26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal Minta Maaf, Ibu Yosua: Sungguh Hebat Skenario Kalian

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sidang kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua semakin memilukan. Dalam sidang dengan terdakwa Kuat Maruf dan Brigadir Ricky, ibu Brigadir Yosua Rosti Simanjuntak memberikan tekanan batin yang luar biasa kepada Kuat. Hingga membuatnya tertunduk dan bahkan menangis. Rosti meminta Kuat untuk jujur dan membuka kasus tersebut.

Dalam sidang tersebut menghadirkan sejumlah saksi dari keluarga Brigadir Yosua. Diantaranya kedua orang tua Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak. Dalam persidangan tersebut awalnya Kuat Maruf dan Ricky meminta maaf atas kejadian tersebut. Dengan kehadiran orang tua Yosua, Kuat tampak penuh tekanan. Hanya bisa menunduk dan tampak meneteskan air mata.

Kuat menuturkan, turut berduka cita atas meninggalnya Yosua dan semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Serta, meminta maaf terhadap keluarga Yosua atas apa yang diperbuatnya. “Keluarga semoga diberikan ketabahan,” jelasnya.

Tertunduk: Terdakwa Kuat Ma’ruf (foto atas) tertunduk ketika ibu Brigadir Yosua (foto kiri) memberikan kesaksiannya dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (2/11).

Menurutnya, pihaknya bersumpah demi Tuhan tidak memiliki niat untuk ikut dalam rencana pembunuhan terhadap Brigadir Yosua. “Demi Allah saya tidak ada niat seperti yang didakwakan. Biar pengadilan yang menentukan saya salah atau tidak,” ujarnya.

Begitu pun Ricky, dia berharap Ibu Yosua dan ayahnya dapat memaafkan kebodohannya saat kejadian pembunuhan tersebut. “Saya ingin menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya abang saya Brigadir Nofriyansah Yosua Hutabarat semoga almarhum diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa kepada keluarga diberikan kekuatan dan kesabaran,” kata Ricky.

Oleh karena itu, Ricky menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua Yosua. Dia mengaku dalam kondisi tidak tahu terkait rencana pembunuhan Yosua. “Saya juga berharap kepada ibu Rosti Simanjuntak dan bapak Samuel Hutabarat serta keluarga besar almarhum Yosua untuk dapat memberikan maaf atas kebodohan dan ketidaktahuan saya pada saat terjadi situasi saat itu,” ucapnya.

Setelahnya Ibu Yosua, Rosti Simanjuntak memberikan kesaksiannya dalam persidangan. Dia mengatakan, kalian berdua telah meminta maaf. Tapi, permintaan maaf tidak hanya di bibir. “Maaf itu mohon pengampunan Tuhan,” ujarnya.

Sebagai orangtua, lanjutnya, telah dihancurkan harapan yang ada di anaknya, seorang Brigadir Yosua. “Sudah kalian hancurkan kebangganku melahirkan anakku. Yang ku ajari selalu hormat kepada orang dan jangan suka membuat kesalahan kepada orang,” tuturnya.

Dia meminta Kuat tidak seperti Sambo dan Putri yang meminta maaf hanya di bibir saja. Buka kasus tersebut secara jujur. “Berikan itu dari hati nurani yang dalam. Berikan itu di depan Tuhan. Cuma Tuhan yang maha mengetahui, melihat dan memahami jeritan tangis anakku,” urainya.

Rosti mengaku tidak habis pikir, Kuat Maruf tega terlibat pembunuhan tersebut. Padahal, sama-sama bekerja untuk Ferdy Sambo. Rosti bahkan sempat menanyakan hubungan Kuat Ma’ruf dengan Putri Candrawathi, istri dari Ferdy Sambo. “Kuat Ma’ruf, skenario yang sangat hebat. Sangat luar biasa saya lihat di dalam kasus ini. Kalian mengetahui semua. Bahkan menginginkan kematian anakku. Jadi kamu dan atasan kamu FS dan PC sangat-sangat luar biasa skenariomu,” katanya.

Rosti lalu menanyakan Kuat dengan Putri Candrawathi yang sama-sama terlibat dalam membuat skenario pembunuhan Brigadir J. Bahkan, Kuat punya posisi lebih dominan ketimbang Putri selaku majikannya. “Ada apa kamu sama si Putri itu Kuat Ma’auf? Siapanya si Putri kamu? Sampai kamu mendesak mengatur si Putri. Saya orang kecil saja tidak boleh di rumah mengatur. Apalagi kepada istri yang bukan istri kita,” ujarnya.

“Sudah puaskah kalian dengan kematian anakku itu? Bersama-sama kalian segerombolan, kejahatan apa yang tersembunyi?” imbuhnya.

Saat mendengar kesaksian Ibu Brigadir Yosua itu, Kuat sama sekali tidak berani mentapnya. Dia selalu menunduk dan sesekali terlihat meneteskan air mata. Tertunduknya Kuat pun sempat ditegur oleh Ayah Brigadir Yosua Samuel Hutabarat.

