Biasanya gadis remaja selalu menghabiskan waktu luangnya berkumpul dan bercanda ataupun sekedar nongkrong bersama teman-teman sekolahnya. Namun hal berbeda dilakukan gadis remaja satu ini, yang menghabiskan waktu luangnya dengan mengisi kegiatan positif yakni menjadi ustadzah remaja dengan berdakwah di sekolah dan di lingkungan sekitarnya.
Syah Ghina Rahmi Lubis, kelahiran 16 Oktober 1996 pernah menorehkan bangga untuk keluarga dan juga masyarakat Medan dengan masuk 5 besar dalam ajang Dacil (Dai Cilik) tahun 2007 lalu. Sampai sekarang aktifitasnya masih dalam dunia dakwah tersebut.
“Alhamdulillah sampai sekarang masih diberi kepercayaan untuk mengisi kegiatan dakwah dalam kegiatan islami ataupun perayaan besar islam. Kalau dulu awal-awal pulang Dacil dari Jakarta untuk kegiatan dakwah rame sekali. Tapi semenjak aktifitas sekolah semakin padat, kegiatan dakwah tidak sebanyak dulu, tapi tetap ada,” ucapnya tersenyum saat diwawancarai Sumut Pos di kediamannya Jalan Selamat Ujung Gg Subrah No.2 Medan.
Dengan cukup padatnya kegiatan dakwah, gadis yang disapa Sari ini mengaku bahwa itu merupakan rezeki dari Allah sehingga hampir semua keperluan pribadi dan sekolahnya ditutupinya sendiri. “Jadi sedikit menringankan beban orang tua, jadi kalau ada yang Sari inginkan jadi gak nyusahin orang tua lagi,” ucap anak dari Haitamil Lubis dan Darwafrah yang selalu mengajarkan mandiri kepada anaknya.
Sambungnya, dakwah yang dibawakannya belakangan ini bertemakan Isra Mi’raj apalagi mendekati bulan Ramdhan. “Karena lagi musim Isra Mi’raj jadi yang Sari bawakan tema-tema bahasnya Isra Mi’raj lalu seperti sholat ada juga yang Sari bahas lalu tentang kita ini yang sebenarnya berasal dari mana, terus nanti kemana di akhir kehidupan kita,” tutur gadis yang hobby nyanyi, baca Al-Qur’an dan berenang tersebut.
Sementara itu, Darwafrah ibu dari Sari mengatakan Sari memang memiliki bakat dalam bidang dakwah, bersamaan dengan sekolah tempatnya menuntut ilmu. “Sekarang sudah kelas 2 jurusan Ilmu Agama I di MAN 2. Sejauh ini sambutan masyarakat baik. Sari juga mengisi pengajian ibu-ibunya, terkadang di sekolah-sekolah dasar, terkadang gabungan juga bersama masyarakat umum. Dan aktifitasnya juga belakangan ini sangat padat sekali. Belum lagi kegiatan osis nya di sekolah,” tutur wanita yang juga aktif mengajar di salah satu TK di Jalan Selamat, Medan.
Sari sambungnya, menekuni apa yang dijalankannya saat ini. “ Sari merasa bangga karena memberi ilmu juga kepada orang banyak,’’ujarnya. (nit)
Biasanya gadis remaja selalu menghabiskan waktu luangnya berkumpul dan bercanda ataupun sekedar nongkrong bersama teman-teman sekolahnya. Namun hal berbeda dilakukan gadis remaja satu ini, yang menghabiskan waktu luangnya dengan mengisi kegiatan positif yakni menjadi ustadzah remaja dengan berdakwah di sekolah dan di lingkungan sekitarnya.
Syah Ghina Rahmi Lubis, kelahiran 16 Oktober 1996 pernah menorehkan bangga untuk keluarga dan juga masyarakat Medan dengan masuk 5 besar dalam ajang Dacil (Dai Cilik) tahun 2007 lalu. Sampai sekarang aktifitasnya masih dalam dunia dakwah tersebut.
“Alhamdulillah sampai sekarang masih diberi kepercayaan untuk mengisi kegiatan dakwah dalam kegiatan islami ataupun perayaan besar islam. Kalau dulu awal-awal pulang Dacil dari Jakarta untuk kegiatan dakwah rame sekali. Tapi semenjak aktifitas sekolah semakin padat, kegiatan dakwah tidak sebanyak dulu, tapi tetap ada,” ucapnya tersenyum saat diwawancarai Sumut Pos di kediamannya Jalan Selamat Ujung Gg Subrah No.2 Medan.
Dengan cukup padatnya kegiatan dakwah, gadis yang disapa Sari ini mengaku bahwa itu merupakan rezeki dari Allah sehingga hampir semua keperluan pribadi dan sekolahnya ditutupinya sendiri. “Jadi sedikit menringankan beban orang tua, jadi kalau ada yang Sari inginkan jadi gak nyusahin orang tua lagi,” ucap anak dari Haitamil Lubis dan Darwafrah yang selalu mengajarkan mandiri kepada anaknya.
Sambungnya, dakwah yang dibawakannya belakangan ini bertemakan Isra Mi’raj apalagi mendekati bulan Ramdhan. “Karena lagi musim Isra Mi’raj jadi yang Sari bawakan tema-tema bahasnya Isra Mi’raj lalu seperti sholat ada juga yang Sari bahas lalu tentang kita ini yang sebenarnya berasal dari mana, terus nanti kemana di akhir kehidupan kita,” tutur gadis yang hobby nyanyi, baca Al-Qur’an dan berenang tersebut.
Sementara itu, Darwafrah ibu dari Sari mengatakan Sari memang memiliki bakat dalam bidang dakwah, bersamaan dengan sekolah tempatnya menuntut ilmu. “Sekarang sudah kelas 2 jurusan Ilmu Agama I di MAN 2. Sejauh ini sambutan masyarakat baik. Sari juga mengisi pengajian ibu-ibunya, terkadang di sekolah-sekolah dasar, terkadang gabungan juga bersama masyarakat umum. Dan aktifitasnya juga belakangan ini sangat padat sekali. Belum lagi kegiatan osis nya di sekolah,” tutur wanita yang juga aktif mengajar di salah satu TK di Jalan Selamat, Medan.
Sari sambungnya, menekuni apa yang dijalankannya saat ini. “ Sari merasa bangga karena memberi ilmu juga kepada orang banyak,’’ujarnya. (nit)