32 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Suami Saya Atlet, Bukan Perampok …

Marangin Marbun
Marangin Marbun

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jenazah Marangin Marbun, petinju nasional yang tewas ditembak polisi Sabtu (30/11) siang lalu, diduga saat akan merampok sepeda motor bersama rekan, Barita Lumban Gaol yang juga petinju, di Jalan Hasim Ashari, Gang Jambu, Kelurahan Kenanga, Cipondok, dibawa keluarga ke Medan.

“Untuk tersangka yang tertembak (Marangin Marbun) sudah dibawa ke Medan, Minggu (1/12) siang untuk dimakamkan di sana,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan,  Minggu (1/12).

Sementara, istri Marangin Marbun, Mega Sagala (30), tidak henti-hentinya menangis di ruang jenazah RSUD Tangerang. Ia sama sekali tidak menyangka suaminya ditembak sampai mati dan dituduh terlibat aksi perampokan sepeda motor.

Mega berkali-kali meyakinkan wartawan bahwa suaminya bukan perampok. “Tidak mungkin. Saya tidak percaya suami saya seorang pelaku kejahatan. Dia atlet tinju, bukan perampok,” ujar Mega.

Mega mendapat kabar suaminya ditembak di bagian kepala oleh anggota polisi pada Sabtu sekitar pukul 06.00 WIB. Sontak, ibu dari Sena (9 bulan) itu kaget. Dari rumahnya di kawasan Bekasi Barat, ia langsung bergegas menuju RSUD Tangerang. Saat mendengar alasan penembakan suaminya adalah karena aksi perampokan, Mega percaya.

“Awalnya saya bingung, karena dikatakan suami saya ditembak akibat ikut aksi perampokan. Saya syok sekali saat melihat bahwa ternyata benar suami saya yang ditembak,” kata Mega.

Mega ingin polisi kembali meninjau alasan penembakan terhadap suaminya. Mega menambahkan, jika memang suaminya terbukti merampok sepeda motor di Jalan Hasyim Ashari, Cipondoh, Kota Tangerang, ia tetap menyayangkan tindakan polisi.

“Saya minta kepada jajaran dan pimpinan Polri untuk segera membuka prosedur penembakan tersebut. Suami saya ditembak di bagian kepala sampai tewas. Kenapa harus di bagian kepala? Saya bingung,” kata Mega sambil menangis.

“Saya terakhir bertemu suami saya sepekan yang lalu. Setiap suami saya pulang ke rumah, ia selalu membawa uang untuk kebutuhan hidup kami. Sekarang dia sudah tidak ada, saya bingung mau berbuat apa,” kata Mega. Keluarga Mega tinggal di Perumahan Puri Bintara Regensi Blok K No 12, Bekasi Barat.

Sosok Marangin Marbun di mata mantan pelatihnya, Damianus Yordan merupakan orang baik. Politisi Partai NasDem itu bahkan telah mempersiapkan rencana untuk anak didik kesayangannya. Rencana itu berupa pertandingan tinju di Pontianak, Kalimantan Barat pada Januari 2014.

“Dia tidak pernah ada cela, anaknya rajin, patuh, setia kawan, dan sangat agamis. Saya sangat syok mengetahui kematiannya. Saya sedang menyiapkan rencana supaya Marangin dapat tampil di Pontianak pada Januari mendatang,” kenang Damianus.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Sutarmo mengatakan pihak keluarga almarhum sudah menerima kematian petinju nasional nan energik itu dengan baik.

Keluarga menerima kejadian tersebut setelah mendapat penjelasan dari polisi terkait kejadian sebenarnya yang melibatkan Marangin. “Keluarga menerima, kami berikan penjelasan kepada mereka,” ujar Sutarmo.

Seperti diketahui mantan petinju nasional tewas ditembak polisi saat akan merampok sepeda motor. Peristiwa tersebut bermula saat Marjaya (32) seorang satpam pulang mancing dengan mengendarai sepeda motor Yamah Mio. Tiba di Jalan Hasim Ashari, Gang Jambu, Kelurahan Kenanga, Cipondok, Sabtu (30/11) pukul 02.00 WIB, motor Marjaya dipepet sebuah sepeda motor.

Korban dipepet sepeda motor yang ditunggangi dua orang, lalu pelaku menendang hingga korban terjatuh. Pelaku perampokan yang terdiri dari dua orang masing-masing Marangin Marbun dan Barita Lumban Gaol, langsung memukul Marjaya yang sudah tidak berdaya karena terjatuh dari motor.

Pelaku memukul korban. Ketika pelaku akan mengambil sepeda korban, korban berteriak rampok. Pada saat yang bersamaan kendaraan patroli Polsek Cipondok melintas. Marangin pun mencoba melarikan diri dengan sepeda motor curian, Ia mencoba melakukan perlawanan dengan menabrak anggota patroli yang mencoba menghadangnya.

Kemudian pelaku ditembak anggota polisi yang sedang berpatroli tersebut. Tembakan polisi tersebut mengenai tengkuk pelaku. Marangin pun tewas saat dalam perjalanan ke rumah sakit.

