PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Tak mudah bagi seorang pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjajakan produk dagangannya agar diterima pasar. Sejak awal mendirikan usaha pada 2014, tak membuat pria bernama lengkap Aidil Fitrhia Muda Pane menyerah. Saat itu dia menawarkan jamur tiram (masih berbentuk jamur, belum diolah menjadi camilan) ke pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), dengan kemasan kantong plastik per kilogram.
Kemudian pada 2020, Purna yang menjadi mitra bisnisnya, menyarankan agar jamur tiram yang sudah diolah menjadi camilan crispy dibuatkan kemasan. Kemasan didesain dengan tampilan menarik seperti ukuran jajanan kuliner di market, kemudian di luar kemasan ditampilkan informasi produk.
Setelah mencari info dari platform Google, dia mendapatkan produsen kemasan menarik dari Kota Malang. Produknya kemudian diberi nama Crispy Jamur Tiram dan Stick Jamur Tiram.
“Kemasan 130 gram kami banderol seharga Rp15 ribu,” ungkap Aidil saat dikonfirmasi, Minggu (28/5) lalu.
Saran mitra bisnisnya terbukti tokcer. Omzet penjualannya mulai meningkat.
“Waktu itu saya ingat omzet saya mencapai Rp4 juta per bulan,” imbuh Aidil.
Aidil pun makin bersemangat untuk lebih serius menekuni usaha jamur crispy. Untuk menambah modal, Aidil mengajukan kredit dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp50 juta. Memasuki 2021, kepercayaan dirinya makin kuat setelah terpilih untuk mengikuti UMKM Expo BRILian Preneur yang diikuti 500 UMKM terbaik se-Indonesia.
Berkat ajang promosi tersebut, omzet penjualannya makin meroket. Aidil menyebutkan, pada Maret 2023, omzetnya menembus angka Rp32 juta, April Rp18 juta. Untuk Mei ini, dia optimistis angka penjualannya bisa menembus di angka Rp29 juta.
Pesanan Melonjak, Jajaki Pesanan dari Negeri Jiran
Untuk wilayah pemasaran produknya, Aidil menyebut sudah tersedia di pusat perbelanjaan Suzuya dari Aceh sampai Kota Padang. Sementara di Medan, produknya biasa dijumpai di beberapa toko yang menjajakan berbagai macam kuliner UMKM.
Cerita suksesnya tak hanya berhenti di situ. Kini Aidil menjajaki kerja sama dan sudah bersiap menerima pesanan dari Malaysia. Dibantu oleh istri dan 3 pekerjanya, dia siap mengekspor makanan camilan Jamur Crispy dan Jamur Stick ke Malaysia, awal Juni nanti.
“Mitra kami di Malaysia memesan 1.000 pieces Jamur Tiram Crispy varian rasa original, balado, dan andaliman. Selain itu mereka juga pesan Stick Jamur Tiram varian rasa original, balado, dan jagung manis,” beber Aidil.
Upayanya tak berhenti di situ, Aidil menyediakan layanan pesan antar melalui aplikasi Gojek dan Grab.
“Sering saya atau kawan-kawan satu pangkalan Gojek dapat pesanan Go Food ‘Jamur Tiram Qorry’ ke Jalan Sudirman No 9. Kebanyakan sih yang pesan orang kerja kantoran, toko-toko, dan anak muda-mudi,” kata J Sianipar, pengemudi Gojek di Kota Pematangsiantar.
Digitalisasi Jadi Kunci Sukses
Di era digital seperti sekarang, Aidil memaksimalkan peluang bisnisnya dengan merambah pasar online. Jamur Tiram Krispi Qorry kini bisa ditemui di beberapa marketplace, seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Dia juga memasarkan melalui situs Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Saya juga melakukan pemasaran melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram @jamur_qorry,” sebutnya.
Untuk memudahkan transaksi, Aidil menerima pembayaran secara digital dengan scan QRIS. Pada 3 pekan lalu, dia melakukan promosi dengan menjual Stick dan Crispy Jamur Tiram seharga Rp1 di Kelurahan Mekar Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar. Syaratnya pembayaran harus menggunakan QRIS (transaksi scan barcode).
Dengan memanfaatkan teknologi digital, hasilnya mulai terlihat, brand Jamur Tiram Crispy Qorry menjadi semakin dikenal dan pemasaran pun meluas. Terbukti dengan makin banyak reseller yang bekerja sama dengan pengusaha produk olahan jamur tiram asal Kota Pematangsiantar tersebut.
Jejaring Kedekatan Memudahkan Pemasaran
Sebelum melakukan digitalisasi usaha, UMKM Jamur Tiram Qorry melakukan pemasaran produk dengan cara konvensional dan mengandalkan keberadaan para reseller. Berkat kedekatannya dengan orang-orang marketing, Aidil mampu bekerja sama dengan puluhan reseller. Dia juga memperoleh manfaat dari upayanya membangun kedekatan emosional ke berbagai pihak. Termasuk terbukanya kesempatan jaringan pembeli yang lebih luas, setelah mengikuti beberapa kegiatan perusahaan yang bekerja sama dengannya atau diundang acara pemerintah. (dat/saz)