MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi perampokan bersenjata api kembali terjadi di Medan. Pengusaha swalayan dan sopirnya ditembak perampok. Kawanan rampok berhasil melarikan uang Rp20 juta rupiah.
Aksi perampokan terjadi di Km 10 Jalan Medan-Delitua, Selasa (1/7) pagi. Saat itu, korban Sarniem boru Purba (55) bersama sopirnya Misran dengan mengendarai mobil Mitsubishi Strada BK 9892 BT mendatangi Swalayan Terpimpin miliknya di Pasar Delitua.
Setelah itu, Sarniem kembali berangkat bersama Misran hendak menyetorkan uang sekitar Rp300-an juta ke Bank Mustika di Jalan Brigjen Katamso, Kel. Kampung Baru.
Di tengah perjalanan, mobil mereka tiba-tiba dipepet pengendara sepeda motor dan memerintahkan untuk berhenti. Namun Misran tak mengindahkan permintaan keempat pria yang berboncengan mengendarai Yamaha Vixion dan jenis Matic.
Lantaran tak mau berhenti, salah seorang pelaku meletuskan tembakan ke udara. Hal itu sontak membuat nyali Misran ciut dan memilih berhenti di pinggir jalan Besar Deli Tua.
Setelah mobil berhenti, dua orang pelaku langsung turun dan mengetuk pintu kaca. Sadar akan dirampok, Misran tidak membuka kaca dan memilih bertahan di dalam mobil.
Beberapa menit kemudian, kedua pelaku langsung menembak kaca mobil sebelah kanan. Dor..! Kaca mobil berwarna hitam itu pun pecah menembus kaca sebelah kiri. Misran yang mengetahui hal itu sontak panik.
Selanjutnya, para perampok itu pun langsung menodongkan senjata kepada keduanya. Namun, ketika ditodong, Misran mencoba melakukan perlawanan dengan menangkap senjata pelaku. Naas, ketika Misran mencoba melakukan perlawanan perampok yang memegang senjata itu langsung menembak perut Misran.
Satu peluru menembus perut Misran. Meski telah terluka, Misran mencoba terus melawan dengan memukul perampok yang memegang senjata. Hal itu tentu saja membuat pelaku naik pitam dan kembali menembak Misran. Kali ini lengan kiri Misran jadi sasaran.
Letusan senjata yang berulang kali ditembakkan pelaku tak membuat Misran diam. Kali ini Misran menendang pelaku. Lagi-lagi pelaku menembaknya dan kaki kanan Misran ditembus timah panas. Dor..! Misran pun roboh bersimbah darah.
Melihat sopir tak melawan lagi, pelaku bukannya diam. Sebutir timah panas kembali ditembakkan ke punggung Misran. Korban yang sudah tak berdaya lantas diseret dari dalam mobil dan dikeluarkan.
Detik berikutnya, para pelaku langsung menodongkan senjata ke arah Sarniem. Ciut dengan ancaman itu dan mengira dirinya akan dihabisi pelaku, Sarinem pun memilih menutup matanya.
Beruntung, isi peluru dari senjata pelaku habis. Pelaku pun tak menembak Sariem. Tak mau membuang banyak waktu, pelaku pun mengambil tas yang di letak di bawah porseneling mobil.
Berhasil mendapatkan yang diinginkan, pelaku langsung kabur menuju arah Jalan Pahlawan, Delitua. Namun, sekitar 200 meter dari lokasi, para pelaku kembali lagi karena tas yang mereka ambil tidak ada uangnya.
Melihat itu, Sarniem yang berada di kursi samping supir langsung berteriak dan berusaha mempertahankan tas yang berisi uang Rp 20 juta, Hp, buku tabungan, ATM yang berada di bawah tempat duduknya. Karena korban terus mempertahankan tasnya, pelaku pun berang dan menarik tangan korban hingga korban jatuh dari mobil, kemudian pelaku langsung mengambil tas dan pergi meninggalkan kedua korban.
Andi Sembiring, warga yang melihat kejadian itu langsung meneriaki rampok, spontan warga sekitar langsung melempari para pelaku, namun pelaku keburu tancap gas. Kemudian, warga pun menghubungi Polsek Deli Tua dan datang ke lokasi.