Kapolrestro Jakarta Barat, Komisaris Besar Riad mengatakan, tindakan yang diambil anggotanya karena beberapa sebab. “Para pelaku melanggar pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, tidak menggubris polisi, dan menyerang polisi,” ujar Riad. (net/bbs)

Marangin Marbun
Marangin Marbun

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jenazah Marangin Marbun, petinju nasional yang tewas ditembak polisi Sabtu (30/11) siang lalu, diduga saat akan merampok sepeda motor bersama rekan, Barita Lumban Gaol yang juga petinju, di Jalan Hasim Ashari, Gang Jambu, Kelurahan Kenanga, Cipondok, dibawa keluarga ke Medan.

“Untuk tersangka yang tertembak (Marangin Marbun) sudah dibawa ke Medan, Minggu (1/12) siang untuk dimakamkan di sana,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan,  Minggu (1/12).

Sementara, istri Marangin Marbun, Mega Sagala (30), tidak henti-hentinya menangis di ruang jenazah RSUD Tangerang. Ia sama sekali tidak menyangka suaminya ditembak sampai mati dan dituduh terlibat aksi perampokan sepeda motor.

Mega berkali-kali meyakinkan wartawan bahwa suaminya bukan perampok. “Tidak mungkin. Saya tidak percaya suami saya seorang pelaku kejahatan. Dia atlet tinju, bukan perampok,” ujar Mega.

Mega mendapat kabar suaminya ditembak di bagian kepala oleh anggota polisi pada Sabtu sekitar pukul 06.00 WIB. Sontak, ibu dari Sena (9 bulan) itu kaget. Dari rumahnya di kawasan Bekasi Barat, ia langsung bergegas menuju RSUD Tangerang. Saat mendengar alasan penembakan suaminya adalah karena aksi perampokan, Mega percaya.

“Awalnya saya bingung, karena dikatakan suami saya ditembak akibat ikut aksi perampokan. Saya syok sekali saat melihat bahwa ternyata benar suami saya yang ditembak,” kata Mega.

Mega ingin polisi kembali meninjau alasan penembakan terhadap suaminya. Mega menambahkan, jika memang suaminya terbukti merampok sepeda motor di Jalan Hasyim Ashari, Cipondoh, Kota Tangerang, ia tetap menyayangkan tindakan polisi.

“Saya minta kepada jajaran dan pimpinan Polri untuk segera membuka prosedur penembakan tersebut. Suami saya ditembak di bagian kepala sampai tewas. Kenapa harus di bagian kepala? Saya bingung,” kata Mega sambil menangis.

“Saya terakhir bertemu suami saya sepekan yang lalu. Setiap suami saya pulang ke rumah, ia selalu membawa uang untuk kebutuhan hidup kami. Sekarang dia sudah tidak ada, saya bingung mau berbuat apa,” kata Mega. Keluarga Mega tinggal di Perumahan Puri Bintara Regensi Blok K No 12, Bekasi Barat.

Sosok Marangin Marbun di mata mantan pelatihnya, Damianus Yordan merupakan orang baik. Politisi Partai NasDem itu bahkan telah mempersiapkan rencana untuk anak didik kesayangannya. Rencana itu berupa pertandingan tinju di Pontianak, Kalimantan Barat pada Januari 2014.

“Dia tidak pernah ada cela, anaknya rajin, patuh, setia kawan, dan sangat agamis. Saya sangat syok mengetahui kematiannya. Saya sedang menyiapkan rencana supaya Marangin dapat tampil di Pontianak pada Januari mendatang,” kenang Damianus.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Sutarmo mengatakan pihak keluarga almarhum sudah menerima kematian petinju nasional nan energik itu dengan baik.

Keluarga menerima kejadian tersebut setelah mendapat penjelasan dari polisi terkait kejadian sebenarnya yang melibatkan Marangin. “Keluarga menerima, kami berikan penjelasan kepada mereka,” ujar Sutarmo.

Seperti diketahui mantan petinju nasional tewas ditembak polisi saat akan merampok sepeda motor. Peristiwa tersebut bermula saat Marjaya (32) seorang satpam pulang mancing dengan mengendarai sepeda motor Yamah Mio. Tiba di Jalan Hasim Ashari, Gang Jambu, Kelurahan Kenanga, Cipondok, Sabtu (30/11) pukul 02.00 WIB, motor Marjaya dipepet sebuah sepeda motor.

Korban dipepet sepeda motor yang ditunggangi dua orang, lalu pelaku menendang hingga korban terjatuh. Pelaku perampokan yang terdiri dari dua orang masing-masing Marangin Marbun dan Barita Lumban Gaol, langsung memukul Marjaya yang sudah tidak berdaya karena terjatuh dari motor.

Pelaku memukul korban. Ketika pelaku akan mengambil sepeda korban, korban berteriak rampok. Pada saat yang bersamaan kendaraan patroli Polsek Cipondok melintas. Marangin pun mencoba melarikan diri dengan sepeda motor curian, Ia mencoba melakukan perlawanan dengan menabrak anggota patroli yang mencoba menghadangnya.

Kemudian pelaku ditembak anggota polisi yang sedang berpatroli tersebut. Tembakan polisi tersebut mengenai tengkuk pelaku. Marangin pun tewas saat dalam perjalanan ke rumah sakit.

Kapolrestro Jakarta Barat, Komisaris Besar Riad mengatakan, tindakan yang diambil anggotanya karena beberapa sebab. “Para pelaku melanggar pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, tidak menggubris polisi, dan menyerang polisi,” ujar Riad. (net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/