26 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Propam Polres DS Periksa Kanit dan 4 Anggotanya

Foto: Hulman/PM Hanif Roy semasa hidup.
Foto: Hulman/PM
Hanif Roy semasa hidup.

GALANG, SUMUTPOS.CO – Penyebab tewasnya Wakil Ketua PAC Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Galang, Hanif Roy (25) yang mayatnya ditemukan telungkup di bendungan Desa Pulo Gambar, Serbajadi, Kabupaten Sergai, Sabtu (1/8), masih misterius.

Lima personel Polsek Galang yang membuntuti dan mengejar korban dan pacarnya Septia (24) saat memasuki persawitan di Desa Pulo Gambar, Kecamatan Serbajadi Sergai sudah diperiksa Propam Polres Deli Serdang (DS), Minggu (2/8) malam. Mereka adalah Kanit Reskrim Ipda Amrin, Aiptu Erikson Situmorang, Aipda Jatra Solihin, Bripka Decky Arigano dan Bripda Wendi Pratama.

Menurut salah seorang personel Propam Polres Deli Serdang yang tak mau namanya dikorankan, kelima personel Polsek Galang itu diperiksa terkait ditemukannya korban tewas di waduk. Dari hasil pemeriksaan, kelima personel itu tak terindikasi terlibat atas tewasnya korban. “Tak ada indikasi keterlibatan kelima personel itu,” ucapnya pada wartawan, Senin (3/8) siang
Terpisah Kanit Reskrim Polsek Galang Ipda Amrin ketika dikonfirmasi juga menyebut ia dan ke empat anggotanya tak terlibat atas tewasnya korban. “Yang takutnya si korban ini jatuh karena takut berjumpa dengan polisi. Apalagi korban adalah terlapor kasus penganiayaan. Kalau korban jatuh karena takut berjumpa polisi, lalu tewas apakah polisi yang disalahkan? Tapi itulah resiko kerja,” ujarnya
Sementara itu Jagope Saragih, paman korban kepada kru koran ini menyebutkan jika hasil otopsi korban belum keluar dari rumah sakit. “Ibu korban belum jadi melapor ke Poldasu karena saat ini ada acara tahlilan menyampaikan doa kepada almarhum Usman Oscar ayah korban yang meninggal setahun lalu, dan juga atas meninggalnya Hanif,” ujarnya.

Sekedar mengingatkan, sebelum ditemukan tewas, atau sekira pukul 04.30 WIB, Hanif yang tinggal di Jalan Bukit Barisan, Lingkungan I Kelurahan Galang Kota, Kecamatan Galang itu sempat dikejar-kejar oleh Ipda Amrin dan 4 anggotanya. Menurut Septia, warga Jalan Sentosa Kampung Baru, Kelurahan Galang Kota. Pagi itu, ia dan Hanif berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy ke arah persawitan yang tak jauh dari lokasi penemuan mayat.

Tak berapa lama Ipda Amrin bersama 4 anggotanya mengikuti sepeda motor yang dikendarai korban bersama pacarnya itu. Tahu jika yang datang adalah polisi, Hanif pun mencari jalan untuk menghindar. Tapi sepeda motor korban terperosok ke rawa-rawa. Tiga personel Polsek Galang mengejar Hanif yang lari. Sedangkan dua lagi menolong Septia dan mengamankan sepeda motor ke benteng rawa. Singkat cerita, 45 menit kemudian, ketiga anggota Polsek Galang itu kembali ke lokasi Septia. Septia sempat menanyakan keberadaan Hanif pada mereka, namun ketiganya hanya terdiam. “Selama 45 menit itu Septia tak tahu apa yang terjadi pada korban setelah dikejar tiga anggota Polsek Galang itu. Waduk itu pintunya terbuka seolah-olah korban tewas tenggelam,” kata paman korban, Amin Malabar. (man/deo)

Foto: Hulman/PM Hanif Roy semasa hidup.
Foto: Hulman/PM
Hanif Roy semasa hidup.

GALANG, SUMUTPOS.CO – Penyebab tewasnya Wakil Ketua PAC Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Galang, Hanif Roy (25) yang mayatnya ditemukan telungkup di bendungan Desa Pulo Gambar, Serbajadi, Kabupaten Sergai, Sabtu (1/8), masih misterius.

Lima personel Polsek Galang yang membuntuti dan mengejar korban dan pacarnya Septia (24) saat memasuki persawitan di Desa Pulo Gambar, Kecamatan Serbajadi Sergai sudah diperiksa Propam Polres Deli Serdang (DS), Minggu (2/8) malam. Mereka adalah Kanit Reskrim Ipda Amrin, Aiptu Erikson Situmorang, Aipda Jatra Solihin, Bripka Decky Arigano dan Bripda Wendi Pratama.

Menurut salah seorang personel Propam Polres Deli Serdang yang tak mau namanya dikorankan, kelima personel Polsek Galang itu diperiksa terkait ditemukannya korban tewas di waduk. Dari hasil pemeriksaan, kelima personel itu tak terindikasi terlibat atas tewasnya korban. “Tak ada indikasi keterlibatan kelima personel itu,” ucapnya pada wartawan, Senin (3/8) siang
Terpisah Kanit Reskrim Polsek Galang Ipda Amrin ketika dikonfirmasi juga menyebut ia dan ke empat anggotanya tak terlibat atas tewasnya korban. “Yang takutnya si korban ini jatuh karena takut berjumpa dengan polisi. Apalagi korban adalah terlapor kasus penganiayaan. Kalau korban jatuh karena takut berjumpa polisi, lalu tewas apakah polisi yang disalahkan? Tapi itulah resiko kerja,” ujarnya
Sementara itu Jagope Saragih, paman korban kepada kru koran ini menyebutkan jika hasil otopsi korban belum keluar dari rumah sakit. “Ibu korban belum jadi melapor ke Poldasu karena saat ini ada acara tahlilan menyampaikan doa kepada almarhum Usman Oscar ayah korban yang meninggal setahun lalu, dan juga atas meninggalnya Hanif,” ujarnya.

Sekedar mengingatkan, sebelum ditemukan tewas, atau sekira pukul 04.30 WIB, Hanif yang tinggal di Jalan Bukit Barisan, Lingkungan I Kelurahan Galang Kota, Kecamatan Galang itu sempat dikejar-kejar oleh Ipda Amrin dan 4 anggotanya. Menurut Septia, warga Jalan Sentosa Kampung Baru, Kelurahan Galang Kota. Pagi itu, ia dan Hanif berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy ke arah persawitan yang tak jauh dari lokasi penemuan mayat.

Tak berapa lama Ipda Amrin bersama 4 anggotanya mengikuti sepeda motor yang dikendarai korban bersama pacarnya itu. Tahu jika yang datang adalah polisi, Hanif pun mencari jalan untuk menghindar. Tapi sepeda motor korban terperosok ke rawa-rawa. Tiga personel Polsek Galang mengejar Hanif yang lari. Sedangkan dua lagi menolong Septia dan mengamankan sepeda motor ke benteng rawa. Singkat cerita, 45 menit kemudian, ketiga anggota Polsek Galang itu kembali ke lokasi Septia. Septia sempat menanyakan keberadaan Hanif pada mereka, namun ketiganya hanya terdiam. “Selama 45 menit itu Septia tak tahu apa yang terjadi pada korban setelah dikejar tiga anggota Polsek Galang itu. Waduk itu pintunya terbuka seolah-olah korban tewas tenggelam,” kata paman korban, Amin Malabar. (man/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/