28.9 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Dua Kali Coba Gantung Diri, Ketiga Kali Berhasil

TANGISI: Pihak keluarga menangisi jenazah Ahmat Lemot usai gantung diri di rumahnya.

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Teriakan Juli Handayani dari kediamannya di Dusun III, Desa Bengabing Kecamatan Pegajahan, Serdangbedagai, Senin (2/9/2019) sore, menghebohkan warga setempat.

Ibu rumah tangga (IRT) itu kaget ketika melihat tubuh ayahnya, Ahmat Lemot (53) tergantung dengan seutas tali nilon di pintu yang mengarah ke dapur rumah mereka.

Warga pun berbondong-bondong mendatangi kediaman Juli. Selanjutnya dua tetangga mereka, menurunkan tubuh Ahmad dari galangan pintu.

“Saksi menurunkan tubuh korban tanpa menunggu perangkat desa, dengan harapan korban bisa diselamatkan. Namun, pada saat diturunkan korban sudah meninggal dunia,” kata Kasubag Humas Polres Sergai, AKP Nellyta Isma, Selasa (3/9).

Selanjutnya, peristiwa itu dilaporkan ke Polsek Perbaungan dan Koramil setempat. Petugas yang menerima laporan segera mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Petugas kemudian mengevakuasi jenazah Ahmad ke rumah sakit untuk proses visum.

“Dari keterangan warga setempat, dalam waktu seminggu ini, ini yang ketiga kalinya korban melakukan upaya mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Namun, sebelumnya bisa diselamatkan,” jelas Nelly.

Informasi yang diterima, Ahmad juga sudah coba mengakhiri hidupnya pada Jumat (30/8) dan Sabtu (31/8) dengan cara gantung diri menggunakan ikat pinggang dan tali.

“Saat itu bisa diselamatkan karena ketahuan keluarganya dan upaya tersebut dilakukan di dalam kamar,” sebut Nelly.

Upaya bunuh diri yang ketiga kali ini, lanjut Nelly, dilakukan Ahmad saat istrinya sedang berada di Rumah Sakit Trianda Perbaungan, karena menjaga putra mereka, Riki Hamdani yang dirawat di sana.

“Malam hari sebelum kejadian, korban dan anaknya datang ke rumah Kepala Desa Bengabing dengan tujuan meminjam uang untuk menutupi biya perawatan anaknya di RS Trianda,” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil visum, aksi gantung diri itu diperkirakan dilakukan sekira pukul 13.30 Wib setelah Ahmad pulang dari tempat kerjanya di PT Fajar Agung.

“Hal itu sesuai dengan keterangan manajer PT Fajar Agung yang menjelaskan bahwa korban paginya masuk kerja sampai dengan jam 12.00 WIB,” sambungnya.

Berdasarkan hasil visum juga diketahui tidak ada tanda-tanda kekerasan lain di tubuh korban.

“Korban menggantungkan diri di pintu tengah rumahnya dengan cara mengikatkan tali timba ke lehernya, yang mana timba masih ikut tergantung,” beber Nelly.

Pihak keluarga kemudian meminta agar tidak dilakukan autopsi karena sudah pasrah menerima kematian Ahmad dengan membuat pernyataan yang diketahui Kepala Desa Bengabing Asrul Muhadi.

“Jadi, korban diduga nekat gantung diri akibat depresi karena belum memiliki tempat tinggal setelah pensiun dan memikirkan biaya berobat putrnya yang dirawat di RS Trianda,” pungkasnya.(bbs/ala)

TANGISI: Pihak keluarga menangisi jenazah Ahmat Lemot usai gantung diri di rumahnya.

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Teriakan Juli Handayani dari kediamannya di Dusun III, Desa Bengabing Kecamatan Pegajahan, Serdangbedagai, Senin (2/9/2019) sore, menghebohkan warga setempat.

Ibu rumah tangga (IRT) itu kaget ketika melihat tubuh ayahnya, Ahmat Lemot (53) tergantung dengan seutas tali nilon di pintu yang mengarah ke dapur rumah mereka.

Warga pun berbondong-bondong mendatangi kediaman Juli. Selanjutnya dua tetangga mereka, menurunkan tubuh Ahmad dari galangan pintu.

“Saksi menurunkan tubuh korban tanpa menunggu perangkat desa, dengan harapan korban bisa diselamatkan. Namun, pada saat diturunkan korban sudah meninggal dunia,” kata Kasubag Humas Polres Sergai, AKP Nellyta Isma, Selasa (3/9).

Selanjutnya, peristiwa itu dilaporkan ke Polsek Perbaungan dan Koramil setempat. Petugas yang menerima laporan segera mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Petugas kemudian mengevakuasi jenazah Ahmad ke rumah sakit untuk proses visum.

“Dari keterangan warga setempat, dalam waktu seminggu ini, ini yang ketiga kalinya korban melakukan upaya mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Namun, sebelumnya bisa diselamatkan,” jelas Nelly.

Informasi yang diterima, Ahmad juga sudah coba mengakhiri hidupnya pada Jumat (30/8) dan Sabtu (31/8) dengan cara gantung diri menggunakan ikat pinggang dan tali.

“Saat itu bisa diselamatkan karena ketahuan keluarganya dan upaya tersebut dilakukan di dalam kamar,” sebut Nelly.

Upaya bunuh diri yang ketiga kali ini, lanjut Nelly, dilakukan Ahmad saat istrinya sedang berada di Rumah Sakit Trianda Perbaungan, karena menjaga putra mereka, Riki Hamdani yang dirawat di sana.

“Malam hari sebelum kejadian, korban dan anaknya datang ke rumah Kepala Desa Bengabing dengan tujuan meminjam uang untuk menutupi biya perawatan anaknya di RS Trianda,” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil visum, aksi gantung diri itu diperkirakan dilakukan sekira pukul 13.30 Wib setelah Ahmad pulang dari tempat kerjanya di PT Fajar Agung.

“Hal itu sesuai dengan keterangan manajer PT Fajar Agung yang menjelaskan bahwa korban paginya masuk kerja sampai dengan jam 12.00 WIB,” sambungnya.

Berdasarkan hasil visum juga diketahui tidak ada tanda-tanda kekerasan lain di tubuh korban.

“Korban menggantungkan diri di pintu tengah rumahnya dengan cara mengikatkan tali timba ke lehernya, yang mana timba masih ikut tergantung,” beber Nelly.

Pihak keluarga kemudian meminta agar tidak dilakukan autopsi karena sudah pasrah menerima kematian Ahmad dengan membuat pernyataan yang diketahui Kepala Desa Bengabing Asrul Muhadi.

“Jadi, korban diduga nekat gantung diri akibat depresi karena belum memiliki tempat tinggal setelah pensiun dan memikirkan biaya berobat putrnya yang dirawat di RS Trianda,” pungkasnya.(bbs/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/