26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Dosen IAIN Ditikami Rampok Usai Salat Subuh

Foto: Tuntun/PM Rusdi, dosen IAIN yang ditikam perampok saat dirawat di RS Colombia Asia Medan, Rabu (2/4).
Foto: Tuntun/PM
Rusdi, dosen IAIN yang ditikam perampok saat dirawat di RS Colombia Asia Medan, Rabu (2/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Rusdi Ananda (42) roboh ditikam 9 liang saat memergoki 4 kawanan rampok yang menyatroni rumahnya di Gang Mulia No 25, Pasar III Krakatau, Kel. Glugur Darat I, Kec. Medan Timur, Selasa (1/4) sekira pukul 05.30 WIB.

Data dihimpun, peristiwa ini terjadi sesaat setelah korban menunaikan salat subuh di masjid tak jauh dari kediamannya. Tapi, saat tiba di rumah, Rusdi malah memergoki perampok yang beraksi kesiangan itu. Takut diteriaki maling, dengan gerak cepat pelaku langsung menyekap dan menikami perut dan punggung Rusdi.

Usai menguras harta benda berupa emas dan laptop milik korban, pelaku lantas kabur meninggalkan Rusdi yang sekarat dengan kondisi tangan terikat kabel laptop. Tak lama setelah pelaku pergi, dengan sisa tenaga, dosen Fakultas Tarbiyah Ilmu Pendidikan, Prodi Ilmu Matematika itu pun berusaha keluar rumah untuk minta pertolongan warga.

Beruntung, teriakan korban didengar Atik (59), tetangga sebelah rumah yang pagi itu berniat mengantar anaknya bekerja. Penasaran dengan teriakan itu, Atik pun mendekati pagar rumah Rusdi. Seketika itu juga Atik tersentak melihat Rusdi telah bersimbah darah di teras sembari memegangi dadanya.

“Aku lihat korban sudah meringis kesakitan dan minta tolong dibawa ke rumah sakit. Karena takut darah, aku langsung memanggil suamiku dan menghubungi keluarga korban,” kenang Atik. Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Rusdi sempat cerita kalau ia telah dirampok empat pria berbadan kekar.

“Kalau saya lihat banyak juga kena tikam tubuh korban. Karena bajunya berlumuran darah semua. Selain itu, kepalanya juga koyak. Waktu saya tolong, tangan pak Rusdi masih terikat kabel laptop warna hitam. Mungkin dia sempat disekap di dalam kamar. Setelah ikatan itu kami buka, suamiku lantas membawanya ke Rumah Sakit Haji Medan. Karena lukanya sangat serius, korban dirujuk ke RS Columbia Medan,” bebernya.

Keponakan korban, Reza Pahlevi yang ditemui di lokasi mengatakan, selama ini keseharian korban biasa saja dan tak pernah punya musuh. “Paman bagusnya bergaul, apalagi dia dosen, pastinya sifatnya merangkul. Saat ini paman juga sedang mengambil S-3. Makanya saya heran, siapa yang tega melakukan ini. Karena kalau diminta, pasti paman memberikan semampunya,” kesal pria berkacamata itu sembari membersihkan rumah pamannya yang berantakan dan berlumuran darah.

Atas dasar itu, Reza meyakini pelaku adalah orang dekat yang pernah masuk ke rumah pamannya. “Aku rasa pelakunya pernah masuk ke mari (rumah korban-red) karena sewaktu paman melihat para pelaku, mereka langsung menutup matanya dan mengikat lalu menyekapnya di kamar. Dan, para pelaku masuk dari jendela belakang, mereka mencongkelnya. Pelaku juga seolah tau paman sendirian di rumah. Sekarang paman lagi kritis di RS Columbia, aku mau ke Polsek bang,” katanya.

Masih kata Reza, istri dan tiga orang anak. Tapi saat kejadian, korban memang tinggal sendirian. Karena beberapa hari lalu, istri dan anaknya sedang berada di Siantar karena urusan keluarga. “Selama beberapa hari ini, anak dan istrinya ke Siantar. Dia ditinggal sendiri, tadi aja yang ngantar ke rumah sakit tetangganya. Pelaku mengambil sejumlah uang, jam tangan korban dan beberapa alat elektronik lainnya, untuk lebih lengkapnya, nantilah kalau paman sudah sadar,” pungkasnya.

Pantauan kru koran ini, lantai rumah korban masih terlihat ceceran darah dan kamarnya masih acak-acakan. Sementara para tetangga masih enggan dimintai keterangan dengan alasan tidak mengetahui kejadiannya.

Kapolsek Medan Timur Kompol Juliani Prihartini melalui Kanit Reskrim AKP Syarifur Rahman juga menduga korban kenal dengan pelaku. “Dugaan sementara pelaku ada 4 orang dan mengenal korban. Itu karena pelaku dan korban sempat bertatap muka dan saat itu pelaku langsung menutup mata korban. Para pelaku masuk dari jendela belakang dan langsung menuju kamar korban lalu menikamnya,” terangnya.

