30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hagania Satu Sel dengan Wanita Penjudi

Hagania, putri anggota DPRD Sumut yang menabrak mati seorang sopir taksi.
Hagania, putri anggota DPRD Sumut yang menabrak mati seorang sopir taksi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Satlantas Polresta Medan, Hagania br Sinukaban alias Nia (23) akhirnya ditahan hingga 20 hari ke depan di Polresta Medan. Ia satu sel dengan 20 tahanan wanita lain dengan kasus berbeda. Meski begitu, pihak keluarganya tetap berupaya melakukan upaya damai kepada para korban. Mereka berharap bisa membebaskan putri Ketua Komisi A DPRD Sumut, Layari Sinukaban itu.

Kasat lantas Polresta Medan, Kompol M Budi Hendrawan mengatakan telah menetapkan tersangka dijebloskan ke sel wanita Polresta Medan.” Setelah kita tetapkan tersangka, dia langsung kita tahan di sel wanita. Hal itu dilakukan karena tersangka lalai sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia. Dan, kita masih menunggu perdamaian dari tersangka dan keluarga para korban,” terangnya, Rabu (30/4).

Dikatakan Budi, sejauh inipihaknya telah memeriksa saksi-saksi sehingga menguatkan Hagania dijadikan tersangka. Mereka berpedoman pada UU Lalu Lintas, bukan dari isu-isu di lapangan. “Kita dengar ada yang bilang mabuk dan baru pulang dari diskotek, namun kami melidik kelalaian berlalu lintasnya yang mengakibatkan korban tewas. Meski begitu kita juga melakukan test urine, tapi hasilnya negatif narkoba,” ucapnya.

Masih kata Budi, selama dilakukan pemeriksaan, tersangka mampu menutupi gejolak hatinya dan menjawab semua pertanyaan penyidik hingga pemeriksaan lancar.

“Dia diperiksa intensif dan berjalan lancar hingga kita tahan. Dia telah diantar ke tahanan wanita Polresta Medan untuk bergabung dengan tahanan kasus lainnya. Selama pemeriksaan, dia koperatif dan menjawab semua pertanyaan penyidik. Mengenai peryataan damainya, kami belum menerimanya, baik itu dari keluarga dan keluarga korban,” tandasnya.

F : Gatha Ginting/PM Mobil Mercy BK 1 NC milik Hagania Sinukaban, putri ketua Komisi A DPDRD Sumut menabrak seorang supir taxi hingga tewas di Jl Gatot Subroto, Medan.
F : Gatha Ginting/PM
Mobil Mercy BK 1 NC milik Hagania Sinukaban, putri ketua Komisi A DPDRD Sumut menabrak seorang supir taxi hingga tewas di Jl Gatot Subroto, Medan.

Sementara itu, Paur STNK Ditlantas Poldasu, Iptu Budiono menambahkan, surat-surat yang dipergunakan oleh tersangka asli dan terdaftar di Samsat. “Surat-surat kendaraannya asli dan atas nama Hagania Sinukaban. Semalam juga pihak keluarga membawa semua surat-suratnya ke Satlantas dan Samsat untuk dicek. Mobil tersebut dulu milik kakak tersangka dan sekarang milik tersangka atas nama sendiri,” tandasnya.

Layari Sinukaban selaku ayah tersangka menjelaskan bahwa putrinya sama sekali tidak pernah terlibat ke dunia malam. Dia juga mengakui bahwa anakknya memang pulang malam dan merasa diikuti oleh orang dari belakang.

“Jadi begini, sekitar dua minggu lalu, Nia diikuti oleh dua pengendara sepeda motor dari belakang ketika baru pulang dari rumah kakaknya di Jl. Majapahit Medan. Pada saat itu, dia merasa ketakutan dan langsung berusaha mengencangkan laju mobilnya. Waktu itu, saya berada di dalam mobil dan duduk di tengah. Karena melihat situasi Nia panik, saya pun sempat menghardik pengendara sepeda motor itu dan akhirnya mereka bubar. Nah, kemarin, Nia baru saja pulang dari restoran Distrik Time di daerah persimpangan Jl. Hindu dan Imam bonjol Medan. Dan, ketika pulang dia merasa diikuti oleh dua orang pengendara sepeda motor dan akhirnya melaju kendaraan dengan kecepatan tinggi hingga terjadi tabrakan,” bebernya.

