28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Mahasiswi UI Disekap Kekasih di Medan

Muh Hidayat, pelaku penyekapan kekasih.
Muh Hidayat, pelaku penyekapan kekasih.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cinta tak dapat restu, Muhammad Hidayat (20) warga Lam Rukm, Peukan Bada, Aceh Besar nekat melarikan kekasihnya ke Medan. Tapi sial, baru dua pekan ngontrak di Jl. Pancasila, Dusun IX Desa Bandar Klippa, sejoli ini keburu digerebek warga sekitar yang curiga keduanya kumpul kebo, Minggu (2/3) sekira pukul 17.30 WIB.

Hidayat yang bekerja sebagai pengusaha warung kopi dan doorsmeer di Aceh Besar itu berbuat nekat karena hubungannya tak direstui calon mertua.

Selama di Medan, pasangan yang pacaran sejak tahun 2011 itu ngontrak di kawasan Desa Bandar Klippah.

Korban sebut saja bernama Bunga, mengaku dipaksa oleh Hidayat ikut dengannya. Bahkan saat tiba di Medan, dirinya dibawa Hidayat ke kawasan Jl. Karya IV, Dusun I, Desa Helvetia dan diajak menikah dengan diwalikan oleh kenalan Hidayat.

“Saya dipaksa bang, saya dibawa sampai ke Medan ini. Saya sebenarnya sangat takut. Saya juga diajak menikah di tempat temannya dia di Helvetia. Itu waktu baru sampai di Medan sini bang,” kenang wanita berparas cantik yang ngaku selama di Medan tak diperbolehkan kemana-mana itu.

Masih cerita Bunga, selama di Medan ia disekap dan dipaksa oleh Hidayat yang sudah berstatus sebagai suaminya itu. Ia juga menuding Hidayat telah melakukan hubungan badan sebanyak dua kali. “Sudah 2 kali begituan bang, saya dipaksa. Saya takut bang,” katanya seraya menangis dan menutupi wajahnya.

Sementara itu, Hidayat mengaku Bunga adalah warga Jl. BTN Cantiga 24 RE 03/06 Tangerang Cipondok Banten yang masih kuliah di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Pendidikan Keguruan. Bunga adalah putri Sukran Pasaribu, seorang pengusaha Showroom Mobil Suzuki di Jakarta.

Sementara itu, Hidayat mengaku ia dan Bunga saling suka dan sudah sepakat untuk kabur lantaran hubungan asmaranya tak direstui. “Tidak ada saya bawa kabur, kami saling suka. Dan dia juga suka sama saya pak. Saya tanggungjawab, saya sudah nikahi dia,” kata pemuda yang ditangkap bersama seorang rekannya bernama Agus Darman itu. Masih kata Hidayat, sebelum sepakat kawin lari, ia didatangi Bunga ke Aceh pada awal Februari lalu. “Dia yang datang nemui saya pak dari Jakarta ke Aceh,” kenangnya.

Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Ronald Sipayung, SIK mengatakan jika pihaknya masih memintai keterangan korban dan pelaku. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan pihak KPAID karena korban masih dibawah umur. “Masih diperiksa dulu ya. Kita mintai keterangan dulu, kita koordinasi dengan KPAID,” katanya.

 

PERAS ORANGTUA KORBAN 

Kisah asmara Hidayat harus berakhir di kantor polisi. Bagaimana tidak, setelah dituduh melarikan gadis dibawah umur dan melakukan pencabulan. Hidayat juga dilapor memeras orangtua korban yang berstatus sebagai pengusaha itu. Hal ini pula yang membuat kasus ini terkuak. Dijelaskan korban, selama ngontrak di Medan, ia yang harus menanggung biaya hidup mereka.

“Saya disekap sejak sampai di Medan, tak dikasih kemana-mana bang. Jadi selama itu juga saya sudah tidak tahan lagi dan selalu berusaha kabur. Tapi karena tak tau kondisi kota Medan serta tak memiliki handphone, ya saya hanya bisa pasrah,” kata wanita yang mengenakan jilbab hitam ini.

Berhasilnya korban kabur dan diamankan hingga ke Polsek Percut Sei Tuan berawal saat korban dipaksa pelaku untuk menelepon orangtuanya dan meminta uang Rp 5 juta untuk biaya selama di Medan. Saat mendapat telepon, orang tua korban yang berada di Jakarta pun langsung mengirim uang melalui ATM BCA dan belum sempat diambil oleh pelaku.

