25.6 C
Medan
Tuesday, June 11, 2024

25 Pelanggan Berpeluang ke Brazil Bersama Bepe

Bambang Pamungkas dalam acara road show SAMBA 2014 di Hermes Mal Medan.
Bambang Pamungkas dalam acara road show SAMBA 2014 di Hermes Mal Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Persembahan 25 Tahun, PT Federal International Finance (FIFGROUP) menggelar program gebyar Sambut Brazil (SAMBA) 2014 lewat roadshow di lima kota. Di antaranya Bandung, Semarang, Surabaya, Jakarta dan Medan.

Sebagai salah satu agendanya yakni Meet&Great, FIFGROUP menghadirkan mantan pemain sepak bola nasional, Bambang Pamungkas, sebagai ambassador SAMBA, yang digelar di Hermes Mall Medan, Sabtu (29/3).

Direktur Marketing FIFGROUP, Djap Tet Fa mengatakan bahwa SAMBA 2014 merupakan program undian dari FIFGROUP bagi 25 pelanggan yang beruntung liburan ke Brazil beberapa hari bersama Bambang Pamungkas.

“Saat ini sudah periode pertama dan mengundi 10 pemenang, dan masih menyisakan 15 kesempatan lagi,”ujarnya.

Untuk bisa mengikuti program tersebut, bulang Djap Tet Fa, cukup mengajukan kredit sepeda motor honda baru atau bekas melalui FIFASTRA atau melalui SPEKTRA hingga 15 April mendatang.

BEPE: Sepakbola Indonesia Maju Jika Dikelola Secara Profesional

Sebagai pemain profesional yang telah membela tim nasional selama 15 tahun, banyak pengalaman yang sudah dilalui seorang Bambang Pamungkas.

Hanya saja bagi pria kelahiran 10 Juni 1980 ini, kenyataan paling pahit yang dirasakan dalam jenjang karirnya yakni dualisme dalam tubuh sepakbola Indonesia.

“Sepakbola adalah sebuah olahraga yang menyatukan segala perbedaan. Namun dengan dualisme justru menghilangkan jatidiri dari sepakbola itu sendiri. Ini pernah terjadi saat saya bermain di klub,”ujar Bambang Pamungkas di acara Road Show SAMBA 2014 yang diselenggarakan FIFGROUP, di Hermes Mal, Sabtu (29/3).

Dia melihat dualisme tak hanya membunuh karakter, namun juga menghilangkan keprofesionalan pemain pemain.

“Bagaimana pemain bisa profesional kalau pengurusnya tidak profesional. Ke depan kita harapkan tidak ada lagi dualisme di pengurusan sepakbola kita. Saya yakin sepakbola Indonesia akan lebih maju jika sistem kepengurusan juga profesional,”ujarnya. (uma)

 

 

Bambang Pamungkas dalam acara road show SAMBA 2014 di Hermes Mal Medan.
Bambang Pamungkas dalam acara road show SAMBA 2014 di Hermes Mal Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Persembahan 25 Tahun, PT Federal International Finance (FIFGROUP) menggelar program gebyar Sambut Brazil (SAMBA) 2014 lewat roadshow di lima kota. Di antaranya Bandung, Semarang, Surabaya, Jakarta dan Medan.

Sebagai salah satu agendanya yakni Meet&Great, FIFGROUP menghadirkan mantan pemain sepak bola nasional, Bambang Pamungkas, sebagai ambassador SAMBA, yang digelar di Hermes Mall Medan, Sabtu (29/3).

Direktur Marketing FIFGROUP, Djap Tet Fa mengatakan bahwa SAMBA 2014 merupakan program undian dari FIFGROUP bagi 25 pelanggan yang beruntung liburan ke Brazil beberapa hari bersama Bambang Pamungkas.

“Saat ini sudah periode pertama dan mengundi 10 pemenang, dan masih menyisakan 15 kesempatan lagi,”ujarnya.

Untuk bisa mengikuti program tersebut, bulang Djap Tet Fa, cukup mengajukan kredit sepeda motor honda baru atau bekas melalui FIFASTRA atau melalui SPEKTRA hingga 15 April mendatang.

BEPE: Sepakbola Indonesia Maju Jika Dikelola Secara Profesional

Sebagai pemain profesional yang telah membela tim nasional selama 15 tahun, banyak pengalaman yang sudah dilalui seorang Bambang Pamungkas.

Hanya saja bagi pria kelahiran 10 Juni 1980 ini, kenyataan paling pahit yang dirasakan dalam jenjang karirnya yakni dualisme dalam tubuh sepakbola Indonesia.

“Sepakbola adalah sebuah olahraga yang menyatukan segala perbedaan. Namun dengan dualisme justru menghilangkan jatidiri dari sepakbola itu sendiri. Ini pernah terjadi saat saya bermain di klub,”ujar Bambang Pamungkas di acara Road Show SAMBA 2014 yang diselenggarakan FIFGROUP, di Hermes Mal, Sabtu (29/3).

Dia melihat dualisme tak hanya membunuh karakter, namun juga menghilangkan keprofesionalan pemain pemain.

“Bagaimana pemain bisa profesional kalau pengurusnya tidak profesional. Ke depan kita harapkan tidak ada lagi dualisme di pengurusan sepakbola kita. Saya yakin sepakbola Indonesia akan lebih maju jika sistem kepengurusan juga profesional,”ujarnya. (uma)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/