Katanya lagi, sebelum kejadian, sorenya dia sempat menanyakan keadaan Nia di rumah karena Layari melihat putrinya itu diam saja. “Ternyata dia ada masalah kewanitaan. Selanjutnya, saya menganjurkan agar Nia berolahraga dan diapun pergi ke Cambridge di Jl. S Parman Medan. Setelah selesai olahraga, sekitar jam 21.00 WIB , dia pun pergi bersama teman-temannya untuk makan di Restoran Ditrik Time. Nah, setelah pulang itulah kejadiannya,” jelasnya didampingi anak keduanya Anna Sinukaban.

Masih kata Layari, mereka sudah memberikan perjalanan kasus ini kepada polisi dan keluarga menerima kesalahan Nia. Selain itu, sejak kejadian, mereka juga terus berhubungan dengan pihak korban.

“Saya sudah menjelaskan mengapa anak saya sampai tabrakan. Dan, kami siap dengan hukum yang akan dilakukan. Namun, kami juga mengatakan tegas bahwa anak kami tidak ada mabuk dan terlibat narkoba.Kalau mengenai dia memakai mobil mewah, semua anak-anak saya ketika masih kuliah juga memakai mobil. Nia juga sewaktu kuliah di Kuala Lumpur memakai mobil Proton. Jadi, tidak ada masalah dengan kendaraannya. Tapi, yang namanya bersalah, kami tetap menjalankannya,” ucapnya.

 

SEHARIAN TAK GANTI BAJU

Setelah ditunggu beberapa jam, akhirnya Nia dipindahkan ke sel wanita Polresta Medan. Nia langsung bergabung dengan 20 tahanan wanita lain dari berbagai kasus pidana. “Sudah di dalam bang, tadi jam 4 sore masuk. Orang lantas tadi yang ngantar langsung kemari,” ucap salah seorang polisi yang bertugas menjaga sel.

“Dia bergabung dengan tahanan wanita kasus judi, narkoba dan penipuan. Tidak ada kita lakukan perlakuan khusus, sama dengan tahanan lainnya,”ucap Kasat Tahti Polresta Medan, AKP S Nainggolan

Mengenai makanan, Nainggolan mengatakan tetap makan jatah tahanan.

“Sama saja dengan yang lainnya, nanti kalau dibeda-bedakan, kan tidak enak dengan tahanan lainnya,”ujarnya.

Bagaimana dengan jam besuk? Nainggolan mengatakan, sudah tertera di pintu masuk. Dan, itu harus ditaati oleh para penjenguk.

Beberapa menit di depan sel, terlihat keluarga Nia menjenguknya dengan membawa pakaian dan beberapa perlengkapan. Raut wajah ketiga wanita yang menjenguknya sedih dan langsung meminta izin untuk menemui Nia. “Kami memang keluarga Nia, dan mau melihatnya. Kasihan dia, belum makan dan ganti baju. Sudahlah ya,”ucap salah seorang keluarga sembari masuk ke sel.

 

BERHARAP SEKOLAH ANAK DIBIAYAI PELAKU

Kepergian Sumarja (38) yang tewas ditabrak anak anggota DPRD-SU di Jl. Gatot Subroto Medan, Senin (28/4) malam, meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi istri, anak dan keluarga. Ridwan (27), adik korban pun turut sedih sebab dia tak sempat curhat soal rencana pernikahannya.

Kata Ridwan, abangnya adalah anak pertama dan menjadi panutan dalam keluarga mereka. Karena itu pula, Ridwan berencana untuk bercerita tentang pernikahannya kelak dengan pacarnya. Sebab dia sudah menjalani hubungan dengan seorang perempuan (pacaran) dengan serius.

Sementara istri korban, Nova (30) masih belum bisa dimintai keterangan oleh wartawan. Pada saat hendak ditemui siang itu, dia sedang istirahat. “Masih sedih dia itu, belum bisa diajak ngomong. Dan lagi istirahat,” ujar Bu Atik (64) yang merupakan orang tua kandung korban.

Ditanya bagaimana harapan keluarga atas kejadian tersebut? Pihak keluarga mengatakan bahwa mereka hanya berharap supaya pelaku mau membiayai biaya sekolah anak korban yang masih berusia lima tahun tersebut. Dan mereka tidak mau meributi soal pelaku.