Rahman mengaku belum bisa menjelaskan kasus itu secara rinci karena korban masih sekarat dan belum sadarkan diri. “Keponakannya sudah kita panggil. Namun keterangan dari korban belum jelas, kalau sudah sehat nanti akan kita tanyai lagi. Mengenai pelaku orang dekat, memang mengarah ke sana, tapikan kita perlu bukti nyata. Sabar ya, nanti kalau ada info terbaru kita paparkan,”pungkasnya. (gib/deo)

Foto: Tuntun/PM Rusdi, dosen IAIN yang ditikam perampok saat dirawat di RS Colombia Asia Medan, Rabu (2/4).
Foto: Tuntun/PM
Rusdi, dosen IAIN yang ditikam perampok saat dirawat di RS Colombia Asia Medan, Rabu (2/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, Rusdi Ananda (42) roboh ditikam 9 liang saat memergoki 4 kawanan rampok yang menyatroni rumahnya di Gang Mulia No 25, Pasar III Krakatau, Kel. Glugur Darat I, Kec. Medan Timur, Selasa (1/4) sekira pukul 05.30 WIB.

Data dihimpun, peristiwa ini terjadi sesaat setelah korban menunaikan salat subuh di masjid tak jauh dari kediamannya. Tapi, saat tiba di rumah, Rusdi malah memergoki perampok yang beraksi kesiangan itu. Takut diteriaki maling, dengan gerak cepat pelaku langsung menyekap dan menikami perut dan punggung Rusdi.

Usai menguras harta benda berupa emas dan laptop milik korban, pelaku lantas kabur meninggalkan Rusdi yang sekarat dengan kondisi tangan terikat kabel laptop. Tak lama setelah pelaku pergi, dengan sisa tenaga, dosen Fakultas Tarbiyah Ilmu Pendidikan, Prodi Ilmu Matematika itu pun berusaha keluar rumah untuk minta pertolongan warga.

Beruntung, teriakan korban didengar Atik (59), tetangga sebelah rumah yang pagi itu berniat mengantar anaknya bekerja. Penasaran dengan teriakan itu, Atik pun mendekati pagar rumah Rusdi. Seketika itu juga Atik tersentak melihat Rusdi telah bersimbah darah di teras sembari memegangi dadanya.

“Aku lihat korban sudah meringis kesakitan dan minta tolong dibawa ke rumah sakit. Karena takut darah, aku langsung memanggil suamiku dan menghubungi keluarga korban,” kenang Atik. Sebelum dilarikan ke rumah sakit, Rusdi sempat cerita kalau ia telah dirampok empat pria berbadan kekar.

“Kalau saya lihat banyak juga kena tikam tubuh korban. Karena bajunya berlumuran darah semua. Selain itu, kepalanya juga koyak. Waktu saya tolong, tangan pak Rusdi masih terikat kabel laptop warna hitam. Mungkin dia sempat disekap di dalam kamar. Setelah ikatan itu kami buka, suamiku lantas membawanya ke Rumah Sakit Haji Medan. Karena lukanya sangat serius, korban dirujuk ke RS Columbia Medan,” bebernya.

Keponakan korban, Reza Pahlevi yang ditemui di lokasi mengatakan, selama ini keseharian korban biasa saja dan tak pernah punya musuh. “Paman bagusnya bergaul, apalagi dia dosen, pastinya sifatnya merangkul. Saat ini paman juga sedang mengambil S-3. Makanya saya heran, siapa yang tega melakukan ini. Karena kalau diminta, pasti paman memberikan semampunya,” kesal pria berkacamata itu sembari membersihkan rumah pamannya yang berantakan dan berlumuran darah.

Atas dasar itu, Reza meyakini pelaku adalah orang dekat yang pernah masuk ke rumah pamannya. “Aku rasa pelakunya pernah masuk ke mari (rumah korban-red) karena sewaktu paman melihat para pelaku, mereka langsung menutup matanya dan mengikat lalu menyekapnya di kamar. Dan, para pelaku masuk dari jendela belakang, mereka mencongkelnya. Pelaku juga seolah tau paman sendirian di rumah. Sekarang paman lagi kritis di RS Columbia, aku mau ke Polsek bang,” katanya.

Masih kata Reza, istri dan tiga orang anak. Tapi saat kejadian, korban memang tinggal sendirian. Karena beberapa hari lalu, istri dan anaknya sedang berada di Siantar karena urusan keluarga. “Selama beberapa hari ini, anak dan istrinya ke Siantar. Dia ditinggal sendiri, tadi aja yang ngantar ke rumah sakit tetangganya. Pelaku mengambil sejumlah uang, jam tangan korban dan beberapa alat elektronik lainnya, untuk lebih lengkapnya, nantilah kalau paman sudah sadar,” pungkasnya.

Pantauan kru koran ini, lantai rumah korban masih terlihat ceceran darah dan kamarnya masih acak-acakan. Sementara para tetangga masih enggan dimintai keterangan dengan alasan tidak mengetahui kejadiannya.

Kapolsek Medan Timur Kompol Juliani Prihartini melalui Kanit Reskrim AKP Syarifur Rahman juga menduga korban kenal dengan pelaku. “Dugaan sementara pelaku ada 4 orang dan mengenal korban. Itu karena pelaku dan korban sempat bertatap muka dan saat itu pelaku langsung menutup mata korban. Para pelaku masuk dari jendela belakang dan langsung menuju kamar korban lalu menikamnya,” terangnya.

Rahman mengaku belum bisa menjelaskan kasus itu secara rinci karena korban masih sekarat dan belum sadarkan diri. “Keponakannya sudah kita panggil. Namun keterangan dari korban belum jelas, kalau sudah sehat nanti akan kita tanyai lagi. Mengenai pelaku orang dekat, memang mengarah ke sana, tapikan kita perlu bukti nyata. Sabar ya, nanti kalau ada info terbaru kita paparkan,”pungkasnya. (gib/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/