigasi dilakukan secara maksimal, sebab indikasi yang mengemuka di tengah korban kebakaran saat ini, pasar memang sengaja dibakar karena pedagang tidak juga mau pindah, sementara Blok 3 rencananya akan diremajakan setelah lebaran tahun ini. Indikasi lain, asal api yang disebut-sebut tidak hanya bersumber dari satu titik.
“Beberapa laporan sudah masuk, tapi harus diteliti. Kita garis bawahi kecepatan kebakaran dan titik api yang diduga banyak perlu dijadikan dasar bagi Puslapor (Pusat Laboratorium dan Forensik) untuk melakukan penyelidikan,” ungkapnya.(put/gir/tom)