“Harapannya, diperhatikanlah anak korban. Disekolahkan, karena tidak ada lagi ayahnya. Di tengah keluarga kami pun dianya yang membantu-bantu ekonomi keluarga. Tapi sejauh ini memang keluarga pelaku beritikat baik, dan sudah mengajak kelurga kami untuk membicarakannya. Tapi kami minta beberapa hari kedepan dulu karena masih berduka,” ujarnya mengakhiri. (gib/tun/deo)

Hagania, putri anggota DPRD Sumut yang menabrak mati seorang sopir taksi.
Hagania, putri anggota DPRD Sumut yang menabrak mati seorang sopir taksi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Satlantas Polresta Medan, Hagania br Sinukaban alias Nia (23) akhirnya ditahan hingga 20 hari ke depan di Polresta Medan. Ia satu sel dengan 20 tahanan wanita lain dengan kasus berbeda. Meski begitu, pihak keluarganya tetap berupaya melakukan upaya damai kepada para korban. Mereka berharap bisa membebaskan putri Ketua Komisi A DPRD Sumut, Layari Sinukaban itu.

Kasat lantas Polresta Medan, Kompol M Budi Hendrawan mengatakan telah menetapkan tersangka dijebloskan ke sel wanita Polresta Medan.” Setelah kita tetapkan tersangka, dia langsung kita tahan di sel wanita. Hal itu dilakukan karena tersangka lalai sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia. Dan, kita masih menunggu perdamaian dari tersangka dan keluarga para korban,” terangnya, Rabu (30/4).

Dikatakan Budi, sejauh inipihaknya telah memeriksa saksi-saksi sehingga menguatkan Hagania dijadikan tersangka. Mereka berpedoman pada UU Lalu Lintas, bukan dari isu-isu di lapangan. “Kita dengar ada yang bilang mabuk dan baru pulang dari diskotek, namun kami melidik kelalaian berlalu lintasnya yang mengakibatkan korban tewas. Meski begitu kita juga melakukan test urine, tapi hasilnya negatif narkoba,” ucapnya.

Masih kata Budi, selama dilakukan pemeriksaan, tersangka mampu menutupi gejolak hatinya dan menjawab semua pertanyaan penyidik hingga pemeriksaan lancar.

“Dia diperiksa intensif dan berjalan lancar hingga kita tahan. Dia telah diantar ke tahanan wanita Polresta Medan untuk bergabung dengan tahanan kasus lainnya. Selama pemeriksaan, dia koperatif dan menjawab semua pertanyaan penyidik. Mengenai peryataan damainya, kami belum menerimanya, baik itu dari keluarga dan keluarga korban,” tandasnya.

F : Gatha Ginting/PM Mobil Mercy BK 1 NC milik Hagania Sinukaban, putri ketua Komisi A DPDRD Sumut menabrak seorang supir taxi hingga tewas di Jl Gatot Subroto, Medan.
F : Gatha Ginting/PM
Mobil Mercy BK 1 NC milik Hagania Sinukaban, putri ketua Komisi A DPDRD Sumut menabrak seorang supir taxi hingga tewas di Jl Gatot Subroto, Medan.

Sementara itu, Paur STNK Ditlantas Poldasu, Iptu Budiono menambahkan, surat-surat yang dipergunakan oleh tersangka asli dan terdaftar di Samsat. “Surat-surat kendaraannya asli dan atas nama Hagania Sinukaban. Semalam juga pihak keluarga membawa semua surat-suratnya ke Satlantas dan Samsat untuk dicek. Mobil tersebut dulu milik kakak tersangka dan sekarang milik tersangka atas nama sendiri,” tandasnya.

Layari Sinukaban selaku ayah tersangka menjelaskan bahwa putrinya sama sekali tidak pernah terlibat ke dunia malam. Dia juga mengakui bahwa anakknya memang pulang malam dan merasa diikuti oleh orang dari belakang.

“Jadi begini, sekitar dua minggu lalu, Nia diikuti oleh dua pengendara sepeda motor dari belakang ketika baru pulang dari rumah kakaknya di Jl. Majapahit Medan. Pada saat itu, dia merasa ketakutan dan langsung berusaha mengencangkan laju mobilnya. Waktu itu, saya berada di dalam mobil dan duduk di tengah. Karena melihat situasi Nia panik, saya pun sempat menghardik pengendara sepeda motor itu dan akhirnya mereka bubar. Nah, kemarin, Nia baru saja pulang dari restoran Distrik Time di daerah persimpangan Jl. Hindu dan Imam bonjol Medan. Dan, ketika pulang dia merasa diikuti oleh dua orang pengendara sepeda motor dan akhirnya melaju kendaraan dengan kecepatan tinggi hingga terjadi tabrakan,” bebernya.

