Namun saat ketiganya menjalani pemeriksaaan X Ray di Security Chek Point (SCP) central terminal keberangkatan lantai III Bandara Kualanamu, gerak-gerik Mariana mencurigakan. Di bagian belakang jilbab yang dikenakan Mariana juga terlihat tonjolan. Bahkan saat dilakukan pemeriksaan tubuh oleh petugas Avsec wanita, Mariana telihat ragu-ragu. Selanjutnya, petugas pun membawa Mariana ke rest room (ruang pemeriksaan). Tapi saat tiba direst room, Mariana tidak lagi menggunakan jilbab.
Petugas Avsec pun menanyakan kepada Mustafa dimana jilbab yang digunakan istrinya. Setelah terus didesak, akhirnya Mustafa mengeluarkan jilbab yang disembunyikan dipinggangnya. Saat diperiksa, petugas pun menemukan dua bungkusan sabu yang dikemas dalam plastik klip transparan dan dibalut kaos kaki.
Selanjutnya, petugas melakukan pemeriksaan badan (menggeledah) Mariana. Dari bra yang digunakan Mariana, petugas menemukan 6 bungkusan berisi sabu yang dikemas dalam plastic transparan dan dibalut kaos kaki. Saat petugas memeriksa bagian selangkangan Mariana, petugas kembali menemukan 2 bungkusan sabu yang dibungkus dalam plastic transparan dan dibalut kaos kaki. Barang haram itu disembunyikan di dalam celana dalam yang dikenakan Mariana.
Mustafa, Mariana dan anaknya pun diamankan ke security building beserta sepuluh bungkusan sabu dan uang tunai Rp 4 juta rupiah. Saat berada di security buiding Muamar terlihat menangis. Mustafa dan Mariana dibantu petugas berusaha menenangkan Muamar yang terus menangis.
Mustafa mengaku memaksa istrinya ikut menyeludupkan sabu tersebut. Bahkan demi memuluskan aksinya, Mustafa berdalih setelah mengantarkan sabu, mereka akan jalan-jalan di Balikpapan. “Aku mendapatkan upah Rp 10 juta dan sudah ditransfer ke rekeningku Selasa lalu sebelum berangkat ke bandara. Sebenarnya istriku tidak mau ikut, tapi aku memaksa dan mengatakan kami akan pergi jalan-jalan,” ujarnya. (man/ala)