“Disuruh saya nelpon papa, minta duit Rp 5 juta. Itu saya dipaksa. Dan saya tau kalau papa khawatir akan keadaan saya. Saya juga sempat bilang kalau saya ada di kawasan Tembung dan minta segera dijemput,” jelas Bunga.

Uang sebesar Rp 5 juta tersebut pun belum diambil oleh pelaku lantaran langsung ditangkap oleh warga bersama petugas dan diboyong ke Polsek Percut Sei Tuan. Penangkapan Hidayat yang membawa kabur Bunga tak terlepas dari banyaknya koneksi ayah korban.

Pasca mendapat telepon dari putrinya, Sukran langsung meminta tolong kepada kenalannya di BIS-AD bernama Lettu Adnan. Dari situ, pelaku langsung terlacak berada dikawasan Percut Sei Tuan. Seperti dikatakan Koptu Sukamto dari Koramil 13/PST yang mengaku sebelumnya sudah dikoordinasikan untuk mengintai keberadaan korban dan pelaku. Selama 2 pekan pula ia sudah melakukan pengintaian.

Keberadaan Bunga dan Hidayat pun diketahui lantaran beberapa warga mengeluh akan adanya pasangan muda yang tinggal serumah. Warga pun mengira pasangan tersebut adalah pasangan kumpul kebo. “Sebelumnya memang warga sudah resah ya. Karena mengira jika mereka pasangan kumpul kebo,” kata anggota TNI bertubuh kekar itu.

Masih menurutnya, semula orangtua korban menghubungi rekannya di BIS-AD bernama Lettu Adnan, dan diteruskan kepadanya untuk selanjutnya mencari keberadaan pelaku. “Orangtua si perempuan itu kan punya koneksi bagus, setau saya dia direktur showroom di Jakarta. Jadi koordinasi sama kenalannya di BIS-AD, terus sampailah ke saya yang paling dekat ke wilayah yang dimaksud. Jadi pas kita amankan, si perempuan itu mengaku tak terima karena dibawa kabur. Jadi kita koordinaksikan dengan Polmas Aipda Asnol dan langsung ke Polsek,” tandasnya. (wel/deo)

Muh Hidayat, pelaku penyekapan kekasih.
Muh Hidayat, pelaku penyekapan kekasih.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cinta tak dapat restu, Muhammad Hidayat (20) warga Lam Rukm, Peukan Bada, Aceh Besar nekat melarikan kekasihnya ke Medan. Tapi sial, baru dua pekan ngontrak di Jl. Pancasila, Dusun IX Desa Bandar Klippa, sejoli ini keburu digerebek warga sekitar yang curiga keduanya kumpul kebo, Minggu (2/3) sekira pukul 17.30 WIB.

Hidayat yang bekerja sebagai pengusaha warung kopi dan doorsmeer di Aceh Besar itu berbuat nekat karena hubungannya tak direstui calon mertua.

Selama di Medan, pasangan yang pacaran sejak tahun 2011 itu ngontrak di kawasan Desa Bandar Klippah.

Korban sebut saja bernama Bunga, mengaku dipaksa oleh Hidayat ikut dengannya. Bahkan saat tiba di Medan, dirinya dibawa Hidayat ke kawasan Jl. Karya IV, Dusun I, Desa Helvetia dan diajak menikah dengan diwalikan oleh kenalan Hidayat.

“Saya dipaksa bang, saya dibawa sampai ke Medan ini. Saya sebenarnya sangat takut. Saya juga diajak menikah di tempat temannya dia di Helvetia. Itu waktu baru sampai di Medan sini bang,” kenang wanita berparas cantik yang ngaku selama di Medan tak diperbolehkan kemana-mana itu.

Masih cerita Bunga, selama di Medan ia disekap dan dipaksa oleh Hidayat yang sudah berstatus sebagai suaminya itu. Ia juga menuding Hidayat telah melakukan hubungan badan sebanyak dua kali. “Sudah 2 kali begituan bang, saya dipaksa. Saya takut bang,” katanya seraya menangis dan menutupi wajahnya.

Sementara itu, Hidayat mengaku Bunga adalah warga Jl. BTN Cantiga 24 RE 03/06 Tangerang Cipondok Banten yang masih kuliah di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Pendidikan Keguruan. Bunga adalah putri Sukran Pasaribu, seorang pengusaha Showroom Mobil Suzuki di Jakarta.

