26 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Ribuan ATM dan Kantor Kas Offline

Sementara itu, di tengah tumbangnya satelit Telkom-1, muncul gagasan pengalihan fungsi. Yakni fungsi atau misi dari satelit Telkom 1 dialihkan ke Telkom-2 atau Telkom-3. Namun menurut analisa dari Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) Lapan, upaya itu membutuhkan upaya yang ekstra keras.

Kepala Pusteksat Lapan Mujtahid menuturkan kasus rusaknya satelit Telkom-1 itu murni karena usianya sudah tua. Tidak terpengaruh dengan gangguan cuaca antariksa. Menurut catatannya satelit Telkom-1 itu mengorbit pada 4 Agustus 1999 lalu di Pusat Antariksa Guyana.

“Kalau belajar dari pengalaman, satelit memasuki usia 15 tahun itu sudah waktunya regenerasi,” katanya kemarin (28/8). Dengan perhitungan itu, masa ideal operasional satelit berbobot 2.763 kg itu hanya sampai 2014 lalu. Selebihnya sangat dimungkinkan sejumlah komponen rusak dengan sendirinya karena termakan usia.

Sayangnya PT Telkom tidak segera tanggap dengan mengorbitkan satelit baru untuk mem-backup kerja dari Telkom-1. Bahkan Mujtahid mendapatkan kabar bahwa PT Telkom baru akan meluncurkan satelit Telkom-4 tahun depan. Kebijakan ini tentu kurang tepat, karena satelit Telkom-1 usia kinerja komponenya sudah tidak layak.

Menurutnya ada beberapa komponen satelit yang rentan tidak berfungsi jika sudah melewati batas usianya. Diantara yang paling riskan adalah panel surya. Panel ini merupakan alat vital untuk pengisian daya atau tenaga satelit. Jika panel ini mati, maka satelit yang berputar-putar di angkasa tidak bisa berbuat apa-apa.

Mujtahid menerima kabar bahwa operator Telkom-1 sudah berhasil membereskan masalah yang muncul. Namun dia cukp sansi. ’’Membereskan seperti apa,’’ jelasnya. Dia menegaskan satelit itu adalah benda yang mengorbit bebas di angkasa. Jika ada komponen yang rusak, sulit untuk dilakukan perbaikan.

Terkait kemungkinan skenario pengalihan tugas dari Telkom-1 ke Telkom-2 atau Telkom-3 menurut Mujtahid bukan sebuah upaya yang mustahil. ’’Tetapi membutuhkan effort yang besar,’’ tuturnya. Sebab stasiun satelit yang ada di bumi tidak bisa begitu saja mengalihkan koneksinya dari Telkom-1 ke Telkom-2 atau Telkom-3. Apalagi Telkom-2 dan Telkom-3 sudah memiliki cantolan stasiun bumi sendiri.

Mujtahid lantas membandingkan dengan satelit riset atau esperimental milik Lapan. Yakni Lapan A1, Lapan A2, maupun Lapan A3. Meskipun fungsinya tidak sekomplek satelit Telkom-1, tetapi Lapan memperkirakan usia satelit milik mereka hanya sepuluh tahun. Sehingga setiap tahun Lapan terus mengebut proyek pembuatan satelit baru untuk menggantikan satelit yang sudah tua.

Satelit Lapan A1 misalnya, diorbitkan pada pada 10 Januari 2007 lalu. Sehingga masa efektif satelit bernama Tubsat ini hanya sampai 10 Januari 2017. Namun ternyata satelit ini masih bisa mengirim gambar ke stasiun bumi.

Ketika nanti satelit Lapan A1 sudah tidak berfungsi karena usia, sudah ada pengganti satelit Lapan A2 (Lapan-Orari). Satelit ini berhasil diorbitkan pada 28 September 2015 lalu. Sedangkan satelit Lapan A3 (Lapan-IPB) berhasil mengorbit pada 22 Juni 2016.

Sedangkan di Sumut, ada sebanyak 200 mesin ATM di Sumut ikut terdampak akibat gangguan satelit milik PT Telkom yang digunakan perbankan untuk jejaring ATM. Hingga kini, gangguan tersebut masih dirasakan para nasabah.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Sumut, Arief Budi Santoso mengatakan, dari kurang lebih 200-an ATM yang terdampak, secara bertahap telah beroperasi normal kembali. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti mengalihkan operasionalnya melalui jaringan komunikasi lain, baik milik Telkom maupun yang lainnya.

“Di Sumut, gangguan jaringan komunikasi karena Satelit Telkom 1. Gangguan berdampak pada operasional sebagian kecil kantor kas dan ATM sehingga menjadi offline. Namun, gangguan itu tidak semua dialami,” ungkap Arief kepada Sumut Pos, Senin (28/8).

Disebutkannya, saat ini sebagian kantor kas dan ATM yang terdampak telah berjalan normal kembali. Meski demikian, BI masih terus memantau operasional dari bank-bank yang memiliki ATM cukup banyak di Medan. “Ada 4 kantor kas/cabang pembantu bank di Sumut yang terdampak hari ini (kemarin, red). Namun, setelah dimitigasi beroperasi kembali secara online,” cetus Arief.