Katanya lagi, sebelum kejadian, sorenya dia sempat menanyakan keadaan Nia di rumah karena Layari melihat putrinya itu diam saja. “Ternyata dia ada masalah kewanitaan. Selanjutnya, saya menganjurkan agar Nia berolahraga dan diapun pergi ke Cambridge di Jl. S Parman Medan. Setelah selesai olahraga, sekitar jam 21.00 WIB , dia pun pergi bersama teman-temannya untuk makan di Restoran Ditrik Time. Nah, setelah pulang itulah kejadiannya,” jelasnya didampingi anak keduanya Anna Sinukaban.

Masih kata Layari, mereka sudah memberikan perjalanan kasus ini kepada polisi dan keluarga menerima kesalahan Nia. Selain itu, sejak kejadian, mereka juga terus berhubungan dengan pihak korban.

“Saya sudah menjelaskan mengapa anak saya sampai tabrakan. Dan, kami siap dengan hukum yang akan dilakukan. Namun, kami juga mengatakan tegas bahwa anak kami tidak ada mabuk dan terlibat narkoba.Kalau mengenai dia memakai mobil mewah, semua anak-anak saya ketika masih kuliah juga memakai mobil. Nia juga sewaktu kuliah di Kuala Lumpur memakai mobil Proton. Jadi, tidak ada masalah dengan kendaraannya. Tapi, yang namanya bersalah, kami tetap menjalankannya,” ucapnya.

 

SEHARIAN TAK GANTI BAJU

Setelah ditunggu beberapa jam, akhirnya Nia dipindahkan ke sel wanita Polresta Medan. Nia langsung bergabung dengan 20 tahanan wanita lain dari berbagai kasus pidana. “Sudah di dalam bang, tadi jam 4 sore masuk. Orang lantas tadi yang ngantar langsung kemari,” ucap salah seorang polisi yang bertugas menjaga sel.

“Dia bergabung dengan tahanan wanita kasus judi, narkoba dan penipuan. Tidak ada kita lakukan perlakuan khusus, sama dengan tahanan lainnya,”ucap Kasat Tahti Polresta Medan, AKP S Nainggolan

Mengenai makanan, Nainggolan mengatakan tetap makan jatah tahanan.

“Sama saja dengan yang lainnya, nanti kalau dibeda-bedakan, kan tidak enak dengan tahanan lainnya,”ujarnya.

Bagaimana dengan jam besuk? Nainggolan mengatakan, sudah tertera di pintu masuk. Dan, itu harus ditaati oleh para penjenguk.

Beberapa menit di depan sel, terlihat keluarga Nia menjenguknya dengan membawa pakaian dan beberapa perlengkapan. Raut wajah ketiga wanita yang menjenguknya sedih dan langsung meminta izin untuk menemui Nia. “Kami memang keluarga Nia, dan mau melihatnya. Kasihan dia, belum makan dan ganti baju. Sudahlah ya,”ucap salah seorang keluarga sembari masuk ke sel.

 

BERHARAP SEKOLAH ANAK DIBIAYAI PELAKU

Kepergian Sumarja (38) yang tewas ditabrak anak anggota DPRD-SU di Jl. Gatot Subroto Medan, Senin (28/4) malam, meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi istri, anak dan keluarga. Ridwan (27), adik korban pun turut sedih sebab dia tak sempat curhat soal rencana pernikahannya.

Kata Ridwan, abangnya adalah anak pertama dan menjadi panutan dalam keluarga mereka. Karena itu pula, Ridwan berencana untuk bercerita tentang pernikahannya kelak dengan pacarnya. Sebab dia sudah menjalani hubungan dengan seorang perempuan (pacaran) dengan serius.

Sementara istri korban, Nova (30) masih belum bisa dimintai keterangan oleh wartawan. Pada saat hendak ditemui siang itu, dia sedang istirahat. “Masih sedih dia itu, belum bisa diajak ngomong. Dan lagi istirahat,” ujar Bu Atik (64) yang merupakan orang tua kandung korban.

Ditanya bagaimana harapan keluarga atas kejadian tersebut? Pihak keluarga mengatakan bahwa mereka hanya berharap supaya pelaku mau membiayai biaya sekolah anak korban yang masih berusia lima tahun tersebut. Dan mereka tidak mau meributi soal pelaku.

“Harapannya, diperhatikanlah anak korban. Disekolahkan, karena tidak ada lagi ayahnya. Di tengah keluarga kami pun dianya yang membantu-bantu ekonomi keluarga. Tapi sejauh ini memang keluarga pelaku beritikat baik, dan sudah mengajak kelurga kami untuk membicarakannya. Tapi kami minta beberapa hari kedepan dulu karena masih berduka,” ujarnya mengakhiri. (gib/tun/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/