Sementara itu, Hidayat mengaku ia dan Bunga saling suka dan sudah sepakat untuk kabur lantaran hubungan asmaranya tak direstui. “Tidak ada saya bawa kabur, kami saling suka. Dan dia juga suka sama saya pak. Saya tanggungjawab, saya sudah nikahi dia,” kata pemuda yang ditangkap bersama seorang rekannya bernama Agus Darman itu. Masih kata Hidayat, sebelum sepakat kawin lari, ia didatangi Bunga ke Aceh pada awal Februari lalu. “Dia yang datang nemui saya pak dari Jakarta ke Aceh,” kenangnya.

Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Ronald Sipayung, SIK mengatakan jika pihaknya masih memintai keterangan korban dan pelaku. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan pihak KPAID karena korban masih dibawah umur. “Masih diperiksa dulu ya. Kita mintai keterangan dulu, kita koordinasi dengan KPAID,” katanya.

 

PERAS ORANGTUA KORBAN 

Kisah asmara Hidayat harus berakhir di kantor polisi. Bagaimana tidak, setelah dituduh melarikan gadis dibawah umur dan melakukan pencabulan. Hidayat juga dilapor memeras orangtua korban yang berstatus sebagai pengusaha itu. Hal ini pula yang membuat kasus ini terkuak. Dijelaskan korban, selama ngontrak di Medan, ia yang harus menanggung biaya hidup mereka.

“Saya disekap sejak sampai di Medan, tak dikasih kemana-mana bang. Jadi selama itu juga saya sudah tidak tahan lagi dan selalu berusaha kabur. Tapi karena tak tau kondisi kota Medan serta tak memiliki handphone, ya saya hanya bisa pasrah,” kata wanita yang mengenakan jilbab hitam ini.

Berhasilnya korban kabur dan diamankan hingga ke Polsek Percut Sei Tuan berawal saat korban dipaksa pelaku untuk menelepon orangtuanya dan meminta uang Rp 5 juta untuk biaya selama di Medan. Saat mendapat telepon, orang tua korban yang berada di Jakarta pun langsung mengirim uang melalui ATM BCA dan belum sempat diambil oleh pelaku.

“Disuruh saya nelpon papa, minta duit Rp 5 juta. Itu saya dipaksa. Dan saya tau kalau papa khawatir akan keadaan saya. Saya juga sempat bilang kalau saya ada di kawasan Tembung dan minta segera dijemput,” jelas Bunga.

Uang sebesar Rp 5 juta tersebut pun belum diambil oleh pelaku lantaran langsung ditangkap oleh warga bersama petugas dan diboyong ke Polsek Percut Sei Tuan. Penangkapan Hidayat yang membawa kabur Bunga tak terlepas dari banyaknya koneksi ayah korban.

Pasca mendapat telepon dari putrinya, Sukran langsung meminta tolong kepada kenalannya di BIS-AD bernama Lettu Adnan. Dari situ, pelaku langsung terlacak berada dikawasan Percut Sei Tuan. Seperti dikatakan Koptu Sukamto dari Koramil 13/PST yang mengaku sebelumnya sudah dikoordinasikan untuk mengintai keberadaan korban dan pelaku. Selama 2 pekan pula ia sudah melakukan pengintaian.

Keberadaan Bunga dan Hidayat pun diketahui lantaran beberapa warga mengeluh akan adanya pasangan muda yang tinggal serumah. Warga pun mengira pasangan tersebut adalah pasangan kumpul kebo. “Sebelumnya memang warga sudah resah ya. Karena mengira jika mereka pasangan kumpul kebo,” kata anggota TNI bertubuh kekar itu.

Masih menurutnya, semula orangtua korban menghubungi rekannya di BIS-AD bernama Lettu Adnan, dan diteruskan kepadanya untuk selanjutnya mencari keberadaan pelaku. “Orangtua si perempuan itu kan punya koneksi bagus, setau saya dia direktur showroom di Jakarta. Jadi koordinasi sama kenalannya di BIS-AD, terus sampailah ke saya yang paling dekat ke wilayah yang dimaksud. Jadi pas kita amankan, si perempuan itu mengaku tak terima karena dibawa kabur. Jadi kita koordinaksikan dengan Polmas Aipda Asnol dan langsung ke Polsek,” tandasnya. (wel/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/