Kepada Kuat, dia mengatakan untuk melihat ke arahnya. “Tolong kamu lihat sini, biar saya lihat bola matamu,” ujarnya. Permintaan itu pun diikuti Kuat dengan menghadap ke arahnya. Samuel mengatakan, tadi Kuat telah meminta maaf. Tapi, jangan sampai semua terbawa arus. “Kalau anda berdua mengikuti arus, anda akan termakan arus,” tegasnya. (idr/jpg)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sidang kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua semakin memilukan. Dalam sidang dengan terdakwa Kuat Maruf dan Brigadir Ricky, ibu Brigadir Yosua Rosti Simanjuntak memberikan tekanan batin yang luar biasa kepada Kuat. Hingga membuatnya tertunduk dan bahkan menangis. Rosti meminta Kuat untuk jujur dan membuka kasus tersebut.

Dalam sidang tersebut menghadirkan sejumlah saksi dari keluarga Brigadir Yosua. Diantaranya kedua orang tua Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak. Dalam persidangan tersebut awalnya Kuat Maruf dan Ricky meminta maaf atas kejadian tersebut. Dengan kehadiran orang tua Yosua, Kuat tampak penuh tekanan. Hanya bisa menunduk dan tampak meneteskan air mata.

Kuat menuturkan, turut berduka cita atas meninggalnya Yosua dan semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Serta, meminta maaf terhadap keluarga Yosua atas apa yang diperbuatnya. “Keluarga semoga diberikan ketabahan,” jelasnya.

Tertunduk: Terdakwa Kuat Ma’ruf (foto atas) tertunduk ketika ibu Brigadir Yosua (foto kiri) memberikan kesaksiannya dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (2/11).

Menurutnya, pihaknya bersumpah demi Tuhan tidak memiliki niat untuk ikut dalam rencana pembunuhan terhadap Brigadir Yosua. “Demi Allah saya tidak ada niat seperti yang didakwakan. Biar pengadilan yang menentukan saya salah atau tidak,” ujarnya.

Begitu pun Ricky, dia berharap Ibu Yosua dan ayahnya dapat memaafkan kebodohannya saat kejadian pembunuhan tersebut. “Saya ingin menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya abang saya Brigadir Nofriyansah Yosua Hutabarat semoga almarhum diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa kepada keluarga diberikan kekuatan dan kesabaran,” kata Ricky.

Oleh karena itu, Ricky menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua Yosua. Dia mengaku dalam kondisi tidak tahu terkait rencana pembunuhan Yosua. “Saya juga berharap kepada ibu Rosti Simanjuntak dan bapak Samuel Hutabarat serta keluarga besar almarhum Yosua untuk dapat memberikan maaf atas kebodohan dan ketidaktahuan saya pada saat terjadi situasi saat itu,” ucapnya.

Setelahnya Ibu Yosua, Rosti Simanjuntak memberikan kesaksiannya dalam persidangan. Dia mengatakan, kalian berdua telah meminta maaf. Tapi, permintaan maaf tidak hanya di bibir. “Maaf itu mohon pengampunan Tuhan,” ujarnya.

Sebagai orangtua, lanjutnya, telah dihancurkan harapan yang ada di anaknya, seorang Brigadir Yosua. “Sudah kalian hancurkan kebangganku melahirkan anakku. Yang ku ajari selalu hormat kepada orang dan jangan suka membuat kesalahan kepada orang,” tuturnya.

Dia meminta Kuat tidak seperti Sambo dan Putri yang meminta maaf hanya di bibir saja. Buka kasus tersebut secara jujur. “Berikan itu dari hati nurani yang dalam. Berikan itu di depan Tuhan. Cuma Tuhan yang maha mengetahui, melihat dan memahami jeritan tangis anakku,” urainya.

Rosti mengaku tidak habis pikir, Kuat Maruf tega terlibat pembunuhan tersebut. Padahal, sama-sama bekerja untuk Ferdy Sambo. Rosti bahkan sempat menanyakan hubungan Kuat Ma’ruf dengan Putri Candrawathi, istri dari Ferdy Sambo. “Kuat Ma’ruf, skenario yang sangat hebat. Sangat luar biasa saya lihat di dalam kasus ini. Kalian mengetahui semua. Bahkan menginginkan kematian anakku. Jadi kamu dan atasan kamu FS dan PC sangat-sangat luar biasa skenariomu,” katanya.

Rosti lalu menanyakan Kuat dengan Putri Candrawathi yang sama-sama terlibat dalam membuat skenario pembunuhan Brigadir J. Bahkan, Kuat punya posisi lebih dominan ketimbang Putri selaku majikannya. “Ada apa kamu sama si Putri itu Kuat Ma’auf? Siapanya si Putri kamu? Sampai kamu mendesak mengatur si Putri. Saya orang kecil saja tidak boleh di rumah mengatur. Apalagi kepada istri yang bukan istri kita,” ujarnya.

“Sudah puaskah kalian dengan kematian anakku itu? Bersama-sama kalian segerombolan, kejahatan apa yang tersembunyi?” imbuhnya.

Saat mendengar kesaksian Ibu Brigadir Yosua itu, Kuat sama sekali tidak berani mentapnya. Dia selalu menunduk dan sesekali terlihat meneteskan air mata. Tertunduknya Kuat pun sempat ditegur oleh Ayah Brigadir Yosua Samuel Hutabarat.

Kepada Kuat, dia mengatakan untuk melihat ke arahnya. “Tolong kamu lihat sini, biar saya lihat bola matamu,” ujarnya. Permintaan itu pun diikuti Kuat dengan menghadap ke arahnya. Samuel mengatakan, tadi Kuat telah meminta maaf. Tapi, jangan sampai semua terbawa arus. “Kalau anda berdua mengikuti arus, anda akan termakan arus,” tegasnya. (idr/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/