Sementara itu, di tengah tumbangnya satelit Telkom-1, muncul gagasan pengalihan fungsi. Yakni fungsi atau misi dari satelit Telkom 1 dialihkan ke Telkom-2 atau Telkom-3. Namun menurut analisa dari Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) Lapan, upaya itu membutuhkan upaya yang ekstra keras.

Kepala Pusteksat Lapan Mujtahid menuturkan kasus rusaknya satelit Telkom-1 itu murni karena usianya sudah tua. Tidak terpengaruh dengan gangguan cuaca antariksa. Menurut catatannya satelit Telkom-1 itu mengorbit pada 4 Agustus 1999 lalu di Pusat Antariksa Guyana.

“Kalau belajar dari pengalaman, satelit memasuki usia 15 tahun itu sudah waktunya regenerasi,” katanya kemarin (28/8). Dengan perhitungan itu, masa ideal operasional satelit berbobot 2.763 kg itu hanya sampai 2014 lalu. Selebihnya sangat dimungkinkan sejumlah komponen rusak dengan sendirinya karena termakan usia.

Sayangnya PT Telkom tidak segera tanggap dengan mengorbitkan satelit baru untuk mem-backup kerja dari Telkom-1. Bahkan Mujtahid mendapatkan kabar bahwa PT Telkom baru akan meluncurkan satelit Telkom-4 tahun depan. Kebijakan ini tentu kurang tepat, karena satelit Telkom-1 usia kinerja komponenya sudah tidak layak.

Menurutnya ada beberapa komponen satelit yang rentan tidak berfungsi jika sudah melewati batas usianya. Diantara yang paling riskan adalah panel surya. Panel ini merupakan alat vital untuk pengisian daya atau tenaga satelit. Jika panel ini mati, maka satelit yang berputar-putar di angkasa tidak bisa berbuat apa-apa.

Mujtahid menerima kabar bahwa operator Telkom-1 sudah berhasil membereskan masalah yang muncul. Namun dia cukp sansi. ’’Membereskan seperti apa,’’ jelasnya. Dia menegaskan satelit itu adalah benda yang mengorbit bebas di angkasa. Jika ada komponen yang rusak, sulit untuk dilakukan perbaikan.

Terkait kemungkinan skenario pengalihan tugas dari Telkom-1 ke Telkom-2 atau Telkom-3 menurut Mujtahid bukan sebuah upaya yang mustahil. ’’Tetapi membutuhkan effort yang besar,’’ tuturnya. Sebab stasiun satelit yang ada di bumi tidak bisa begitu saja mengalihkan koneksinya dari Telkom-1 ke Telkom-2 atau Telkom-3. Apalagi Telkom-2 dan Telkom-3 sudah memiliki cantolan stasiun bumi sendiri.

Mujtahid lantas membandingkan dengan satelit riset atau esperimental milik Lapan. Yakni Lapan A1, Lapan A2, maupun Lapan A3. Meskipun fungsinya tidak sekomplek satelit Telkom-1, tetapi Lapan memperkirakan usia satelit milik mereka hanya sepuluh tahun. Sehingga setiap tahun Lapan terus mengebut proyek pembuatan satelit baru untuk menggantikan satelit yang sudah tua.

Satelit Lapan A1 misalnya, diorbitkan pada pada 10 Januari 2007 lalu. Sehingga masa efektif satelit bernama Tubsat ini hanya sampai 10 Januari 2017. Namun ternyata satelit ini masih bisa mengirim gambar ke stasiun bumi.

Ketika nanti satelit Lapan A1 sudah tidak berfungsi karena usia, sudah ada pengganti satelit Lapan A2 (Lapan-Orari). Satelit ini berhasil diorbitkan pada 28 September 2015 lalu. Sedangkan satelit Lapan A3 (Lapan-IPB) berhasil mengorbit pada 22 Juni 2016.

Sedangkan di Sumut, ada sebanyak 200 mesin ATM di Sumut ikut terdampak akibat gangguan satelit milik PT Telkom yang digunakan perbankan untuk jejaring ATM. Hingga kini, gangguan tersebut masih dirasakan para nasabah.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Sumut, Arief Budi Santoso mengatakan, dari kurang lebih 200-an ATM yang terdampak, secara bertahap telah beroperasi normal kembali. Berbagai upaya telah dilakukan, seperti mengalihkan operasionalnya melalui jaringan komunikasi lain, baik milik Telkom maupun yang lainnya.

“Di Sumut, gangguan jaringan komunikasi karena Satelit Telkom 1. Gangguan berdampak pada operasional sebagian kecil kantor kas dan ATM sehingga menjadi offline. Namun, gangguan itu tidak semua dialami,” ungkap Arief kepada Sumut Pos, Senin (28/8).

Disebutkannya, saat ini sebagian kantor kas dan ATM yang terdampak telah berjalan normal kembali. Meski demikian, BI masih terus memantau operasional dari bank-bank yang memiliki ATM cukup banyak di Medan. “Ada 4 kantor kas/cabang pembantu bank di Sumut yang terdampak hari ini (kemarin, red). Namun, setelah dimitigasi beroperasi kembali secara online,” cetus Arief.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/