26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ketua PN dan 2 Hakim Diperiksa, Kematian Hakim Jamaluddin Masih Misteri

RINGSEK: Mobil Land Cruiser Prado yang ditemukan warga di jurang kebun sawit, Desa Namo Rindang, Kutalimbaru, Jumat (29/11). Didalam mobil ini ditemukan jasad Hakim PN Medan, Jamaluddin. idris/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus kematian Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin SH MH, yang diduga kuat dibunuh, belum menemukan titik terang. Meski sebelumnya disebut pelakunya orang dekat, namun hingga kini belum terungkap jelas.

SEJAUH ini, sudah 18 saksi yang dimintai keterangannya. Dari 18 saksi itu, setidaknya 8 orang dari PN Medan ikut diperiksa sebagai saksi, Selasa (3/12). Termasuk di antaranya, Ketua PN Medan Sutio Jumagi Akhirno, Kepala Panitera Marten Teny Pietersz, Kepala Urusan PN Medan, Arif Karo-karo, Staf Ketua PN Medan, Larasati. Serta dua orang Hakim PN Medan, Dominggus Silaban dan Morgan Simanjuntak.

“Ada ketua pengadilan, kepala panitera, Arif Karo-karo itu Kaur Umum, staf panitera Larasati, Hakim Morgan dan Dominggus. Jadi itu ada 7 orang yang diperiksa Polrestabes dan 1 orang asisten Jamaluddin, Cut diperiksa Polda,” kata Humas PN Medan, Erintuah Damanik.

Ia menjelaskan, pemeriksaan terkait apa yang diketahui terkait kejadiann

kematian Jamaluddin yang diduga dibunuh. “Jadi pemeriksaan itu nanya-nanya yang kami ketahui sebelum kejadian. Kita enggak tahu gimana perkembangan, soalnya kita belum mendapat pemberitahuan. Cuma semalam ada tertunda rencana polisi mau memeriksa satpam,” jelasnya.

Lebih lanjut, Erintuah menjelaskan, polisi telah memeriksa ruangan kerja Jamaluddin.” Ruangan kerja juga sudah dipriksa kemarin ada polisi masuk untuk melihat,” katanya.

Terakhir, Erintuah menerangkan, bahwa Cut dipanggil secara resmi oleh Kasubdit Reskrim Polda Sumut.

“Tadi malam kebetulan salah satu staf asisten dari beliau, dia dipanggil oleh pihak kepolisan untuk ditanya tanya seputar keseharian pak Jamal. Tadi pagi saya ketemu dengan yang bersangkutan katanya dia sudah diperiksa dipanggil secara resmi oleh pihak kepolisian,” pungkasnya.

Terpisah, Kasubbid Penmas Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengakui, sejauh ini sudah 18 saksi yang dimintai keterangannya. Akan tetapi, siapa saja saksi yang telah diperiksa penyidik tak disampaikan secara rinci. “Sampai hari ini (kemarin) kita memeriksa 18 orang saksi. Mereka yang diperiksa kemungkinan dari rekan-rekan kerja, tetangga korban, dan warga di sekitar kejadian penemuan mayat korban,” ungkap MP Nainggolan, Selasa (3/12).

Ia menyatakan, jumlah saksi yang diperiksa memungkinkan akan terus bertambah untuk mengungkap kasus dugaan pembunuhan ini. Sebab, keterangan para saksi yang diperiksa ini sangat dibutuhkan untuk bahan penyidikan. “18 saksi bisa berkembang, kita mencari keterangan saksi sebanyak-banyaknya agar peristiwa ini bisa jelas dan terang benderang. Kemudian, nantinya akan dilakukan gelar perkara,” katanya.

Menurut MP Nainggolan, tidak tertutup kemungkinan pelaku dugaan pembunuhan tersebut orang dekat korban. “Dugaan orang dekat bisa saja semua terjadi, tapi kita harus bicara hasil penyelidikan dan pengolahan TKP yang dilakukan tim,” ucap dia.

Terkait hasil autopsi jenazah korban, sambung dia, nantinya akan diserahkan pihak Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan kepada penyidik yang menangani kasusnya. “Memang secara fisik bila dilihat terdapat luka di bagian leher korban. Jadi, dugaan sementara begitu (diduga akibat dibunuh). Akan tetapi real-nya nanti hasil dari penyelidikan barang bukti dan keterangan saksi-saksi yang menentukan,” pungkasnya.

Senada disampaikan Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto. “Saksi sudah 18 orang,” ujarnya ketika diwawancarai di kantornya, Selasa sore.

Namun, disinggung siapa saja saksi yang sudah diperiksa, Dadang enggan membeberkannya. “Nanti ya, kalau ada perkembangan kami sampaikan. Sebab, tim yang dibentuk dari Polrestabes Medan dan Polda Sumut. Jadi, bila nanti sudah utuh maka disampaikan,” katanya.

