MEDAN, SUMUTPOS.CO – Narkoba asal Malaysia seolah tak ada habisnya ‘membanjiri’ tanah air. Baru-baru ini 10.000 butir ekstasi merk LV asal negeri jiran ini kembali masuk tanpa terlacak. Bahkan, 7500 butir diantaranya telah beredar di Jakarta. sisanya sebanyak 2500 butir lagi gagal beredar di Medan. Selain mengamankan barang bukti, polisi juga berhasil menangkap seorang kurir bernama Muliya Syahputra (28).
Direktur Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Toga Habinsaran Panjaitan, Selasa (4/11) mengatakan, pelaku dan barang bukti diamankan dari kawasan Jalan Gagak Hitam, Kec. Medan Sunggal, Senin (3/11) sekira pukul 14.00 WIB. Pil ‘setan’ itu lanjut Toga dikendalikan oleh bandar besar asal Aceh berinisial Win.
“Saat itu kita melakukan penangkapan di Hotel Grand Jamee di Jl. Gagak Hitam Sunggal. Dari situ, kita mengetahui kalau barang haram tersebut telah beredar di Jakarta sebanyak 7.500 butir. Dan 2500 lagi mau diedarkan ke Sumut,” ungkapnya.
Toga memaparkan, penangkapan itu dilakukan pihaknya dengan trik penyamaran. “Kalau untuk satu butir pil ektasi ini, pengakuan tersangka dijual seharga Rp150 ribu. Namun, kita masih menelusuri kebenaran seluruh keterangan tersangka. Dan saat ini, kita tidak tahu dari mana barang itu masuknya. Makanya, kita masih melakukan pengembangan,” lanjut Toga.
Sementara itu, tersangka Mulyadi mengaku mendapat 2500 butir pil ekstasi itu dari Win di kawasan Pondok Gede Jakarta. Untuk mengantarkan barang bukti itu dirinya dijanjikan upah Rp10 juta.
“Untuk melakukan transaksi ini, saya terus dikendalikan via telepon oleh Win, untuk bertemu dengan penerima 2500 butir pil ekstasi itu,” ucapnya. Kemudian, bebernya, dari Jakarta menuju Medan tersebut dirinya menaiki angkutan bus Putra pelangi. “Aku dari Jakarta naik bus Putra Pelangi. Begitu sampai di Medan, pada Minggu (2/11) malam, aku menunggu di depan hotel. Ini kali pertama aku ikut bisnis ini,” ungkap pria yang mengaku berprofesi sebagai mekanik mobil di Jakarta itu.
Tersangka yang tinggal di Simpang Keramat Dusun Paduka Tuan, Kecamatan Kota Makmur, Kabupaten Aceh Utara itu mengaku tergiur dengan upah yang ditawarkan Win.
“Uangnya belum kuterima. Cuma ongkos dan biaya penginapan aku dikasi waktu mau berangkat ke Medan,” tandasnya. Mengingat barang haram tersebut dibawa melalui Bus Putra Pelangi, Toga mengaku pihaknya akan meningkatkan razia ke terminal-terminal. Namun ia tidak menjelaskan waktu razia ke terminal-terminal itu dengan alasan keberhasilan penyelidikan. Begitu juga untuk terminal yang dicurigai dan menjadi target operasi.
“Untuk tempat hiburan malam, juga akan kita tingkatkan razia. Namun, untuk waktu dan tempatnya, kita rahasiakan,” tandasnya. (ind/deo)