Mardi, warga lainnya menambahkan bahwa pelaku menggunakan Yamaha Vixion merah dan sepeda motor metik. “Jarakku dengan mereka ada sekitar 50 meter, aku nggak berani dekat. Karena kulihat pelaku pakai pistol. Kalau ciri-cirinya, rambut pendek. Ada juga sekitar 30 menit kejadiannya sampai para pelaku kabur. Korban datang dari arah Deli Tua menuju Medan,” jelasnya.
“Yang kulihat, pelaku menembak dari jarak dekat, pistolnya ditaruh di dekat pinggangnya, yang satu pakai jaket hitam, mereka tidak ada memakai topeng atau Sebo. Setelah itu, aku langsung menuju lokasi dan memanggil warga lainnya,” bebernya di lokasi.
Di Polsek Deli Tua, Sarmien menjelaskan bahwa dia sempat memepertahankan tasnya dari perampok, namun karena dipaksa akhirnya dia menyerah. “Aku sempat menyebut Astagfirullah, setelah dirampok. Aku tidak sempat melihat mereka, karena aku sudah panik dan ketakutan. Aku tidak pernah ada masalah dengan siapapun, kenapa mereka merampokku,” ucapnya sembari terisak. “Sudah dulu lah, aku masih pusing,” cetusnya.
Misran selanjutnya dilarikan warga ke RS Sembiring, Delitua. Namun lantaran luka yang diderita Misran terlalu parah, pihak RS Sembiring merujuknya ke RS Elisabeth Medan.
Di RS Santa Elisabeth Medan, Misran yang tercatat sebagai warga Jl. Pamah Gg Bunga Delitua harus menjalani operasi untuk mengangkat 4 butir proyektil peluru di tubuhnya.
Di luar ruang perawatan, keponakan korban, Wisnu (34) terlihat menjagainya. Ia dan pihak keluarga lainnya buru-buru datang ke rumah sakit setelah mendapat telepon jika Misran baru saja jadi korban perampokan dan sedang menjalani perawatan.
“Kejadiannya katanya jam 10 pagi, di Batu 10 Delitua, bang. Saya dan keluargapun tidak tahu pasti bagaimana ceritanya. Tapi tadi kita dapat telepon dari RS Sembiring. Kalau tidak kita tidak tahu,” ucapnya.
Lebih lanjut, bebernya, mendapat kabar tersebut dirinya beserta keluarga pun kemudian mendatangi RS Sembiring Delitua. Dan saat itulah, dirinya melihat luka kroak di tangan kanan Misran.
“Ada luka kroak (menganga) di tangan kanannya. Mungkin akibat tembakan. Dan di perutnya sama punggungnya ada luka. Itu aja yang ku tahu bang,” ucapnya.
Kemudian, Wisnu mengatakan, lantaran bapak 3 anak tersebut mengalami luka yang cukup serius, korban pun kemudian di bawa ke RS Santa Elisabeth yang berada di Jl H Misbah Medan. “Siap itu, korban dibawa ke sini bang. Dan ini masih dirawat secara intensif,” ungkapnya.
Sementara itu, amatan wartawan di depan ruang IGD RS Elisabeth Medan, tampak kepanikan dari pihak keluarga. Pasalnya tadi korban sempat mengalami kekurangan darah. Untungnya, salah seorang keluarga korban, Bibi (24) yang merupakan kemanakan korban memiliki golongan darah yang sama yakni golongan darah A.
Namun, Bibi mengatakan, kalau darahnya masih dicek sama pihak rumah sakit. “Masih di cek tadi bang. Belum diambil,” ucapnya.
Sementara itu, informasi yang beredar di RS Elisabeth Medan kalau Misran sedang d operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang ditubuhnya. Disamping itu juga, petugas kepolisian dan TNI AD tampak berjaga di RS Elisabeth Medan.
Kepada kru koran ini, salah seorang petugas TNI AD yang namanya enggan dikorankan mengatakan, kedatangan mereka bertujuan mencari tahu kejadian tersebut. “Mana tau aja,” ucapnya yang enggan melanjutkan ucapannya. (bar/ind/bd)