30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Anak Ribut, Suami Sakaw Bogem Istri… Bukkk…!

Foto: Fachril/PM Santi bersama adik iparnya, Rere membuat laporan ke Polsek Medan Labuhan, Minggu (4/9/2016)
Foto: Fachril/PM
Santi bersama adik iparnya, Rere membuat laporan ke Polsek Medan Labuhan, Minggu (4/9/2016)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Bak harimau yang dibangunkan dari tidur, M Fahri menjelma menjadi raja hutan itu lalu membogem istrinya, Santi. Prilaku di luar kebiasaan itu ditengarai akibat dia lagi sakaw sabu-sabu alias lowbet. Buntutnya, lelaki 33 tahun tersebut diseret perempuan yang telah memberinya dua anak tersebut dan adik kandungnya sendiri ke penjara. Ckckckckck…
Ceritanya, Minggu (4/9) kemarin, M Fahri sedang tidur siang di kamar. Sedang tertidur lelap karena lowbet berat, dia terusik lantaran kedua anaknya berkelahi di teras rumah yang mereka tempati di Jalan Aluminium Raya, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli. Lantas, Fahri menyuruh istrinya untuk menegur dua buah hatinya tersebut agar supaya tidak ribut.

Menerima perintah sang suami, Santi menegur anak mereka yang berkelahi. Tapi, Fahri yang merasa istrinya tak bisa menenangkan kedua anaknya hingga membuat tidurnya terganggu, langsung bangun dan memarahi perempuan 31 tahun itu.

Ketepak!! Dalam keadaan sakaw, Fahri langsung membogem Santi hingga wajah perempuan itu memar di bagian mata kiri. Dalam keadaan sakit, Santi memberitahukan penganiayaan yang dialaminya itu kepada mertuanya yang tinggal tak jauh dari rumah mereka.

“Tadi suamiku lagi tidur, mungkin tadi malam habis make (konsumsi sabu-sabu), makanya tadi dia marah langsung pukul saya,” kata Santi dengan mata berkaca-kaca.

Keluarga suami yang menerima pengaduan tersebut, menyarankan Santi untuk melaporkan kejadian itu ke kantor polisi. Dengan ditemani adik iparnya, Rere, kasus KDRT itu pun langsung dilaporkan ke Polsek Medan Labuhan.

Menurut pengakuan Santi, dia sudah cukup tabah menghadapi sikap suaminya yang selalu kasar kepadanya. “Saya selama ini sabar saja dengan dia (M Fahri), memang dia tak pernah mukul, cuma kasar saja. Baru tadilah saya dipukulnya,” ungkap Santi.

Selama ini, Santi sudah mengetahui bahwa M Fahri sebagai pecandu narkoba, hingga seriang berdampak akal sehatnya hilang. Hanya saja, lagi-lagi perempuan itu mengatakan dia masih bersabar melihat tingkah suaminya yang sering kasar.

“Kalau habis make, pasti dia sering marah-marah. Saya sabar karena memikirkan anak-anak,” kata Santi dengan kondisi mata yang memar.

Disinggung tak takutkah suaminya di penjara, Santi mengaku laporan yang dilakukannya setelah adanya pembicaraan dengan keluarga suaminya. “Saya tak tahu lagi mau bagaimana, karena saya tak tahan juga kadang melihat tingkahnya. Karena keluarga suami saya yang menyarankan buat laporan, makanya saya melapor,” beber ibu anak dua itu.

Ternyata, M Fahri sudah mengenal sabu-sabu sejak duduk di bangku SMP. Tetapi, tak ada satupun keluarga mengetahui prilaku tersebut. Nah, terbongkarnya Fahri ketergantungan narkoba, sejak dia menikah dengan Santi dan telah dikaruniai dua orang anak. Saat itu, keluarga melihat sikapnya suka marah dan mau mencuri barang-barang di bengkel milik ayah kandungnya tempatnya bekerja.

Dari situlah, Fahri dibawa ke BNNP Sumut untuk direhab. Dilandasi kemauan keluarga, dia pun dikirim ke Bogor untuk menjalani rehabilitasi. “Kami tahunya dia make dari SMP, pas pengakuan dia di BNN. Jadi abang saya itu sudah setahun lebih direhab. Tapi, tidak ada perubahan juga selama dua tahun ini keluar dari rehab,” imbuh Rere, adik kandung Fahri, di kantor polisi mendampingi kakak iparnya tersebut.

Rere menjelaskan, selama abangnya itu pulang dari rehab, keluarga berharap prilaku abangnya bisa berubah. Tapi malah semakin menjadi-jadi. “Kami keluarga memang sudah tak tahan lagi, semua barang banyak yang dijualnya. Mungkin, karena faktor lingkungan tempat tinggal kami,” katanya.

Dia masih berharap abangnya itu bisa jera dan berubah setelah dilaporkan ke polisi. “Kami sudah tak tahan lagi dengan tingkahnya, tadi sudah berunding dengan keluarga, makanya kami laporkan,” kata Rere.

