30 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Kapolsek Delitua Harus Dievaluasi

Mapolsek Delitua.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi pencurian rumah kosong di pemukiman penduduk seputaran Komplek Kejaksaan, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan tanpa ada pengungkapan aparat kepolisian dianggap janggal.

Mencuat pertanyaan, apa yang dilakukan petugas kepolisian dari Polsek Delitua sehingga tak mampu mengungkap maraknya aksi perampokan di sana.

Direktur LBH Medan pun mengaku aneh dengan kinerja Polsek Delitua di mana kawasan Komplek Kejaksaan merupakan wilayah hukumnya. Menurutnya, aneh bila petugas tak sanggup membongkar satu kasus pun.

“Kalau sudah lima kali kejadian kemalingan seputaran komplek itu saja dan tak terungkap, ini kan patut jadi pertanyaan. Jangan-jangan pelaku dibekingi aparat setempat sehingga tak pernah ketangkap. Polisi kan punya intelijennya, harus itu diturunkan lah mencari tahu keberadaan para pelaku,” kata Direktur LBH Kota Medan, Surya Adinata, kepada Sumut Pos, Senin (3/7).

Menurutnya, bila lokasi kejadian masih seputaran kawasan tersebut pelakunya pun, kata Surya, sudah pasti orang-orangnya di situ saja. Dia menyayangkan sikap Polsek Delitua seakan anggap enteng untuk mengungkap perampokan-perampokan yang terjadi di sana.

“Jadi dikemanakan laporan masyarakat itu, didiamkan gitu saja. Tidak mungkin polisi tidak mampu mengungkapnya. Artinya kan daerah Komplek Kejaksaan itu memang daerah rawan, turunkanlah personel berjaga di sana, kan memang itu tugas aparat kepolisian menjaga dan mengamankan,” sebutnya.

Dia mengingatkan kepada Kapolrestabes Medan, Kombes Sandi Nugroho untuk menegur bawahannya, Kapolsek Delitua yang dijabat Kompol Wira. Menurutnya, perlu ada evaluasi kenapa laporan masyarakat soal pencurian rumahnya tak terungkap. “Perlu itu dilakukan evaluasi. Kalau memang tak mampu masih banyak perwira-perwira polisi lainnya yang lebih kompeten untuk diberian tugas dan tanggungjawab sebagai Kapolsek Delitua,” kata Surya.

Menurutnya, belum terungkap sejumlah kasus kemalingan rumah di kawasan Komplek Kejaksaan telah mencoreng nama baik polri itu sendiri. “Kenapa, ya masa polisi kalah penjahat. Masa tidak tertangkap juga pelakunya. Jadi apa kerjanya, atensikan dong jangan sekadar janji kosong,” tegas Surya.

Diketahui sebelumnya, Kasus pembobolan rumah kosong di kawasan perumahan Komplek Kejaksaan, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan kembali terjadi. Tak tanggung, di hari pertama lebaran, Minggu (25/6), sebuah rumah dibobol maling saat ditinggal penghuninya. Kemudian berlanjut, Masjid Nurussalam.

Hal ini menambah catatan panjang kasus pembobolan rumah di kawasan pemukiman itu. Sebelum-sebelumnya, bahkan penghuni rumah sempat disandera oleh pelaku yang diduga menggunakan pistol. Beruntung, tak ada korban jiwa dari tiap peristiwa pembobolan yang belum berhasil diungkap aparat kepolisian ini.

Informasi dihimpun, sebuah rumah yang ditinggal penghuni saat lebaran berada di Jalan Stela 1 milik Ruli. Sejumlah perhiasan, peralatan elektronik raib dibawa kabur maling yang masuk dengan merusak jeruji besi jendela. Kemudian kejadian serupa berulang. Kali ini, maling membobol Masjid Nurussalam di Jalan Bunga Stela, tak jauh dari lokasi pertama Rabu (28/6) lalu.

Mapolsek Delitua.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi pencurian rumah kosong di pemukiman penduduk seputaran Komplek Kejaksaan, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan tanpa ada pengungkapan aparat kepolisian dianggap janggal.

Mencuat pertanyaan, apa yang dilakukan petugas kepolisian dari Polsek Delitua sehingga tak mampu mengungkap maraknya aksi perampokan di sana.

Direktur LBH Medan pun mengaku aneh dengan kinerja Polsek Delitua di mana kawasan Komplek Kejaksaan merupakan wilayah hukumnya. Menurutnya, aneh bila petugas tak sanggup membongkar satu kasus pun.

“Kalau sudah lima kali kejadian kemalingan seputaran komplek itu saja dan tak terungkap, ini kan patut jadi pertanyaan. Jangan-jangan pelaku dibekingi aparat setempat sehingga tak pernah ketangkap. Polisi kan punya intelijennya, harus itu diturunkan lah mencari tahu keberadaan para pelaku,” kata Direktur LBH Kota Medan, Surya Adinata, kepada Sumut Pos, Senin (3/7).

Menurutnya, bila lokasi kejadian masih seputaran kawasan tersebut pelakunya pun, kata Surya, sudah pasti orang-orangnya di situ saja. Dia menyayangkan sikap Polsek Delitua seakan anggap enteng untuk mengungkap perampokan-perampokan yang terjadi di sana.

“Jadi dikemanakan laporan masyarakat itu, didiamkan gitu saja. Tidak mungkin polisi tidak mampu mengungkapnya. Artinya kan daerah Komplek Kejaksaan itu memang daerah rawan, turunkanlah personel berjaga di sana, kan memang itu tugas aparat kepolisian menjaga dan mengamankan,” sebutnya.

Dia mengingatkan kepada Kapolrestabes Medan, Kombes Sandi Nugroho untuk menegur bawahannya, Kapolsek Delitua yang dijabat Kompol Wira. Menurutnya, perlu ada evaluasi kenapa laporan masyarakat soal pencurian rumahnya tak terungkap. “Perlu itu dilakukan evaluasi. Kalau memang tak mampu masih banyak perwira-perwira polisi lainnya yang lebih kompeten untuk diberian tugas dan tanggungjawab sebagai Kapolsek Delitua,” kata Surya.

Menurutnya, belum terungkap sejumlah kasus kemalingan rumah di kawasan Komplek Kejaksaan telah mencoreng nama baik polri itu sendiri. “Kenapa, ya masa polisi kalah penjahat. Masa tidak tertangkap juga pelakunya. Jadi apa kerjanya, atensikan dong jangan sekadar janji kosong,” tegas Surya.

Diketahui sebelumnya, Kasus pembobolan rumah kosong di kawasan perumahan Komplek Kejaksaan, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan kembali terjadi. Tak tanggung, di hari pertama lebaran, Minggu (25/6), sebuah rumah dibobol maling saat ditinggal penghuninya. Kemudian berlanjut, Masjid Nurussalam.

Hal ini menambah catatan panjang kasus pembobolan rumah di kawasan pemukiman itu. Sebelum-sebelumnya, bahkan penghuni rumah sempat disandera oleh pelaku yang diduga menggunakan pistol. Beruntung, tak ada korban jiwa dari tiap peristiwa pembobolan yang belum berhasil diungkap aparat kepolisian ini.

Informasi dihimpun, sebuah rumah yang ditinggal penghuni saat lebaran berada di Jalan Stela 1 milik Ruli. Sejumlah perhiasan, peralatan elektronik raib dibawa kabur maling yang masuk dengan merusak jeruji besi jendela. Kemudian kejadian serupa berulang. Kali ini, maling membobol Masjid Nurussalam di Jalan Bunga Stela, tak jauh dari lokasi pertama Rabu (28/6) lalu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/