MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua perampok kambuhan yang sudah belasan kali beraksi di kawasan kampus Unimed sekitarnya roboh ditembak petugas Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Senin (31/3) siang. Keduanya ditembak usai kembali beraksi di Jl. Selamat Ketaren, Medan Estate.
Muhammad Haniful Alrasyid (21), warga Jl. Pimpinan, Gang Saudara, Medan Perjuangan dan Reza Wahyudi (24), warga Jl. Gurilla, Kel. Sei Kera Hilir I, Medan Perjuangan adalah nama kedua pelaku yang sudah sangat meresahkan masyarakat ini.
Info dihimpun, siang itu kedua pelaku yang berboncengan naik sepeda motor Satria FU BK 2664 AEJ tengah mencari korban di lokasi.
Saat bersamaan, Nur Syyadidah (25) warga Sei Beruhur, Beringin Jaya, Torgamba melintas dengan kecepatan sedang mengendarai Honda Scoopy merah BK 2438 ZAC. Melihat Nur, kedua pelaku pun bergerak cepat dengan merampas tas berisi laptop yang disandang korban. Tak rela tasnya dijambret, Nur mencoba mengejar kedua pelaku seraya berteriak rampok.
Melihat korban terus menempel, pelaku yang duduk di boncengan sempat menendang sepeda motor yang dikendarai hingga terjatuh. Karena kepalanya membentur aspal, korban pun tergeletak tak sadarkan diri. Melihat itu, warga sekitar dan beberapa pengguna jalan pun ikut mengejar kedua pelaku.
Gugup dikejar warga, sepeda motor kedua pelaku pun jatuh setelah menabrak sepeda motor Mio BK 6039 ADQ yang parkir di depan usaha foto copy di sekitar lokasi. Dalam hitungan detik, ratusan massa langsung mengepung pelaku dan memukuli keduanya hingga babak belur.
Mendapat info tersebut, personel Reskrim Polsek Percut Sei Tuan pun langsung mendatangi lokasi kejadian. Kedua pelaku langsung diboyong menggunakan mobil patrol. Sementara korban dilarikan ke RS Haji untuk mendapat perawatan medis. Namun saat akan dibawa ke Mapolsek Percut Sei Tuan, kedua pelaku sempat berusaha melarikan diri  hingga petugas mengambil tindakan tegas dengan melumpuhkan keduanya dengan timah panas.
Dengan kondisi luka tembak di masing-masing betis kanan, keduanya pun dilarikan ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis.
Kepada kru media ini, Reza Wahyudi mengaku sudah belasan kali merampok. Tiap kali beraksi, ia mengaku tak segan-segan melukai korbannya. Selama ini ia dan rekannya Haniful kerap beraksi di sekitar Jl. Willien Iskandar, Jl. Pasar V, Medan Estate, Jl. Slamet Ketaren dan beberapa lokasi lain yang masih dalam wilayah hukum Polsek Percut Sei Tuan. “Sudah sering kami main bang, lupa aku dimana saja. Cuma kami main di situ-situ sajanya bang,” katanya seraya menahan perih di kakinya.
Berbeda pula dengan Haniful, pemuda yang masih oyong pasca diamuk massa itu ini mengaku beraksi tak hanya dengan Reza. Tapi sering juga beraksi dengan rekannya bernama Andi (22) yang kini masih dalam pencarian petugas. “Kalau aku bukan hanya sama bang Reza main bang. Aku juga sering main sama kawanku si Andi orang Jl. Pimpinan juga bang. Kalau main biasanya hasilnya dijual terus dipakai untuk mabuk sama nyabu,” katanya.
Usai menjalani perawatan, kedua tersangka langsung diboyong ke Polsek Percut Sei Tuan guna menjalani pemeriksaan dan pengembangan. Pasalnya, kedua tersangka sudah belasan kali melakukan aksi penjambretan. Terpisah, korban Nur tampak menjalani perawatan di ruang IGD RS Haji. Korban tampak belum sadarkan diri dan masih ditunggui oleh pihak keluarganya.
Adik korban, Mardiah (20) mengatakan saat kejadian ia bersama kakaknya sedang diboncengan. “Sama kami tadi bang, cuma pas dirampok aku turun,” kata wanita yang kos di Jl. Pancing bersama kakaknya itu.
Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung, SIK yang dikonformasi mengatakan jika kedua tersangka merupakan pelaku perampokan yang kerap beraksi di sekitar Pancing. “Mereka ini sudah lebih dari 10 kali beraksi ya. Korbannya juga sudah banyak dan kita sudah cek laporan yang masuk ke kita. Keduanya berusaha kabur dari petugas, sehingga membuat kita bertindak tegas. Tadi mereka beraksi di Jl. Slamat Ketaren, korbannya dirawat di RS Haji,” katanya.
HASIL RAMPOKAN UNTUK BELI SABU
Ternyata selama ini, merampok sudah jadi pekerjaan tetap kedua pelaku. Karena itulah, sebelum beraksi keduanya selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik dan matang. Bahkan untuk kemungkinan terburuk sekalipun, kedua bandit ini sudah mempersiapkannya.
Meski menahan sakit pasca baru diterjang timah panas, Reza yang wajahnya babak belur ini terkesan bangga mengisahkan saat ia dan rekannya mampu mengelabui petugas Sabhara Polresta Medan yang mengejar mereka.
Minggu (29/3) dinihari lalu di Jl. Selamet Ketaren, Reza dan Haniful melaju dengan sepeda motor Satria FU andalannya untuk memburu ‘mangsa’ namun keduanya dikejar oleh petugas Patroli Sabhara yang mengendarai sepeda motor trail. Diakui oleh Reza, saat itu ia sedang membawa sabu yang disimpannya dalam kotak rokok.
Sadar dikejar petugas, Reza langsung membuang kotak rokok berisi paket kecil sabu itu ke jalan. Petugas patroli yang berjumlah 2 orang pun mengambil kotak rokok yang ternyata berisi narkoba dan langsung mengejar kedua pelaku yang kabur meninggalkan lokasi. Lantaran nyaris tertangkap, Reza pun menaburkan paku berukuran 1 inch ke jalanan hingga membuat ban sepeda motor milik petugas bocor dan tak lagi bisa melakukan pengejaran.
“Pernah kami dikejar karena bawa sabu bang. Jadi sabunya kubuang ke jalan. Saat diambil polisi, langsung kami dikejar naik kereta besar itu. Karena mau dapat, kutabur aja paku jadi bocor ban kereta orang itu. Kami lari,” katanya seraya tertawa mengenang kejadian tersebut.
Masih menurutnya, jika ia sudah beraksi di Jl. Cemara merampas handphone Blackberry, di Jl. Tuasan Ujung merampas handphone samsung galaxy, di kawasan Pajak Ikan Jl. Cemara merampas tas berisi uang jutaan rupiah, di Jl. Serdang merampas handphone Sony dan uang Rp1 juta. Aksinya itu dilakukan untuk sabu-sabu.
“Kalau ditanya makai narkoba atau nggak, kami dua makai bang. Makanya kami sering beraksi itu pagi-pagi. Tadi juga kami main di Jl. Krakatau tapi tak berhasil makanya kami lanjut ke Jl. Slamat Ketaren,” tandasnya. (wel/deo)