Sementara, Wakapolsek Medan Labuhan, AKP TL Tambunan yang dikonfirmasi mengatakan, dia belum mengetahui laporan soal tersebut. “Nanti saya cek, yang jelas tetap kita porses,” kata Tambunan. (ril/yaa)

Foto: Fachril/PM Santi bersama adik iparnya, Rere membuat laporan ke Polsek Medan Labuhan, Minggu (4/9/2016)
Foto: Fachril/PM
Santi bersama adik iparnya, Rere membuat laporan ke Polsek Medan Labuhan, Minggu (4/9/2016)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Bak harimau yang dibangunkan dari tidur, M Fahri menjelma menjadi raja hutan itu lalu membogem istrinya, Santi. Prilaku di luar kebiasaan itu ditengarai akibat dia lagi sakaw sabu-sabu alias lowbet. Buntutnya, lelaki 33 tahun tersebut diseret perempuan yang telah memberinya dua anak tersebut dan adik kandungnya sendiri ke penjara. Ckckckckck…
Ceritanya, Minggu (4/9) kemarin, M Fahri sedang tidur siang di kamar. Sedang tertidur lelap karena lowbet berat, dia terusik lantaran kedua anaknya berkelahi di teras rumah yang mereka tempati di Jalan Aluminium Raya, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli. Lantas, Fahri menyuruh istrinya untuk menegur dua buah hatinya tersebut agar supaya tidak ribut.

Menerima perintah sang suami, Santi menegur anak mereka yang berkelahi. Tapi, Fahri yang merasa istrinya tak bisa menenangkan kedua anaknya hingga membuat tidurnya terganggu, langsung bangun dan memarahi perempuan 31 tahun itu.

Ketepak!! Dalam keadaan sakaw, Fahri langsung membogem Santi hingga wajah perempuan itu memar di bagian mata kiri. Dalam keadaan sakit, Santi memberitahukan penganiayaan yang dialaminya itu kepada mertuanya yang tinggal tak jauh dari rumah mereka.

“Tadi suamiku lagi tidur, mungkin tadi malam habis make (konsumsi sabu-sabu), makanya tadi dia marah langsung pukul saya,” kata Santi dengan mata berkaca-kaca.

Keluarga suami yang menerima pengaduan tersebut, menyarankan Santi untuk melaporkan kejadian itu ke kantor polisi. Dengan ditemani adik iparnya, Rere, kasus KDRT itu pun langsung dilaporkan ke Polsek Medan Labuhan.

Menurut pengakuan Santi, dia sudah cukup tabah menghadapi sikap suaminya yang selalu kasar kepadanya. “Saya selama ini sabar saja dengan dia (M Fahri), memang dia tak pernah mukul, cuma kasar saja. Baru tadilah saya dipukulnya,” ungkap Santi.

Selama ini, Santi sudah mengetahui bahwa M Fahri sebagai pecandu narkoba, hingga seriang berdampak akal sehatnya hilang. Hanya saja, lagi-lagi perempuan itu mengatakan dia masih bersabar melihat tingkah suaminya yang sering kasar.

“Kalau habis make, pasti dia sering marah-marah. Saya sabar karena memikirkan anak-anak,” kata Santi dengan kondisi mata yang memar.

Disinggung tak takutkah suaminya di penjara, Santi mengaku laporan yang dilakukannya setelah adanya pembicaraan dengan keluarga suaminya. “Saya tak tahu lagi mau bagaimana, karena saya tak tahan juga kadang melihat tingkahnya. Karena keluarga suami saya yang menyarankan buat laporan, makanya saya melapor,” beber ibu anak dua itu.

Ternyata, M Fahri sudah mengenal sabu-sabu sejak duduk di bangku SMP. Tetapi, tak ada satupun keluarga mengetahui prilaku tersebut. Nah, terbongkarnya Fahri ketergantungan narkoba, sejak dia menikah dengan Santi dan telah dikaruniai dua orang anak. Saat itu, keluarga melihat sikapnya suka marah dan mau mencuri barang-barang di bengkel milik ayah kandungnya tempatnya bekerja.

Dari situlah, Fahri dibawa ke BNNP Sumut untuk direhab. Dilandasi kemauan keluarga, dia pun dikirim ke Bogor untuk menjalani rehabilitasi. “Kami tahunya dia make dari SMP, pas pengakuan dia di BNN. Jadi abang saya itu sudah setahun lebih direhab. Tapi, tidak ada perubahan juga selama dua tahun ini keluar dari rehab,” imbuh Rere, adik kandung Fahri, di kantor polisi mendampingi kakak iparnya tersebut.

Rere menjelaskan, selama abangnya itu pulang dari rehab, keluarga berharap prilaku abangnya bisa berubah. Tapi malah semakin menjadi-jadi. “Kami keluarga memang sudah tak tahan lagi, semua barang banyak yang dijualnya. Mungkin, karena faktor lingkungan tempat tinggal kami,” katanya.

Dia masih berharap abangnya itu bisa jera dan berubah setelah dilaporkan ke polisi. “Kami sudah tak tahan lagi dengan tingkahnya, tadi sudah berunding dengan keluarga, makanya kami laporkan,” kata Rere.

Sementara, Wakapolsek Medan Labuhan, AKP TL Tambunan yang dikonfirmasi mengatakan, dia belum mengetahui laporan soal tersebut. “Nanti saya cek, yang jelas tetap kita porses,” kata Tambunan. (ril/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/