MEDAN, SUMUTPOS.CO – “Ampun bang, jangan bunuh aku. Aku cuma kerja saja di sini,” lirih Abdul Halim (24) pada kawanan rampok yang beraksi di WAR-net Jl. Garuda Prumnas Mandala yang dijaganya, Selasa (1/7) dini hari.
Ya, pagi itu warga Jl. Medan Utara, Kel. Indra Kasih, Kec. Medan Tembung ini memang nyaris dibunuh pelaku. Info yang dihimpun kru koran ini, perampokan yang bertepatan dengan hari jadi Bhayangkara ke-68 itu terjadi saat Abdul berniat menutup warnet lantai II milik David (29) itu sekira pukul 02.00 WIB.
Tak lama berselang, ia mendadak dihampiri seorang pria dan langsung menodongkan pisau ke arah perutnya. Dibawah ancaman bunuh, Abdul langsung dibawa ke lantai II dan diikat menggunakan tali. Mata dan mulutnya juga dilakban.
“Aku mau tutup bang, jadi pas geser pintu langsunglah datang 1 orang pria bawa pisau. Aku dibawa ke lantai II dan diancam akan dibunuh kalau melawan. Karena aku takut, ya aku nurut saja. Jadi di kamar atas kaki dan tanganku diikat, mata sama mulutku dilakban,” jelasnya.
Setelah melumpuhkan penjaga warnet, pelaku yang diduga berjumlah lebih 2 orang dan datang mengendarai mobil itu langsung menggasak 20 moniotor LCD, 10 mesin CPU, 1 mesin genset, 1 sepeda motor Vega R BK 5180 ABI, uang Rp500 ribu dan 3 unit handphone. Usai menggasak seisi warnet, para pelaku langsung kabur dan membiarkan warnet dalam keadaan terbuka.
Aksi perampokan tersebut baru diketahui oleh rekan korban bernama Roni Tanaka (24), warga Jl. Garuda sekira pukul 06.00 WIB. Kala itu, Roni yang baru selesai sahur terkejut melihat warnet dalam keadaan terbuka. Saat diperiksa, ternyata kondisi lantai I sudah berantakan. Saat itu pula, Roni beranjak ke lantai II dan melihat Abdul dalam keadaan terikat.
“Aku terkejut bang, pas datang berantakan semua. Jadi karena curiga, aku naik ke lantai II dan betul aja dia terikat dalam kamar dengan mata dan mulut dilakban. Jadi pas kutanya, katanya ada rampok masuk ke warnet,” kata Roni.
Saat itu juga, Abdul dan Roni menghubungi David, warga Jl. Abdi Luhur, Helvetia selaku pemilik warnet dan langsung menghubungi Polsek Percut Sei Tuan. Usai melakukan cek lokasi, korban pun melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Percut Sei Tuan sekira pukul 11.00 WIB
Menurut Roni, sebelum kejadian sekira pukul 01.00 WIB, dirinya masih berada di WAR-net yang dijaga oleh Abdul. Saat itu, ia memang pulang dan sempat melihat seseorang masuk ke warnet, akan tetapi ia tak menaruh curiga terhadap pria yang ternyata pelaku perampokan itu. “Kalau lihat mukanya, aku tanda bang. Tapi aku tak tau dia itu siapa. Yang aku lihat ada memang masuk ke warnet itu. Tapi itu lah, aku tak curiga,” katanya
Sementara Abdul mengaku sama sekali tak mengetahui berapa jumlah pelaku yang menyantroni warnet yang ia jaga lantaran ia disekap di lantai II. “Aku tak tau bang yang main di bawah berapa orang, karena aku cuma lihat 1 orang nodong pisau. Dia pura-pura nanya warnet masih buka apa belum. Terus aku ditodong. Selanjutnya di lantai I aku tak tau. Jadi sekira jam 6 pagi aku ditolong, sudah kosong semua,” katanya.
Terpisah Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan AKP Zulkifli Harahap saat dikonfirmasi mengatakan jika pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. “Masih lidik ya, korban pun masih kita mintai keterangan,” katanya. (wel/deo)