Ditanya bagaimana perkembangan terakhir kasus tersebut, Dadang mengaku masih sama seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto. “Mohon sabar ya, tim sedang bekerja,” tukas dia. (man/ris)

RINGSEK: Mobil Land Cruiser Prado yang ditemukan warga di jurang kebun sawit, Desa Namo Rindang, Kutalimbaru, Jumat (29/11). Didalam mobil ini ditemukan jasad Hakim PN Medan, Jamaluddin. idris/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus kematian Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin SH MH, yang diduga kuat dibunuh, belum menemukan titik terang. Meski sebelumnya disebut pelakunya orang dekat, namun hingga kini belum terungkap jelas.

SEJAUH ini, sudah 18 saksi yang dimintai keterangannya. Dari 18 saksi itu, setidaknya 8 orang dari PN Medan ikut diperiksa sebagai saksi, Selasa (3/12). Termasuk di antaranya, Ketua PN Medan Sutio Jumagi Akhirno, Kepala Panitera Marten Teny Pietersz, Kepala Urusan PN Medan, Arif Karo-karo, Staf Ketua PN Medan, Larasati. Serta dua orang Hakim PN Medan, Dominggus Silaban dan Morgan Simanjuntak.

“Ada ketua pengadilan, kepala panitera, Arif Karo-karo itu Kaur Umum, staf panitera Larasati, Hakim Morgan dan Dominggus. Jadi itu ada 7 orang yang diperiksa Polrestabes dan 1 orang asisten Jamaluddin, Cut diperiksa Polda,” kata Humas PN Medan, Erintuah Damanik.

Ia menjelaskan, pemeriksaan terkait apa yang diketahui terkait kejadiann

kematian Jamaluddin yang diduga dibunuh. “Jadi pemeriksaan itu nanya-nanya yang kami ketahui sebelum kejadian. Kita enggak tahu gimana perkembangan, soalnya kita belum mendapat pemberitahuan. Cuma semalam ada tertunda rencana polisi mau memeriksa satpam,” jelasnya.

Lebih lanjut, Erintuah menjelaskan, polisi telah memeriksa ruangan kerja Jamaluddin.” Ruangan kerja juga sudah dipriksa kemarin ada polisi masuk untuk melihat,” katanya.

Terakhir, Erintuah menerangkan, bahwa Cut dipanggil secara resmi oleh Kasubdit Reskrim Polda Sumut.

“Tadi malam kebetulan salah satu staf asisten dari beliau, dia dipanggil oleh pihak kepolisan untuk ditanya tanya seputar keseharian pak Jamal. Tadi pagi saya ketemu dengan yang bersangkutan katanya dia sudah diperiksa dipanggil secara resmi oleh pihak kepolisian,” pungkasnya.

Terpisah, Kasubbid Penmas Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengakui, sejauh ini sudah 18 saksi yang dimintai keterangannya. Akan tetapi, siapa saja saksi yang telah diperiksa penyidik tak disampaikan secara rinci. “Sampai hari ini (kemarin) kita memeriksa 18 orang saksi. Mereka yang diperiksa kemungkinan dari rekan-rekan kerja, tetangga korban, dan warga di sekitar kejadian penemuan mayat korban,” ungkap MP Nainggolan, Selasa (3/12).

Ia menyatakan, jumlah saksi yang diperiksa memungkinkan akan terus bertambah untuk mengungkap kasus dugaan pembunuhan ini. Sebab, keterangan para saksi yang diperiksa ini sangat dibutuhkan untuk bahan penyidikan. “18 saksi bisa berkembang, kita mencari keterangan saksi sebanyak-banyaknya agar peristiwa ini bisa jelas dan terang benderang. Kemudian, nantinya akan dilakukan gelar perkara,” katanya.

Menurut MP Nainggolan, tidak tertutup kemungkinan pelaku dugaan pembunuhan tersebut orang dekat korban. “Dugaan orang dekat bisa saja semua terjadi, tapi kita harus bicara hasil penyelidikan dan pengolahan TKP yang dilakukan tim,” ucap dia.

Terkait hasil autopsi jenazah korban, sambung dia, nantinya akan diserahkan pihak Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan kepada penyidik yang menangani kasusnya. “Memang secara fisik bila dilihat terdapat luka di bagian leher korban. Jadi, dugaan sementara begitu (diduga akibat dibunuh). Akan tetapi real-nya nanti hasil dari penyelidikan barang bukti dan keterangan saksi-saksi yang menentukan,” pungkasnya.

Senada disampaikan Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto. “Saksi sudah 18 orang,” ujarnya ketika diwawancarai di kantornya, Selasa sore.

Namun, disinggung siapa saja saksi yang sudah diperiksa, Dadang enggan membeberkannya. “Nanti ya, kalau ada perkembangan kami sampaikan. Sebab, tim yang dibentuk dari Polrestabes Medan dan Polda Sumut. Jadi, bila nanti sudah utuh maka disampaikan,” katanya.

Ditanya bagaimana perkembangan terakhir kasus tersebut, Dadang mengaku masih sama seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto. “Mohon sabar ya, tim sedang bekerja,” tukas dia. (man/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/